Pahlawan Perbankan yang Terlupakan, RA Wiraatmadja Sang Pendiri BRI

RA Wiraatmadja Sang Pendiri BRI

Bank Rakyat Indonesia alias BRI merupakan salah satu bank milik pemerintah terbesar di Indonesia, namun, gak semua orang tahu siapa Raden Bei Aria Wiraatmadja.

RA Wiraatmadja adalah sosok pendiri bank BUMN yang berjasa dalam dunia keuangan Indonesia. Selain berjasa dalam keuangan Indonesia, saham BRI pun menjadi saham yang dikoleksi banyak investor. 

Nama bank yang sudah didirikan sejak tahun 1895 ini pada awal didirikan bukan Bank Rakyat Indonesia, melainkan De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden.

Panjang amat ya namanya, Bahasa Belanda pula, dan kalau diartikan sebenarnya artinya “Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto.”

Penasaran bagaimana lika-liku sang patih mendirikan BRI? Simak kisah singkatnya di bawah ini:

1. Dari kerja dengan Belanda, Raden Bei Aria Wiraatmadja jadi pendiri bank

Raden Bei Aria Wiraatmadja jadi pendiri BRI

Berdirinya bank satu inio bukan berasal dari kisah orang kaya yang punya modal gede lantas mendirikan bank. Cerita ini bermula dari cerita seorang lelaki kelahiran Adireja, Banyumas, 1831.

Sesuai dengan namanya, RA Wiraatmadja adalah seorang keturunan darah biru.

Meski demikian, pria ini sempat bekerja sebagai juru tulis Belanda di Banjar Negara. Berkat kerajinan dan kecerdasannya, dia naik pangkat hingga berhasil jadi patih di Purwokerto tahun 1879.

RA Wiraatmadja masih mengemban jabatan ini hingga pensiun di tahun 1907.

2. Berawal dari tekad kemanusiaan

Berawal dari tekad kemanusiaan BRI

Pada suatu saat, Raden Bei Aria Wiraatmadja menghadiri sebuah pesta khitan guru yang diselenggarakan besar-besaran.

Sang patih heran, mengapa seorang guru bisa mengadakan pesta besar hanya untuk hajatan, padahal gaji mereka sangat kecil. 

Usut punya usut, RA Wiraatmadja menemukan, dana yang digunakan di pesta itu adalah dana pinjaman berbunga besar.

RA Wiraatmadja yang juga cerdas dalam hal ekonomi langsung kaget, dia pun memutar otak untuk bisa menyelamatkan masyarakat bergaji kecil itu dari jeratan utang.

3. Selamatkan orang yang terlilit utang dengan kas masjid

Pendiri BRI Selamatkan orang yang terlilit utang

Pada saat itu, Aria Wiraatmadja memang mendapat kepercayaan mengelola kas masjid oleh pemerintah Hindia-Belanda yang sudah mencapai 4 ribu Gulden.

Dia pun meminta izin pada atasannya untuk memanfaatkan dana kas untuk membantu sesama, yaitu berbentuk penyaluran kredit.

Setelah mendapat izin, dia langsung mengucurkan pinjaman dana ke pegawai negeri, petani, dan para pekerja yang terjerat utang. Dari situlah dia mendirikan lembaga bernama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden.

Awalnya, atasan RA Wiraatmadja yaitu Sieburgh sempat meminta agar kas masjid tidak digunakan untuk kepentingan lain. Namun, atas desakan itu, dia mengeluarkan surat edaran untuk mengumpulkan dana penolong dalam waktu singkat.

4. Bank Perkreditan Rakyat

Bank Perkreditan Rakyat pendiri BRI

Seiring bertambahnya modal, Raden Bei Aria Wiraatmadja meresmikan Bank Perkreditan Rakyat pertama di Indonesia, pada 16 Desember 1895. Tanggal itupun menjadi tanggal resmi berdirinya BRI.

Mulai dari peristiwa inilah RA Wiraatmadja dikenal dengan julukan Bapak Perkreditan Rakyat.

Seiring dengan berjalannya waktu, Bank Perkreditan Rakyat juga mengalami perkembangan yang signifikan. 

Di tahun 1897, mereka juga mengalami reorganisasi dengan ditunjuknya WPD de Wolfe Van Westerrode sebagai Asisten Residen Banyumas yang baru, menggantikan Sieburgh.

De Wolffe memang paham dengan konsep bank-bank petani di Jerman. Lambat laun, Bank Perkreditan Rakyat ini berubah nama menjadi Bank Bantuan Simpanan dan Kredit Usaha Tani Purwokerto. Alhasil, bank ini diproyeksikan jadi semacam pusat  bank-bank koperasi di pedesaan.

5. Bank pemerintah pertama di Indonesia

bank pemerintah pertama di Indonesia
(Instagram/@bankbri_id)

Singkat cerita, bank yang didirikan Raden Bei Aria Wiraatmadja ini semakin berkembang hingga Indonesia merdeka. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 1946 Pasal 1, BRI pun dinobatkan sebagai bank pemerintah pertama.  

Kegiatan mereka sempat terhenti pada 1948 saat Indonesia dilanda perang. Namun, usai Perjanjian Renville 1949, bank ini kembali beroperasi dengan nama barunya yaitu Bank Rakyat Indonesia Serikat.

Seperti itulah cerita singkat soal lika-liku RA Wiraatmadja mendirikan Bank Rakyat Indonesia. Meski berjasa karena menyelamatkan banyak orang dari utang, banyak masyarakat Indonesia yang gak tahu siapa beliau.

Satu hal yang bisa ditarik dari sejarah berdirinya BRI ini adalah, fakta bahwa masyarakat Indonesia sejak dulu memang sudah kenal gengsi. Itu sebabnya produk pinjaman dana memang laris di Indonesia.

Coba lihat saja bagaimana fenomena yang disaksikan RA Wiraatmadja di pesta khitan. Seseorang rela meminjam uang hanya untuk “pesta” yang digelar beberapa jam saja.

Belajar dari peristiwa berdirinya BRI, sebagai masyarakat modern, kita gak boleh meniru kebiasaan berutang seperti itu ya. Prioritaskan saja pengeluaranmu untuk hal-hal yang memang sesuai kebutuhan. 

Berutang itu boleh, tapi utang harus bersifat produktif seperti utang untuk membeli aset, modal usaha, dan sebagainya. Khusus untuk urusan konsumtif lebih baik pikir dua kali jika ingin mengajukan pinjaman dana.

Satu lagi nih, utang juga akan disertai dengan bunga. Karena itu, jika ingin berutang, jangan sembarang pilih lembaga keuangan ya dan hitung beban bunganya. (Editor: Chaerunnisa)