7 Tips Mendirikan Usaha Gym yang Laris dan Bertahan Lama
Seiring dengan makin meningkatnya kesadaran akan gaya hidup sehat, gak sedikit fitness gym terdekat kebanjiran member baru. Dalam fenomena ini, apakah bisa ditarik kesimpulan bahwa, mendirikan fitness gym bisa menjadi investasi jangka panjang bagi kita semua?
Lifepal baru saja berbincang dengan Dani Kristanto, pendiri Muscledome Gym, salah satu gym besar di kawasan Bintaro (Sektor Sembilan) yang sudah berdiri sejak tahun 2003 silam. Menurut pria yang dulu mendirikan Klub Ade Rai di Mangga Dua, tantangan awal para pengusaha gym adalah menciptakan pasar usahanya sendiri.
“Dulu, olahraga fitness ini mungkin dipandang sebagai olahraga kelas dua, masyarakat yang fitness itu rata-rata adalah masyarakat dengan status ekonomi menengah ke bawah. Minat fitness itu belum tinggi seperti saat ini,” ujar Dani.
Buat menjalankan usaha ini, penyandang sabuk biru Brazilian Jiujitsu yang juga sering jadi juri kejuaraan binaraga ini sudah banyak belajar dari Ade Rai soal manajemen dan mendirikan gym.
Dan sebagai sebuah gym di Bintaro, Muscledome Gym memang terbilang sukses. Member aktifnya pun sampai saat ini mencapai 250 hingga 300 orang! Dan kalau ditotal dari awal berdiri, sudah ada sekitar 15 ribu orang yang pernah daftar.
Dani sendiri bilang kalau kita membuka usaha di bidang kesehatan seperti gym, maka gak akan pasang-surutnya. Hal itu disebabkan karena, semua orang butuh sehat terlepas dari usianya, tua atau muda. Gak cuma sehat, fitness gym juga menjadi tempat buat banyak orang menjaga penampilan.
Ingin tahu gimana kiat-kiatnya mendirikan fitness gym yang bakal laris di masa depan? Berikut tips dari Dani Kristanto.
1. Harus jatuh cinta sama dunia fitness dulu
Dani blak-blakan mengatakan, bisnis ini memang menguntungkan. Tapi kalau kamu sama sekali gak punya kecintaan di dunia fitness, maka mendirikan fitness gym dijamin sia-sia. Ini adalah bisnis yang berangkat dari passion.
“Misalnya saya adalah atlet basket, maka saya tentu pengin buka sekolah basket untuk bisa mengajar anak-anak yang ingin belajar basket. Nah ini kebetulan saya dari dulu hobinya adalah fitness, makanya saya bercita-cita punya tempat fitness sendiri pada saat itu,” demikian pernyataan Dani.
Selain harus suka dengan olahraganya (fitness), kita sendiri harus bisa membuat banyak orang bisa menikmati manfaat dari usaha yang kita dirikan.
2. Tentukan segmentasi pasar
Siapa kira-kira yang bakal latihan di fitness gym kamu? Apakah itu orang-orang kelas menengah ke bawah, menengah, atau menengah ke atas seperti member-member di Mega Gym.
Dani mengatakan, Muscledome Gym sendiri menyasar pada segmen masyarakat menengah. Biaya membership reguler (tanpa kelas) di gym yang terletak tepat di belakang Anita Salon, Sektor 9, Bintaro itu mulai dari Rp 320 ribu perbulan.
“Selama kita masih bisa memberikan manfaat bagi member-member kita. Mereka bakal merekomendasikan tempat gym kita ke rekan-rekannya,” ujar Dani.
3. Cari tempat minimal 300 meter persegi
Mendirikan fitness gym beda sama mendirikan usaha rumahan seperti warung makan, tempat les, dan sebagainya. Modal mendirikan usaha yang satu ini memang cukup besar, terutama bagi mereka yang belum memiliki tempat usaha dan harus sewa tempat.
Dani mengakui bahwa dalam mendirikan usaha berupa gym, yang terberat adalah sewa tempatnya. Selain itu, tempatnya pun harus besar.
“Kalau saya buat rata-rata, gym yang ideal membutuhkan tempat yang luasnya minimal 300 meter persegi. Seandainya lebih lebar dari itu, ya tentunya lebih bagus,” ucap Dani.
Selain tempat seluas 300 meter persegi, gym juga baiknya didirikan di lingkungan yang nyaman. Hal itu demi kenyamanan member yang mau latihan.
Menyewa ruko seluas itu di Jakarta tentu bukan hal yang murah lho. Harganya bisa di kisaran Rp 150 hingga Rp 300 juta pertahun.
Itu sebabnya, mengapa kalau punya ruko atau tempat sendiri lebih untung. Biaya operasional yang bisa ditekan jumlahnya cukup signifikan.
4. Tentukan spesifikasi alat-alat di fitness gym milikmu
Kualitas alat-alat di gym juga bisa menentukan berapa harga membership yang bakal kamu tetapkan nantinya lho. Harga alat-alat fitness seperti barbel, rack, bench press, dan sebagainya juga sangat beragam.
“Dalam satu gym, total harga alat-alat itu sangat beragam. Ada yang totalnya Rp 100 juta dan ada juga sampai miliaran rupiah. Banyak sekali jenis-jenisnya,” lanjut Dani.
Dani juga menegaskan, gym yang baik adalah yang alatnya cukup lengkap. Dalam artian mereka punya alat yang bisa melatih bagian tubuh mana saja.
Sebut saja, dengan biaya Rp 100 juta kamu membeli paket alat gym. Bukan lantas udah gitu aja lho ya, kamu masih harus mikirin gimana merawat alat-alat tersebut.
Ketika ada kerusakan dalam pemakaian dan lainnya, otomatis kamu bakal keluar biaya yang gak sedikit.
5. Harus punya instruktur gym yang tanggap
Selain alat dan tempat usaha, sebuah fitness gym yang sukses dan diminati tentunya adalah yang dipenuhi dengan trainer atau instruktur profesional. Dani mengatakan bahwa sebisa mungkin gym mempekerjakan orang yang tanggap dalam membantu member.
“Pelatih-pelatih (instruktur) gym harusnya bersifat ringan tangan dalam menolong member yang latihan tanpa harus diminta. Intinya, member harus bisa merasakan hasil yang baik dari gym itu,” ucap Dani.
Instruktur juga harus memahami anatomi tubuh dengan baik. Hal itu disebabkan karena kebutuhan para member cukup beragam, ada yang mau bentuk otot, ada yang mau menurunkan berat badan, dan bahkan ada yang ingin menaikkan berat badan.
Gaji instruktur gym itu sendiri gak sedikit. Akan ada loyalti yang diberikan oleh beberapa pelatih ketika seorang member mengambil paket privat.
Dan terkadang, gak sedikit juga ada instruktur dari luar yang datang membawa klien ke gym. Kalau situasinya seperti itu, harus ada pembagian hasil yang jelas antara gym dan pelatih freelance tersebut.
Ya jelas saja, sebagai pemilik gym tentunya kamu mau member-member di gym kamu latihan sama instruktur yang kamu gaji dong. Kalau latihannya sama instruktur freelance, instrukturmu gak bakal dapat komisi tentunya.
6. Gak sekedar punya fasilitas angkat beban
Sebagai sebuah gym, Muscledome memiliki fasilitas yang gak hanya alat-alat untuk angkat beban saja. Mereka juga memfasilitasi membernya dengan kelas aerobik, zumba, pillates, hingga kelas-kelas beladiri seperti Wushu, Aikido, dan BJJ.
Selain itu, Dani juga mengakui bahwa laba dari gym bukan berasal cuma dari kelas atau fasilitasnya. Sebuah gym juga bisa meraup untung dari penjualan suplemen lho.
So, member pun memiliki banyak pilihan ketika datang ke gym ini. Mulai dari olahraga beban, cardio, hingga beladiri pun ada. Komplit banget deh!
Bulan Ramadan memang bulan penuh berkah, namun di Indonesia masa-masa tersebut terkadang jadi tantangan tersendiri untuk pengusaha fitness gym. “Sebelum bulan puasa datang, terkadang seorang member sudah berhenti latihan. Dan kadang efeknya pun berlanjut satu bulan setelah Ramadan berakhir,” papar Dani. Jangankan pemasukan yang ngepas, terkadang pengusaha gym bisa rugi di bulan tersebut. Ingat lho, pengeluaran yang sifatnya operasional tetap berjalan namun di sisi lain banyak member yang melakukan perpanjangan membership selama sebulan. Kerugian yang dialami bisa 50 persen dari total rata-rata labamu perbulan lho. Menyikapi fenomena ini, ada baiknya juga bagi pengusaha gym untuk melakukan antisipasi di awal. Mungkin caranya dengan memberikan promo diskon membership tiga bulan sebelum Bulan Ramadan tiba. So, kerugian yang kamu terima gak bakal parah-parah amat. Itulah tujuh rahasia sukses mendirikan fitness gym ala Dani Kristanto. Tertarik untuk mencoba? Persiapkan modal yang cukup dulu ya. (Editor: Mahardian Prawira). 7. Perhatikan duit arus kas ketika memasuki Bulan Ramadan