Budidaya Sarang Burung Walet Bernilai Laba Ratusan Juta

sarang burung walet

Sarang burung walet adalah komoditas bisnis yang tidak banyak tersedia di pasaran karena burung ini hanya mau bersarang di rumah-rumah tertentu yang sesuai dengan habitatnya.

Tidak heran, potensi keuntungan penjualan sarang burung walet sangat tinggi. Bayangkan saja dengan mengumpulkan satu kilogram saja, kita bisa mendapatkan omzet antara Rp14 juta – Rp17 juta.

Permintaan sarang burung walet sangat tinggi terutama dari luar negeri karena sarang burung walet dipercaya berkhasiat bagi kesehatan. Sebagian besar dari hasil pengolahannya dijadikan sebagai obat.

Selain itu, sajian sarang burung walet pun menjadi salah satu makanan yang hanya disajikan di resto-resto mahal dan berkelas. Itulah alasan potensi bisnis dari penjualan sarang burung walet dinilai sangat menjanjikan dari waktu ke waktu.

Cara Budidaya Sarang Burung Walet

sarang burung walet

Budidaya burung walet jelas sangat berbeda dengan ternak ikan lele atau ikan koi yang bisa dipanen dalam jangka waktu tiga bulan dengan proses persiapan yang lebih cepat.

Ada beberapa ilmu mendasar yang harus kita ketahui terlebih dahulu sebelum memilih mendalami budidaya sarang burung walet demi mendapatkan keuntungan sesuai dengan yang diharapkan.

Setidaknya ada tiga hal mendasar yang perlu dipelajari terlebih dahulu, antara lain:

1. Memilih tempat terbaik

Lokasi sarang burung walet memiliki standar ketinggian di antara 900-1000 mdpl. Sarang burung walet hendaknya dijauhkan dari pemukiman penduduk sehingga tidak terganggu oleh keramaian dan aktivitas manusia.

Tempat sarang burung walet yang baik adalah yang dekat dengan sumber makanan. Oleh karena itu, bangunlah sarang atau rumah burung walet yang berdekatan dengan sungai, rawa, padang rumput, sawah, dan hutan sehingga makanan bagi mereka pun melimpah.

Suhu ruangan kamar yang menjadi sarang burung walet harus dijaga antara 24-26 derajat celcius dengan kelembaban udara antara 80-90 persen. 

Rumah burung walet memang perlu dibangun secara permanen. Oleh karena itu, bisnis sarang burung walet adalah bisnis jangka panjang dan juga punya risiko yang cukup tinggi jika burung walet ternyata tidak suka dengan bangunannya.

Untuk menyiasati hal tersebut, Anda bisa menyewa rumah kosong yang kondisinya sesuai dengan habitat asli burung walet sehingga mereka mau membangun sarangnya sendiri di rumah yang sudah disediakan.

Daerah yang paling memungikinkan saat ini adalah di daerah Kalimantan, Sumatera, Nusa Tenggara Barat. Meskipun sebelumnya banyak dibudidayakan di Jawa Timur, tetapi kini mulai berkurang karena walet kesulitan mencari makan akibat pesatnya perkembangan. Lahan-lahan sawah, ladang, kebun dan tanah mulai dibangun menjadi perumahan dan sebagainya.

2. Pembibitan dan perawatan burung walet

Pada umumnya, pembibitan dimulai dengan mengundang burung walet. Beberapa cara bisa dilakukan dengan menggunakan rekaman suara burung walet atau membangun sarang-sarang palsu sehingga walet ikut tertarik untuk membangun sarangnya.

Walet sebenarnya suka air atau suka sarang yang dekat dengan sumber air. Kebiasaan ini bisa dijadikan salah satu trik dalam mengundang walet dengan memasang semprotan air di atap rumah sehingga walet-walet bisa berdatangan.

Burung walet juga ternyata peka terhadap warna bangunan. Beberapa bangunan burung walet yang ditempati rata-rata berwarna putih atau krem. Yang penting jangan mengecat bangunan dengan warna gelap.

Proses memancing walet untuk datang ke rumah yang sudah disediakan membutuhkan kesabaran. Jika perlu, kita bisa menyewa pawang yang memang ahli dalam mendatangkan burung walet ke tempat yang diinginkan. 

Proses pembangunan sarang walet umumnya antara 10 hari. Namun, jika ingin melakukan pembibitan, dibutuhkan waktu yang lebih lama lagi karena anakan walet akan dibiarkan di sarang aslinya hingga tiga hari.

Setelah itu, barulah bisa dipindahkan di inkubator khusus atau tempat yang hangat serta memiliki sirkulasi udara yang baik.

Pakan alami yang bisa kita berikan kepada anakan walet adalah serangga kecil seperti lalat, larva, ulat burung, ngengat, dan kroto. Agar seimbang, pastikan kebutuhan gizinya terpenuhi dengan perbandingan protein sekitar 60 persen dan karbohidrat dari kacang atau biji-bijian sekitar 40 persen saja.

Usia burung walet yang siap kawin berusia antara 4-6 tahun, artinya untuk pembibitan memang butuh waktu yang lama. Tapi jangan khawatir karena usia burung walet bisa mencapai 20 tahun dan masih bisa produktif membangun sarang.

Nah, sarang burung walet biasanya dibangun di ketinggian, misalnya yang alami berupa tebing yang tertutup atau bisa diakali dengan pembuatan sarang di sudut-sudut atap rumah yang tinggi. 

Bahan sarang walet biasanya merupakan gabungan dari bulu, jerami, biji-bijian yang disemen dengan menggunakan air liurnya. Inilah hasil kreasi alami yang menjadikan sarang burung walet bernilai sangat tinggi.

3. Panen sarang burung walet

Menariknya, ternyata ada tiga cara panen sarang burung walet. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya.

  • Penen menunggu telur menetas. 
  • Panen membuang telur tanpa menunggu menetas.
  • Panen sebelum walet menetaskan telur.
  • Dari ketiga jenis panen tersebut yang paling aman adalah panen buang telur. Maksudnya telur tetap ditetaskan di dalam inkubator untuk memelihara regenerasi walet, sementara indukan tetap bisa membangun sarangnya kembali hingga empat kali dalam satu tahun.

    Estimasi Modal dan Laba Budidaya Sarang Burung Walet

    sarang burung walet

    Sekali lagi, bisnis ini memang membutuhkan modal yang cukup besar karena kita harus membangun rumah untuk sarang mereka terlebih dahulu. Oleh karena itu, pastikan melakukan riset kondisi lingkungan agar memenuhi persyaratan habitat walet sehingga ketika rumah sudah jadi, benar-benar bisa mengundang walet datang.

    Mengingat modalnya yang cukup besar membuat budidaya sarang burung walet menjadi langka. Kelangkaan ini memicu angka produksi dan permintaan yang tidak seimbang. Permintaan yang tinggi itulah yang menyebabkan harga sarang burung walet melonjak.

    Mau tahu berapa keuntungan dan modal yang harus dikeluarkan untuk bisnis budidaya sarang burung walet? Berikut ini adalah simulasinya beserta estimasi pengembalian modalnya.

    Besaran modal yang dibutuhkan

    Kita estimasikan akan membutuhkan dana sebesar Rp500 juta dengan perincian biaya pembelian tanah Rp100 juta dan biaya pembangunan rumah Rp400 juta.

    Estimasi keuntungan saat panen

    Detail berikut bisa dijadikan penggambaran mengenai besaran laba saat kita memanen.

  • Dalam satu tahun tahun panen empat kali, masing-masing 10-30 kilogram.
  • Harga jual per kilogram Rp30 juta.
  • 10 kg x Rp30 juta =Rp 300 juta.
  • Empat kali panen x Rp300 Juta = Rp1,2 miliar.
  • Modal Rp500 Juta – Produksi Rp1,2 miliar = Rp700 Juta
  • Perlu diketahui bahwa harga sarang burung walet sangat dinamis sehingga ada risiko yang juga perlu diperhitungkan. Jika lancar, prediksi tutup modal bisa dilakukan dalam waktu 3-4 kali panen atau sekitar satu tahun atau lebih lama lagi adalah dua tahun.

    Harga sarang burung walet per kilogram pun sangat bervariasi tergantung kualitasnya. Untuk kualitas paling rendah bisa laku seharga Rp14 juta per kilogram sedangkan untuk sarang burung walet premium atau kualitas terbaik bisa mencapai Rp40 juta per kilogram. Simulasi di atas menggunakan angka di tengahnya, yaitu angka Rp30 juta per kilogram sebagai estimasi..

    Biaya tersebut belum dikurangi dengan biaya pemeliharan gedung, biaya panen untuk membayar tukang, dan biaya operasional lainnya. Namun demikian, dengan adanya angka permintaan yang tinggi, bisnis budidaya sarang burung walet ini dinilai masih cukup menjanjikan di masa depan.