Perjalanan Bisnis Yusuf Mansur dari Ulama Jadi Bos Investasi

Yusuf Mansur

Tahu Ustadz Yusuf Mansur kan? Da’i kondang ini baru aja memborong saham BRI Syariah yang belum lama ini melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Pada Februari 2018, Yusuf Mansur juga sempat diisukan ingin membeli Bank Muamalat. Namun kabar itu langsung ditampik olehnya.

Sebagian dari kamu mungkin udah familiar sama nama Yusuf Mansur. Dia bukan hanya seorang da’i, melainkan juga entrepreneur yang cukup berpengaruh. Tapi jangan salah, dia membangun usahanya benar-benar dari nol lho.

Selain itu, dia juga pernah dipenjara gara-gara bisnisnya sendiri. Pokoknya, soal bisnis itu dia udah ngerasain jatuh bangun deh.

Namun, dari penjara itulah dirinya mulai dapat inspirasi untuk menulis buku berjudul “Wisata Hati Mencari Tuhan yang Hilang”. Buku itulah yang jadi salah satu pendongkrak ketenaran Yusuf.

Penasaran sama kisah suksesnya dalam membangun bisnis? Berikut ini ulasannya.

1. Jualan es di Kalideres karena terlilit utang

Perjalanan bisnis Yusuf Mansur sebenarnya dimulai pada 1996 silam. Media-media tidak pernah menyebut secara spesifik mengenai bisnis yang dia geluti. Pokoknya tahun itu dia punya bisnis informatika.

Akan tetapi, bisnis itu gagal dan alhasil Yusuf terlilit utang sampai miliaran rupiah. Peristiwa itu membuatnya harus masuk bui selama dua bulan.

Setelah bebas, dia pun mencoba keberuntungan lain dalam dunia usaha tapi gagal lagi. Nahas banget, dia harus kembali ke penjara pada 1998!

Selepas dari tahanan yang kedua kalinya, dia akhirnya memulai usaha jualan es di Terminal Kalideres. Bisnis yang dia rintis itu pun berkembang hingga akhirnya Yusuf memiliki banyak pegawai.

2. Koperasi Indonesia Berjamaah (Kopindo)

Kopindo berawal dari Gerakan Patungan Usaha Ustadz Yusuf Mansur pada 2013. Gerakan itu sejatinya merupakan gerakan patungan usaha yang ditujukan untuk pembangunan Hotel Siti. Dari mereka yang ikut patungan, maka mereka pun dijanjikan sebuah keuntungan layaknya investasi.

Pembangunan hotel tersebut sempat terkendala karena sejumlah masalah, salah satunya adalah permodalan. Namun Yusuf berhasil mengatasi masalah ini dengan bantuan dana dari Bank Tabungan Negara (BTN).

Gerakan ini pun sempat disemprit oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) karena dinilai melanggar Pasal 70 Ayat 1 terkait Penawaran Umum UU Pasar Modal.

Pada Agustus 2013, Yusuf Mansur membentuk Koperasi Merah Putih. Anggota koperasi tersebut adalah para investor yang menempatkan dana di gerakan patungan untuk Hotel Siti.

Bila ditelaah, keuntungan dari Hotel Siti emang belum terlalu besar. Tapi valuasi propertinya jelas udah cukup besar. Yusuf Mansur pun menyebut sudah mencapai Rp 150 miliar! Dan di tahun 2016, Koperasi Merah Putih pun berubah nama jadi Koperasi Indonesia Berjamaah.

Kopindo Berjamaah sendiri sekarang sudah tampil jadi sebuah aplikasi lho. Jadi buat siapa saja yang mau jadi anggota, tinggal download aplikasinya di Playstore dan lakukan registrasi online.

3. PayTren

Berawal dari bisnis jualan es, Yusuf pun makin tertantang untuk jadi entrepreneur. Dia pun mendirikan PT Veritra Sentosa Internasional yang produknya bernama PayTren.

Tentu kamu sering dengar dong apa itu PayTren?

Ide mendirikan PayTren sebenarnya muncul di saat dirinya melihat toko-toko kelontong. Seandainya toko-toko tersebut bisa melayani masyarakat membayar pulsa, listrik, air, tagihan telepon dan sebagainya, pasti bakalan efektif.

Sebenarnya PayTren ini adalah sebuah aplikasi digital payment yang ditujukan untuk memudahkan transaksi. Di aplikasi tersebut, akan ada cashback atau sistem reward yang diberikan.

Selain fitur tersebut, PayTren juga punya fitur sedekah, aqiqah, dan sebagainya. Bisnis ini sempat dihentikan Bank Indonesia lantaran masalah perizinan. Namun saat ini izin itu sudah diurus dan PayTren juga sudah menggandeng Grab dan Kudo untuk bekerja sama.

4. PayTren Aset Manajemen

Nah kalau yang ini bukan PayTren biasa lho ya. Namanya memang diambil dari nama produk andalan PT Veritra Sentosa Internasional.

PayTren Aset Manajemen merupakan perusahaan investasi pengelola reksadana syariah. Perusahaan ini didirikan lantaran pengguna PayTren dikabarkan sudah mencapai jutaan orang.

Menurut laporan dari Suara, ulama kondang ini mendirikan PayTren Aset Manajemen dengan modal Rp 2 miliar. Sebagai perusahaan investasi, PayTren Aset Management juga sudah diawasi Otoritas Jasa Keamanan (OJK).

Nah, pembelian saham BRI Syariah itu sendiri ternyata dilakukan oleh Kopindo dan PT Paytren Aset Management ini. Kemungkinan ke depannya sih bisa jadi Ustadz Yusuf Mansur bakal beli saham ini lagi.

Lewat Kopindo dan Paytren Aset Manajemen ini, kamu juga bisa beli saham BRI Syariah. Caranya gampang, tinggal download saja aplikasi Kopindo Berjamaah dan ikuti petunjuk yang ada.

Tapi untuk persyaratan awalnya kamu harus bayar melakukan setoran wajib sebesar Rp 200 ribu dulu ya. Selanjutnya menyetor Rp 1 juta sebagai simpanan sukarela yang bakal jadi saham BRI Syariah. Gampang kan.

5. Wisata Hati Business School

Wisata Hati Business School alias WHBS adalah sekolah bisnis online yang bisa diikuti semua orang. Mengingat ini adalah online, maka konsep belajar yang mereka usung adalah e-learning.

Sejauh ini, baru ada dua mata kuliah yang disediakan oleh WHBS. Biaya untuk ikut kuliah online di sana adalah Rp 250 ribu saja.

6. PPPA Daarul Qur’an

Progam Pembibitan Penghafal Al-Qur’an (PPPA) Daarul Qur’an adalah sebuah lembaga penyalur sedekah yang didirikan oleh Yusuf. Lembaga ini juga memusatkan perhatiannya dalam mencetak para penghafal Al-Qur’an.

Tapi secara gak langsung, PPPA Daarul Qur’an ini sudah jadi seperti perusahaan fintech crowd funding lho. Sebut saja seperti Gandeng Tangan, Kitabisa, dan sebagainya.

Di situs PPPA Daarul Qu’ran kamu bisa bersedekah. Dan terhitung sampai 18 Mei 2018, mereka sudah bisa menghimpun dana sebesar Rp 6,1 miliar dari 17 ribu donatur.

Mereka punya beberapa program yang bisa kamu danai. Sebut saja seperti sedekah Jumat, proyek Mobile Qur’an, dan sebagainya.

Itulah cerita tentang usaha-usaha yang digawangi oleh Ustadz Yusuf Mansur. Beberapa hal yang bisa kita pelajari dari beliau adalah kegigihannya dalam usaha.

Yusuf Mansur gak kapok berbisnis walau hal itu sudah pernah membuatnya masuk bui. Dia juga selalu mencoba untuk bersikap kooperatif dengan mengikuti peraturan-peraturan Pemerintah.

So, jika ingin sukses kayak beliau bukan berarti harus jadi da’i dulu ya. Kerja keras juga tentunya, dan jangan gampang menyerah walau dihadapkan oleh musibah yang cukup pelik.

Selain itu, kamu juga harus bisa melihat peluang dengan sangat jeli dan gerak cepat serta inovatif. Tentunya untuk bisa melakukan itu ya harus belajar keras, dan paham akan apa yang dibutuhkan masyarakat.