Kyat – Mata Uang Myanmar dan Sejarah Penggunaannya

Gambar mata uang Myanmar, Kyat

Mata uang Myanmar adalah Kyat dengan kode internasional MMK yang diterbitkan Bank Sentral Myanmar. Biasanya Kyat hanya ditulis dengan simbol K dan ditempatkan sebelum nilai nominal mata uangnya. Misalnya, harga sebuah koper adalah K500.

Kyat Myanmar terdiri dari dua jenis, yaitu uang kertas dan koin. Denominasi uang kertas Myanmar adalah K0,5, K1, K5, K10, K20, K50, K100, K200, K500, K1000, K5000, K10.000. Sementara denominasi uang koin Myanmar adalah K1, K5, K10, K50, dan K100.

Sejarah mata uang Myanmar

Hingga saat ini, ada tiga versi Kyat Myanmar yang pernah diterbitkan. Versi pertama diterbitkan pada tahun 1852 hingga 1889.

Versi kedua diterbitkan pada tahun 1943 hingga 1945. Sementara versi ketiga diterbitkan pada tahun 1952 hingga saat ini. Dengan demikian, sejarah mata uang Kyat Myanmar bisa dibagi menjadi tiga versi dalam tiga periode yang berbeda.

Versi pertama (1852 – 1889)

Kyat Myanmar versi pertama merupakan denominasi dari koin perak dan emas yang digunakan di Myanmar hingga tahun 1889.

Setiap satuan Kyat versi pertama ini terbagi menjadi 20 pe. Setiap pe dibagi lagi menjadi 4 pya dengan mu dan mat masing-masing senilai 2 dan 4 pe.

Jika dihitung secara nominal, nilai 1 kyat emas setara dengan 16 kyat perak. Versi pertama ini hanya berupa uang koin. Tidak ada uang kertas yang dicetak pada periode ini.

Penggunaan Rupee Myanmar

Antara Kyat versi pertama dan kedua, Myanmar sempat memakai mata uang Rupee yang juga dikenal sebagai Rupee Myanmar.

Mata uang ini digunakan saat Myanmar diduduki Britania Raya di tahun 1824 hingga 1942 dan tahun 1945 sampai 1948.

Versi kedua (1943 – 1945)

Versi kedua dari Kyat mulai diterbitkan pada tahun 1943 ketika Myanmar masih dijajah Jepang. Versi kedua ini terbit hingga tahun 1945 dalam bentuk uang kertas yang dibagi menjadi 100 sen setiap satuannya. Mulai tahun 1944, uang kertas dicetak dalam denominasi 1, 5, 10, dan 100 Kyat.

Setelah tahun 1945 atau setelah Perang Dunia II berakhir, mata uang versi kedua yang dicetak pada masa pendudukan Jepang tersebut dinyatakan tidak berharga. Myanmar kembali menggunakan uang koin dan uang kertas dari India.

Setelah Myanmar merdeka pada tahun 1948, mereka memperkenalkan mata uang Rupee sendiri yang terdiri dari uang kertas dan koin.

Setiap rupee terbagi menjadi 16 pe (satuan yang sama dengan anna India), setiap pe di 4 pya (satuan yang sama dengan pice India).

Versi ketiga (1952 – sekarang)

Mata uang Kyat Myanmar versi ketiga mulai diperkenalkan pada tahun 1952. Pada saat itu, Union Bank membentuk sebuah dewan mata uang yang bertugas untuk mengambil alih peran dalam menerbitkan mata uang Kyat.

Salah satu perubahan penting yang dilakukan dewan mata uang ini adalah pengenalan sistem desimal dalam mata uang Kyat. Sistem desimal ini masih digunakan hingga sekarang yang membagi Kyat menjadi 100 pya.

Mulai tahun 1958, Union Bank of Burma mengeluarkan uang kertas dalam denominasi 1, 5, 10, dan 100 kyat. Setelah itu, 20 dan 50 catatan Kyat mulai diperkenalkan.

Pada 1965, pencetakan uang kertas mulai dilakukan Bank Rakyat. Setelah tahun 1972, peran menerbitkan catatan dibebankan kepada Union of Burma Bank dengan Security Printing Works yang bertugas mencetak catatan.

Pada 1985, catatan 75 kyat diperkenalkan. Satu tahun kemudian, pada tahun 1986, catatan 15 dan 35 kyat diperkenalkan. Secara bertahap pada tahun 1987, catatan 90 dan 45 kyat juga diperkenalkan.

Ketika nama negara ini berubah dari Burma ke Myanmar pada tahun 1989, penyesuaian-penyesuaian pada mata uang Kyat pun mulai dilakukan.

Sejarah uang koin Myanmar

Uang koin Kyat Myanmar pertama diperkenalkan pada tahun 1852. Pada mulanya, koin tersebut hanya menggunakan bahan dasar perak.

Kemudian berkembang menggunakan bahan emas, timah, tembaga, kuningan, timah dan besi untuk mencetak uang koin.

Setelah beberapa penyesuaian dalam berbagai periode, kini uang koin yang digunakan di Myanmar ada dalam denominasi 5, 10, 50, dan 100 kyat.

Fakta menarik mata uang Myanmar

Berikut ini beberapa fakta menarik tentang mata uang Myanmar yang menarik untuk diketahui.

1. Kalah populer dari Bath Thailand

Nilai Kyat Myanmar tidak stabil, terutama karena sering terjadi kudeta militer di negara ini. Tak heran jika banyak pelancong, pendatang dari luar negeri, dan pedagang yang lebih memilih mata uang Bath Thailand untuk melakukan transaksi saat berada di Myanmar.

Pasalnya, Baht Thailand dinilai lebih stabil dan nilainya tidak fluktuatif dibandingkan Kyat Myanmar. Tidak hanya di Myanmar, mata uang Bath Thailand lebih populer digunakan di Laos dan Kamboja. Mengalahkan mata uang Kip Laos dan Riel Kamboja.  

2. Pernah ditarik secara besar-besaran

Pada awal tahun 2021 lalu atau pasca kudeta yang terjadi di Myanmar, perekonomian negara tersebut mengalami kekacauaun.

Beredar desas-desus yang menyebutkan bahwa cadangan uang Kyat menipis setelah terjadinya kudeta. Hal ini diperparah dengan boikot yang dilakukan para karyawan bank.

Akibatnya, masyarakat Myanmar menarik besar-besaran uang mereka yang berada di bank. Akhirnya, pihak bank terpaksa membatasi jumlah orang yang melakukan penarikan dalam satu hari dengan nominal yang juga dibatasi.

Akibat kondisi politik yang tidak stabil, kondisi perekonomian Myanmar pun terdampak. Myanmar dibayang-bayangi kekurangan uang selama waktu yang belum bisa diprediksi.

Itu tadi sejumlah informasi tentang mata uang Myanmar serta sejarahnya. Buat kamu yang mau tahu lebih banyak tentang mata uang ataupun asuransi? Lihat pertanyaan populer seputar topik-topik tersebut di Tanya Lifepal.

Tanya jawab seputar mata uang Myanmar

Myanmar adalah negara Asia Tenggara yang menggunakan mata uang Kyat di dalam negeri.

Saat artikel ini diterbitkan nilai 1 Kyat sama dengan Rp8,71.