Yakin Penjualan Bisa Naik 9 Persen, Apakah Saham Kalbe Farma Murah dan Layak Beli?

Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk Vidjongtius menerima penghargaan The Best Industry Marketing Champion Pharmaceuticals Sector dalam acara Markplus Conference 2020 "Rediscovering Growth Finding The Momentum".⁣

Menurut pemberitaan di beberapa media, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) tengah membidik pertumbuhan penjualan sebesar 9 persen di tahun 2020. Kira-kira seberapa menarik ya saham KLBF ini?

Bukan cuma membidik pertumbuhan penjualan, KLBF juga berencana mengembangkan obat baru dengan menggelontorkan bujet Rp 1 triliun! Obat itu adalah obat bioteknologi paten Efepoetin Alfa yang digunakan untuk terapi anemia ginjal kronis.

Uang Rp 1 triliun itu rencananya akan digunakan belanja modal untuk keperluan pabrik, yaitu pabrik Bintang Toedjoe, dan Sakafarma. Di tahun ini, mereka juga bakal fokus untuk menggarap pasar domestik, dan berpartisipasi di program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan rumah sakit swasta.

Sementara itu di bidang ekspor, KLBF berniat menggarap pasar ASEAN serta Nigeria. Tertarik membeli saham Kalbe Farma? Mari simak dulu ulasan seputar perusahaan ini yuk.

Apakah harga saham ini tergolong “wajar”?

Snack Fitbar (Instagram).
Snack Fitbar (Instagram).

Dengan harganya yang selembar cuma Rp 1.400an tentunya kamu cuma butuh uang Rp 140 ribuan untuk membeli 1 lot saham Kalbe Farma ini. Tapi apakah dengan harga ini, KLBF tergolong murah?

Mari kita cek dulu yuk price earning ratio alias PER-nya. 

Ada dua komponen yang dilibatkan dalam perhitungan Price to Earnings Ratio menggunakan rumus PER, yaitu harga saham per lembar (closing price) dan laba per saham (Earnings per Share). Nah, di akhir sesi perdagangan I tanggal 3 Februari 2020, harga saham KLBF ada di angka Rp 1.480. Sementara itu Earning Per Share (EPS)nya ada di 59.

Maka, PERnya adalah 1.480 : 59 = 27,41x. 

Bila dibandingkan dengan saham Kimia Farma (KAEF), PER dari Kimia Farma mencapai 97,5x. Sementara itu PT Phapros Tbk (PEHA) 9,95x.

Buat yang belum paham apa itu PER, sejatinya analisa ini menentukan kita kapan kita akan balik modal. Jika PER 10x bisa diartikan bahwa kita akan balik modal 10 tahun. Namun apakah ini berlaku pada kasus KLBF VS KAEF VS PEHA?

PER tinggi kerap dipandang sebagai yang “dalam pertumbuhan,” itu artinya investor menaruh harapan tinggi terhadap saham ini. Contohnya ya pada kasus ini ya Kimia Farma (KAEF) yang menjadi kompetitornya KLBF. 

Sementara itu PER rendah, bisa diartikan karena saham ini adalah saham yang “harganya terjangkau.” Asalkan, laporan keuangan perusahaan ini baik.

Bisa dibilang, harga KLBF cukup terjangkau lho. Ini adalah harga yang sama seperti di 14 Maret 2014. Di Maret 2015, saham mereka memang sempat nanjak hingga Rp 1.800an per lembar sebelum akhirnya kembali turun. 

Seperti apa laporan keuangannya Kalbe Farma? Simak poin ke dua ya. 

Laba KLBF tumbuh terus hingga kuartal III 2019

KalCare yang berlokasi di Depok, Jawa Barat (Instagram)
KalCare yang berlokasi di Depok, Jawa Barat (Instagram)

Di tahun semester I 2019, penjualan bersih mereka naik 7,61 persen dibanding periode sebelumnya, 2018. Laba produsen Extra Joss ini juga terus tumbuh di kuartal III 2019, penjualan bersih mereka naik 7,33 persen dari periode yang sama di tahun 2018. Angkanya adalah Rp 16,83 triliun.

Nah, sekarang kita tinggal menunggu saja laporan keuangan mereka untuk sepanjang tahun 2019. Dari tahun ke tahun, aset perusahaan ini juga mengalami pertumbuhan. Sementara itu, utang perusahaan ini juga gak melebihi ekuitasnya.

Dari informasi cash flow perusahaan, di tahun ini KLBF juga baru saja berinvestasi dengan mendirikan anak usaha bernama PT Emos Global Digital. Perusahaan ini akan bertugas untuk mengembangkan aplikasi distribusi produk kesehatan antar bisnis atau B2B.

Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS tentukan performa saham KLBF 

Prenagen Yogurt, salah satu produk andalan dari Kalbe (Instagram).
Prenagen Yogurt, salah satu produk andalan dari Kalbe (Instagram).

Wajar saja, penguatan Rupiah tentu bakal sangat berpengaruh pada margin perusahaan yang satu ini. Hal itu disebabkan karena bahan baku produksi obat tentunya didatangkan dari luar negeri.

Jika Dolar AS menguat, maka harga jual obat juga bisa naik. Di sinilah tantangannya. 

Itulah tiga indikator yang bisa kamu gunakan untuk menentukan keputusanmu jika ingin membeli saham Kalbe Farma. Intinya dengan PER yang tergolong “murah” ketimbang kompetitornya, saham yang masuk ke indeks LQ45 ini bagus juga untuk kamu koleksi.

Meski harga sahamnya memang cukup fluktuatif, kiranya di Rp 1.400an ini rasanya masih masuk akal kok. Apalagi dengan melihat laporan keuangannya yang cuan terus. (Editor: Winda Destiana Putri).