Yasa Singgih, Dari Gagal Jualan Kuliner Hingga Sukses Bangun Men’s Republic

MoneySmart.id

Yasa Paramita Singgih, pemuda kelahiran 23 April 1995 silam sukses membangun bisnis Men’s Republic yang ia rintis sejak masa bangku kuliah. Bahkan berkat bisnisnya, Yasa mampu masuk kedalam daftar 30 anak muda di Asia berusia di bawah 30 tahun yang mampu memberi warna di bisnis e-commerce dan ritel dari Forbes.

“Sekarang saya jalanin satu brand fashion pria namanya Men’s Republic. Fashion pria yang fokusnya di bagian sepatu. Kita sudah jalan masuk tahun ke-5, dan tahun ini kita agak sedikit berubah nama company-nya jadi Republican,” ujar Yasa saat berbincang dengan Moneysmart.id saat acara Milenial Preneur Club.

Memasuki tahun kelima ini, Yasa mengungkapkan, usahanya kembali menambah varian produk yang tidak hanya untuk kaum adam, tapi juga untuk wanita. Memiliki bisnis yang sukses tentu impian para pelaku bisnis, mempunyai customer yang setia, produk yang bagus juga menjadi harapan setiap pengusaha.

Tak Pernah Kerja Kantoran Sejak Lulus Kuliah

“Saya kebetulan belum pernah merasakan kerja kantoran, dari semester awal saya kuliah di Binus University Jakarta. Saya memang awalnya udah punya minat sama dunia wirausaha,” kata Yasa.

Akan tetapi, sejak kuliah itu Yasa menghabiskan masa gagalnya untuk belajar dan menjalani bisnis yang ada. Dengan itu dirinya belajar bagaimana cara membangun sebuah bisnis yang baik dan sustainable.

“Tapi (bisnis) yang sekarang ini adalah bukan yang pertama, setelah tiga, empat kali jatuh bangun, gagal, coba lagi, coba lagi. Kenapa terjun ke sini, karena sudah coba berbagai bisnis sebelumnya udah sempat masuk dulu masuk ke fashion, terus sampai jualan rumah. Terus jualan kuliner, dan terus mencoba sepatu, dan ternyata sepatu ini yang paling hasilnya paling lumayan,” kata Yasa.

Yasa Singgih Selalu Jeli Melihat Peluang Bisnis

Yasa mengatakan, seiring perjalanan dirinya melihat peluang lain disamping produk sepatu untuk pria, kini pun bisnisnya merambah produk sepatu wanita.

“Sekarang melihat ada opportunity, karena setelah empat tahun kita jalan yang produk cowok hasilnya lumayan. Banyak orang tanya kenapa nggak bikin cewek juga,” ungkapnya.

Terkenalnya brand Men’s Republic hingga saat ini tercipta dari jejaring online yang Yasa gunakan sejak pertama memperkenalkan merek usahanya kepada masyarakat.

Yasa menggunakan nama Men’s Republic sebagai nama toko online-nya, dengan pemasarannya melalui blog, Twitter, BBM, dan saat ini melalui kanal You Tube dan instagram.

Pada awal bisnisnya, Yasa hanya menjual sepatu khusus untuk pria. Namun seiring berjalan usahanya Men’s Republic terus mengembangkan varian produknya dengan menjual sepatu, tas, dompet, ikat pinggang hingga aksesoris pria lainnya.

“Kita mungkin agak kebalik sama yang lain, kalau kebanyakan orang itu berawal dari offline terus dia menyesuaikan zaman ke online. kalau kita online dulu dan baru tahun akhir tahun lalu kita masuk offline,” ujar Yasa.

Saat ini pun, Men’s Republic telah menjalankan kerja sama dengan lima outlet di Jabodetabek.

Tantangan Membangun Bisnis

Dalam membangun bisnis tentu ada tantangan maupun halangan yang harus dihadapi dengan baik, agar bisnis yang dijalankan bisa terus sustainable.

Yasa menceritakan, saat membangun bisnis pada masa kuliah persoalan pertama adalah soal manajemen waktu, bagaimana membagi waktu yang tepat untuk kuliah, maupun mengelola bisnis.

“Tantangan internal kayak mengatur waktu kuliah dan usaha, terus juga awalnya modal nggak punya banyak. Jadi ya kita mesti pakai strategi kreatif biar nggak perlu modal banyak,” kata Yasa.

Sedangkan dari sisi bisnis, persoalan yang dihadapi adalah membangun brand kepada masyarakat.

“Semuanya butuh waktu, kita nggak bisa bikin brand enam bulan, satu tahun langsung booming, dan penjualannya tinggi banget. Jadi ada proses mendirikan brand, menciptakan kepercayaan ke customernya,” jelas Yasa.

Sedangkan tantangan dalam memproduksi produk Men’s Republic adalah sumber daya manusia yakni pengrajin sepatu yang mampu membuat sepatu sesuai dengan standar kualitas Men’s Republic.

“Lebih ke mendapatkan pengrajin yang baik untuk produk. Kita sempat berapa kali mengalami trial error. Pindah-pindah itu sudah pasti banget. Dari awal sampai dengan sekarang mungkin kita selalu trial satu perajin terus nggak bagus kita tidak pindah pindah lagi ke yang lain, itu salah satu challenge nya,” ungkap Yasa.

Tips Membangun Bisnis ala Yasa Singgih

1. Keberanian

Salah satu kunci sukses membangun bisnis Men’s Republic menurut Yasa adalah keberanian dalam memulai usaha. Menurutnya orang yang telah memulai dan belum memulai berbisnis perbedaanya hanyalah keberanian.

“Untuk memulai bisnis kuncinya cuma keberanian. Orang yang tidak memulai dan sudah memulai saya perbedaannya hanya di keberanian, dia berani mengambil resiko, tetapi ada yang lebih pilih gue cari aman aja,” jelasnya.

2. Pengetahuan

Akan tetapi, Yasa menegaskan, faktor keberanian saja dalam membangun bisnis tidak cukup, tapi harus lebih memperdalam pengetahuan terkait bisnis yang akan dijalankan.

Sebab, jika tidak maka bisnis yang digeluti bisa hanya seumur jagung. “Mengembangkan bisnis yang namanya berani aja nggak cukup, mungkin lebih banyak orang yang berani buka usaha sampai tiga tahun atau lima tahun banyak harus tutup,” ujar Yasa.

3. Modal Usaha

Dalam membangun bisnis tentu diperlukan modal, meskipun itu hanya sebatas networking. Yasa tak memungkiri bahwa modal menjadi salah satu pondasi penting dalam membangun bisnis. Akan tetapi persoalan modal bisa diatasi dengan baik jika memiliki networking yang luas.

“Yang namanya modal penting, kalau kita nggak punya apa-apa, tapi punya cukup mental, punya networking bagus walaupun punya modal yang kecil bisa begitu jadi gede. Daripada keluar-keluar cari investor lebih baik belajar dulu, kerja dulu nggak ada salahnya, banyak ikut acara-acara seperti ini, baca buku,” pungkasnya.

Editor: Ayyi Achmad Hidayah