Obligasi Perusahaan – Pengertian, Keuntungan, dan Cara Membelinya

obligasi perusahaan

Obligasi perusahaan adalah surat utang yang diterbitkan perusahaan swasta nasional, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). 

Pengertian obligasi yang sering disebut surat utang korporasi ini berdasarkan penjelasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pengertian obligasi ini biasanya dilengkapi dengan jangka menengah-panjang yang dapat dipindahtangankan. 

Surat utang ini berisi janji dari pihak yang menerbitkan (perusahaan ataupun pemerintah) untuk membayar imbalan berupa bunga dalam periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pembeli obligasi (investor) tersebut.

Banyak yang menyebutkan obligasi perusahaan lebih berisiko ketimbang obligasi ritel negara (ORI). Biar gak salah pilih obligasi, yuk simak ulasan lengkap mengenai obligasi korporasi berikut ini.

Alasan korporasi menerbitkan obligasi perusahaan

Penerbitan obligasi adalah salah satu cara mendapatkan pembiayaan melalui utang. Dana ini menjadi salah satu sumber modal utama bagi bisnis korporasi. 

Selain surat utang, ada cara lain mendapatkan tambahan modal, yaitu penerbitan ekuitas (saham), pinjaman bank, dan jalur kredit lain.

Namun, pendanaan dari surat utang lebih banyak dipilih perusahaan ketimbang pinjaman bank. Pasalnya, pada pinjaman bank terdapat bunga yang biasanya jauh lebih tinggi ketimbang obligasi. 

Selain itu, mengambil pinjaman di bank berarti mengembalikan cicilan pokok dan bunga secara berkala.

Sementara obligasi setiap periode tertentu hanya mewajibkan perusahaan membayar kupon (bunga). Untuk pokok, perusahaan wajib membayarnya saat jatuh tempo atau pada akhir masa obligasi.

Obligasi juga lebih disukai ketimbang menerbitkan saham (pembiayaan dari ekuitas). Kenapa obligasi lebih dipilih daripada saham?

Penerbitan saham memerlukan biaya lebih tinggi dibandingkan surat utang. Selain itu, investor obligasi hanya memiliki kupon bunga tanpa hak suara seperti investor saham. 

Itu sebabnya perusahaan lebih leluasa dalam operasional bisnisnya dengan obligasi dibandingkan saham. 

Jika perusahaan sudah melepas saham, berarti harus menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk melakukan ekspansi bisnis atau aksi korporasi lainnya.

Keunggulan obligasi perusahaan

Salah satu keunggulan obligasi perusahaan bagi investor adalah pendapatan tetap dari kupon (bunga) sesuai periode yang telah ditentukan. Kupon atau bunga ini dibayar reguler hingga jatuh tempo pembayaran pokok.

Tingkat bunga yang bakal diterima investor tentunya lebih tinggi dibandingkan deposito. Itu sebabnya obligasi adalah salah satu pilihan tepat untuk berinvestasi dengan imbal hasil tetap (fixed income) daripada deposito.

Selain itu, keunggulan lain dari obligasi adalah pendapatan hasil penjualan obligasi (capital gain). 

Kamu yang memegang surat utang bisa menjualnya lagi di pasar sekunder. Jika banyak peminat, tentu harganya bakal naik. Capital gain ini juga bisa kamu peroleh ketika membeli obligasi dengan diskon. Tentu nilainya lebih rendah dari nilai nominal. 

Nah, saat jatuh tempo kamu bakal mendapatkan pembayaran sesuai nominal. Untung, kan?

Potensi keuntungan berinvestasi obligasi perusahaan

Selain keunggulan yang disebutkan di atas, masih ada beberapa potensi keuntungan lain. Berikut beberapa potensi keuntungan dari investasi obligasi korporasi yang bakal kamu terima sebagai investor obligasi.

1. Diversifikasi portofolio

Kamu tentunya pernah dengar istilah dalam berinvestasi “Jangan menaruh semua telur dalam satu keranjang”. Istilah ini buat menggambarkan diversifikasi investasi agar ketika investasi yang kamu beli merugi, kamu gak rugi-rugi banget.

Salah satu kesalahan berinvestasi adalah hanya pada satu aset. Itu sebabnya obligasi perusahaan menjadi salah satu pilihan terbaik untuk diversifikasi. 

Misalnya, kamu investasi juga di ORI, saham, dan reksadana. Tentunya ketika salah satu merugi atau imbal hasil tidak sesuai prediksi, kamu tetap mendapatkan keuntungan dari portofolio yang lain.

2. Mempertahankan modal

Investasi obligasi termasuk salah satu cara kamu tidak kehilangan modal seperti pada investasi saham. Ketika suatu perusahaan bangkrut atau pailit, investor saham menjadi urutan terakhir yang bakal dibayar.

Ini berbeda dari investor obligasi, lho! Kamu yang memegang surat utang berada di antrean terdepan yang bakal dibayar perusahaan. Hal ini sudah dijelaskan dalam undang-undang dan beberapa peraturan lain.

Jadi, sebagai investor obligasi, kamu bakal mendapat bunga sekaligus pengembalian modal saat jatuh tempo. Asyik, kan?

3. Salah satu akses dana dalam perencanaan keuangan

Obligasi adalah salah satu investasi yang likuiditasnya jarang diragukan. Pasalnya, kamu bisa mencairkan kapan saja meskipun belum jatuh tempo.

Itu alasannya surat utang menjadi salah satu pilihan dalam perencanaan keuangan karena mudah dalam pencairan.

Risiko obligasi perusahaan

Untungnya banyak, tapi tetap ada risiko. Itu sebabnya disebut investasi. Biar kamu gak salah pilih, kamu harus tahu beberapa risiko yang mungkin kamu alami jika membeli obligasi perusahaan.

Salah satunya adalah risiko gagal bayar, baik bunga maupun pokok. Ini berbeda dari investasi pada ORI yang jauh lebih aman karena dijamin negara. 

Risiko ini tergantung pada jenis perusahaan, kondisi pasar, dan pemerintahan yang digunakan sebagai pembanding dan peringkat perusahaan penerbit.

Risiko lainnya adalah tingkat suku bunga atau populer dengan istilah interest rate risk. Risiko ini disebabkan pergerakan harga obligasi yang sangat dipengaruhi pergerakan tingkat suku bunga. Pergerakan harga obligasi berbanding terbalik dengan tingkat suku bunga.

Jika suku bunga naik, harga obligasi turun. Pun demikian, jika suku bunga turun, harga obligasi naik. 

Kenapa? Sebab jika suku bunga tinggi, investor akan lebih tertarik menyimpan uang di bank yang menawarkan keuntungan lebih tinggi.

Jangan sampai biaya perbaikan mobil kesayanganmu justru membebani pengeluaran karena memang nyatanya biaya perawatan mobil tidaklah murah. Manfaatkan asuransi mobil all risk supaya kamu gak perlu pusing lagi dengan tagihan bengkel karena kamu akan terjamin dari biaya perbaikan kerusakan ringan dan berat, bahkan dapat ganti rugi atas kehilangan akibat pencurian.

Potensi rugi berinvestasi obligasi perusahaan

Selain risiko yang telah disebutkan tadi, berikut ini ada beberapa potensi rugi yang bisa dialami investor obligasi perusahaan. Yuk, disimak buat jadi bahan pertimbangan sebelum membelinya.

1. Gak semua obligasi perusahaan aman

Sebelum terjun di investasi ini, kamu harus tahu bahwa semua obligasi tidak diciptakan sama dari sisi keamanan. 

Terdapat lembaga pemeringkat yang bakal memberikan rating atas suatu obligasi yang diterbitkan.

Peringkat ini terdiri atas beberapa dengan paling tinggi adala AAA. Faktor penentu rating obligasi juga banyak termasuk kondisi perusahaan.

Itu alasannya kamu perlu membeli obligasi perusahaan dengan rating yang baik.

2. Inflasi bisa merontokkan return

Inflasi itu musuh banyak orang. Dari ibu-ibu yang sering ribut harga sembako terus naik gara-gara inflasi hingga investor. Ya, inflasi bisa merontok keuntungan kamu dari bunga (kupon) yang dibayarkan penerbit.

Sebelum berinvestasi, kamu perlu menghitung inflasi dan bunga yang bakal kamu terima. Jika hasilnya cenderung merugi, lebih baik tidak membeli obligasi tersebut. 

3. Perusahaan bangkrut

Pailit atau bangkrut menjadi salah satu risiko pahit berinvestasi pada obligasi perusahaan. Kalau sudah begini, kamu tidak menerima bunga. Kemudian pengembalian pokok obligasi juga bisa dalam jangka waktu panjang.

Untuk menyiasatinya, pastikan membeli obligasi dengan rating tinggi dan perusahaan yang memiliki fundamental bagus.

Karakteristik obligasi

Obligasi mempunyai ciri-ciri atau karakteristik yang cuma dimiliki instrumen investasi surat utang ini. Biar kamu makin jelas, kenali yuk karakteristik obligasi berikut ini.

1. Klaim atas aset

Obligasi menjadi bukti klaim terhadap aset dan pendapatan perusahaan. Klaim terhadap aset berarti jika perusahaan yang menerbitkan obligasi itu diterpa musibah dan bangkrut, pemegang obligasi mendapatkan hak pertama untuk didahulukan ketika terjadi penjualan aset. 

Sementara klaim terhadap pendapatan berarti pemegang obligasi memiliki hak terlebih dahulu daripada dividen pemegang saham umum maupun saham preferen.

2. Nilai nominal atau pari (par value)

Obligasi selalu memiliki nilai nominal atau nilai pari (par value). Nilai nominal ini selalu tertera dalam lembar obligasi. 

Nilai nominal merupakan nilai utang pokok yang harus dibayarkan penerbit obligasi pada saat jatuh tempo. Biasanya nilai ini tercantum di dalam lembar obligasi.

Pihak penerbit harus menjelaskan dan mencantumkan besar dana yang dibutuhkan, atau dikenal dengan jumlah emisi obligasi. Penentuan besar dana tersebut didasari cashflow, besar kebutuhan penerbit, dan kinerja bisnis.

3. Kupon atau tingkat suku bunga

Setiap penerbitan obligasi selalu disertai dengan adanya kupon dengan tingkat suku bunga tertentu. 

Bunga bisa dibayar setiap tiga bulan sekali, empat bulan sekali, atau enam bulan sekali. Misalnya, obligasi dengan bunga tetap 10 persen per tahun. Jika ditentukan bahwa bunga dibayar enam bulan sekali, besarnya bunga yang dibagi adalah lima persen dari nilai pari.

4. Jatuh tempo

Obligasi memiliki masa jatuh tempo dengan masa jatuh tempo minimal lima tahun. Ada obligasi yang masa jatuh temponya 10 tahun, 15 tahun, bahkan 30 tahun. 

Kebanyakan investor lebih menyukai investasi obligasi jangka pendek dibandingkan jangka panjang. Hal itu karena dianggap investasi obligasi jangka pendek memiliki tingkat risiko yang lebih kecil.

5. Kontrak (indenture)

Kontrak yang dimaksud adalah perjanjian antara pihak penerbit obligasi dan wakil pemegang obligasi. 

Pihak yang menjadi wakil pemegang obligasi disebut wali amanat. Kontrak itu berisi hak dan kewajiban penerbit dan pemegang obligasi termasuk nilai nominal (par value), kupon (coupon), masa jatuh tempo, dan sebagainya.

Selain itu, biasanya dalam kontrak juga berisi daftar ketentuan atau batas-batas ketentuan yang dirancang untuk melindungi pemegang obligasi, antara lain menyangkut larangan penjualan piutang perusahaan, batasan pembayaran dividen, larangan pembelian atau penjualan aktiva tetap perusahaan, dan batasan penarikan pinjaman tambahan.

6. Current yield

Obligasi selalu memiliki ketentuan yield, yaitu current yield dan yield to maturity.

Current yield atau tingkat penghasilan saat ini diartikan sebagai keuntungan yang dihitung berdasarkan tingkat bunga tahunan atau kupon yang diterima selama satu tahun terhadap harga obligasi. Hasilnya berupa persentase.

Selain itu ada yang disebut yield to maturity, yaitu tingkat pengembalian yang akan diterima investor jika memegang surat utang itu hingga jatuh tempo.

7. Peringkat obligasi (rating)

Obligasi pasti punya peringkat misalnya AAA, AA+, AA-, BBB+, dan sebagainya. Peringkat ini mencerminkan risiko yang terkandung dari obligasi tersebut. 

Peringkat AAA merupakan peringkat yang tertinggi. Peringkat AA+, AA-, BBB+, dan seterusnya menunjukkan peringkat yang semakin rendah. 

Semakin tinggi peringkat obligasi, biasanya semakin rendah tingkat bunga yang ditawarkan. Demikian pula sebaliknya.

Proses pemeringkatan dilakukan lembaga independen yang disebut lembaga pemeringkat. Beberapa faktor yang memengaruhi peringkat, antara lain proporsi modal terhadap utang, profitabilitas perusahaan, tingkat kepastian dalam meraih pendapatan, dan besar kecilnya perusahaan.

Cara berinvestasi obligasi perusahaan

Membeli surat utang sejatinya bisa dilakukan melalui dua cara, yaitu lewat mekanisme pasar perdana dan melalui pasar sekunder. 

Mengenai pasar perdana, kamu sama saja dengan membeli langsung pada agen atau perusahaan sekuritas yang ditunjuk secara resmi. 

Namun, untuk pembelian di pasar sekunder, kamu membelinya melalui mekanisme bursa atau perbankan.

Bagi kamu yang tertarik berinvestasi pada obligasi, bisa berpedoman pada hal-hal berikut.

1. Membuka rekening

Tahap pertama dalam cara membeli obligasi adalah membuka rekening. Pada tahap ini, kamu perlu memilih perusahaan sekuritas yang memiliki divisi fixed income untuk menangani transaksi obligasi.

Wajib bagi kamu menyeleksi dengan teliti perusahaan sekuritas tersebut. Cari yang berpengalaman, tim yang kuat, serta riset dan fee yang kompetitif. Kamu juga perlu meminta informasi akurat dan terbaru mengenai obligasi.

2. Memahami produk obligasi

Memahami produk obligasi bukan sekadar kamu mengetahui pengertian dari produk obligasi dan jenisnya. Potensi risiko dan keuntungan harus kamu pahami dengan baik.

Pada tahap ini, kamu sebaiknya mempelajari setiap instrumen obligasi dari prospektus, hasil riset perusahaan sekuritas, atau berselancar di internet.

3. Menganalisis obligasi

Pada tahap ini, sebelum memutuskan membeli obligasi, lakukan analisis mendalam mulai dari jenis yang akan dipilih dan bagaimana stabilitas pendapatan dari obligasi tersebut. 

Kamu juga bisa menganalisis kupon, jangka waktu, dan peringkat obligasi tersebut. Jangan lupa cek latar belakang penerbit obligasi, emiten misalnya.

4. Memberikan amanat kepada trader atau broker

Tahap ini berarti kamu hendak membayar. Kamu sudah memilih obligasi, perusahaan sekuritas, dan paham keuntungan serta risikonya. Tahap ini juga termasuk pembelian obligasi oleh pihak sekuritas sesuai dengan jenis serta harga yang kamu tetapkan.

5. Siapkan dana

Setelah memberikan amanat, dana investasi harus kamu siapkan. Ingat ya, keterlambatan membayar akan dikenakan penalti. Itulah kenapa kamu harus sudah siapkan dana ketika sudah memberikan amanat kepada sekuritas.

6. Pembayaran

Tahap terakhir adalah menyelesaikan pembayaran dengan cara transfer ke rekening perusahaan sekuritas. Obligasi yang kamu beli akan tercantum dalam rekening perusahaan sekuritas yang tercatat di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). 

Nantinya, administrasi bakal dilakukan bank kustodian perusahaan sekuritas. Tahap ini mengakhiri cara membeli obligasi yang berarti kamu sudah memegang instrumen investasi surat utang tersebut.

Lindungi keuanganmu dari pengeluaran yang terlalu besar sehingga akhirnya menguras dana tabungan dengan asuransi motor. Asuransi motor akan memberi jaminan ganti rugi atas biaya perawatan dan perbaikan di bengkel.

Jenis surat utang selain obligasi perusahaan

Selain obligasi perusahaan, masih ada beberapa obligasi lain yang bisa kamu pilih. Berikut ini beberapa pilihan investasi surat utang berdasarkan penerbitnya!

1. Obligasi pemerintah

Obligasi pemerintah adalah surat utang yang diterbitkan negara. Surat utang ini sah secara hukum dan dilindungi berbagai peraturan, termasuk undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan menteri keuangan (PMK), dan lainnya.

Dalam obligasi pemerintah, ada beberapa jenis obligasi, yaitu Obligasi Negara Ritel Indonesia (ORI), Sukuk Ritel (SukRi), serta Saving Bond Ritel (SBR) dan Sukuk Negara Tabungan (ST). Surat utang dengan nama depan sukuk berarti surat utang tersebut berbasis syariah.

2. Municipal

Obligasi ini diterbitkan pemerintah daerah guna membiayai proyek-proyek daerah. Tujuan obligasi ini adalah supaya daerah mandiri dalam pembiayaan pembangunan dan perkembangan daerah agar tidak tergantung pada pemerintah pusat.

3. Sukuk

Obligasi syariah dikenal dengan nama sukuk adalah surat utang yang memberikan imbal hasil berupa uang sewa yang perhitungannya berdasarkan prinsip syariah Islam yang tidak mengandung unsur riba. Imbal hasil ini juga dibayarkan secara berkala dalam periode tertentu dan kemudian peminjam akan melunasi pokok utang di tanggal jatuh temponya.

Tips investasi obligasi perusahaan

Berinvestasi pada obligasi perusahaan memang harus cermat melihat potensi untung dan risikonya. Jika asal membeli, bisa-bisa malah rugi. Nah berikut ini beberapa tips investasi obligasi perusahaan yang perlu kamu terapkan!

  1. Pilih rating obligasi perusahaan yang tinggi. Semakin tinggi rating, maka semakin rendah potensi gagal bayar bunga dan pokok.
  2. Melakukan diversifikasi investasi karena obligasi perusahaan memiliki risiko gagal bayar sekalipun ratingnya tinggi.
  3. Jangan sekadar memilih bunga tinggi. Bunga tinggi yang ditawarkan biasanya memiliki rating rendah dan sangat berisiko gagal bayar hingga perusahaan bangkrut.
  4. Pilih obligasi dari perusahaan dengan sektor-sektor yang bisnisnya menjanjikan. Salah satunya telekomunikasi.
  5. Lakukan penjualan jika potensi rugi di depan mata. Jangan memaksa memegang surat utang hingga jatuh tempo.

Selain itu, ketahui Profil Risiko Investasi kamu lewat kuis berikut ini.

Istilah dalam investasi obligasi

Berikut ini beberapa istilah dalam investasi obligasi terkait obligasi perusahaan yang perlu kamu ketahui.

  • Nilai nominal (face value) adalah nilai pokok dari suatu obligasi yang akan diterima oleh pemegang obligasi pada saat obligasi tersebut jatuh tempo.
  • Kupon (interest rate) adalah nilai bunga yang diterima pemegang obligasi secara berkala (kelaziman pembayaran kupon obligasi adalah setiap 3 atau 6 bulanan).
  • Jatuh tempo (maturity) adalah tanggal pemegang obligasi akan mendapatkan pembayaran kembali pokok atau nilai nominal obligasi yang dimiliki. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi dari 365 hari (satu tahun) hingga di atas 5 tahun.
  • Penerbit (issuer) adalah pihak yang menerbitkan surat utang atau obligasi. Penerbit memiliki badan hukum seperti pemerintah melalui Kementerian Keuangan, perusahaan swasta, BUMN atau BUMD.

Jika kamu ingin tahu lebih banyak tentang investasi, simak ulasan tim ahli kami di laman Tanya Lifepal!

Tanya jawab seputar obligasi perusahaan

Apa itu obligasi perusahaan?

Obligasi perusahaan atau korporasi adalah obligasi yang diterbitkan oleh Perusahaan Swasta Nasional, termasuk BUMN dan BUMD. Sementara, pengertian obligasi adalah surat utang jangka menengah-panjang yang dapat dipindahtangankan.

Pemegang obligasi akan mendapatkan keuntungan atau interest rate dalam bentuk kupon obligasi. Kupon obligasi adalah nilai bunga yang diterima pemegang obligasi atau investor secara berkala dengan kelaziman pembayaran kupon obligasi setiap tiga atau enam bulan. Kupon obligasi dinyatakan dalam persentase tahunan.

Apa itu asuransi jiwa murni dan asuransi jiwa ROP?

Asuransi jiwa murni adalah produk yang memberikan perlindungan jiwa pada waktu tertentu saja, misalnya selama 5, 10, 15, atau 20 tahun. Dana asuransi jiwa murni tidak bisa dicairkan. Namun, lain halnya dengan produk asuransi jiwa ROP yang dilengkapi dengan manfaat pengembalian premi. Produk yang ini menawarkan pencairan karena adanya manfaat nilai tunai. Contoh produk asuransi jiwa yang menawarkan manfaat nilai tunai adalah asuransi unit link, asuransi whole life, dan asuransi term life yang manfaatnya bisa disesuaikan dengan kebutuhan tiap nasabah dan bisa dicairkan pada akhir masa asuransi.

Obligasi perusahaan atau korporasi adalah obligasi yang diterbitkan oleh Perusahaan Swasta Nasional, termasuk BUMN dan BUMD. Sementara, pengertian obligasi adalah surat utang jangka menengah-panjang yang dapat dipindahtangankan.

Pemegang obligasi akan mendapatkan keuntungan atau interest rate dalam bentuk kupon obligasi. Kupon obligasi adalah nilai bunga yang diterima pemegang obligasi atau investor secara berkala dengan kelaziman pembayaran kupon obligasi setiap tiga atau enam bulan. Kupon obligasi dinyatakan dalam persentase tahunan.

Asuransi jiwa murni adalah produk yang memberikan perlindungan jiwa pada waktu tertentu saja, misalnya selama 5, 10, 15, atau 20 tahun. Dana asuransi jiwa murni tidak bisa dicairkan. Namun, lain halnya dengan produk asuransi jiwa ROP yang dilengkapi dengan manfaat pengembalian premi. Produk yang ini menawarkan pencairan karena adanya manfaat nilai tunai. Contoh produk asuransi jiwa yang menawarkan manfaat nilai tunai adalah asuransi unit link, asuransi whole life, dan asuransi term life yang manfaatnya bisa disesuaikan dengan kebutuhan tiap nasabah dan bisa dicairkan pada akhir masa asuransi.