Sejarah Akuntansi di Indonesia dan Dunia dari Masa ke Masa

mendisiplinkan ilmu

Setiap disiplin ilmu memiliki sejarahnya masing-masing, termasuk dengan sejarah akuntansi yang merupakan cabang ilmu ekonomi. Akuntansi memiliki sejarah yang sangat panjang bahkan sejak masa sebelum masehi (SM).

Menurut sejumlah sumber, catatan akuntansi telah ditemukan 7.000 tahun yang lalu di Mesopotamia. Dokumen dari Mesopotamia kuno menemukan sejumlah hal seperti daftar pengeluaran serta barang yang diterima dan diperdagangkan. 

Perkembangan akuntansi, bersamaan dengan uang dan angka, barangkali berhubungan erat dengan sistem perpajakan dan aktivitas perdagangan di era itu juga.

Selain di Mesopotamia, catatan akuntansi lainnya juga ditemukan di reruntuhan Babilonia, Asiria atau Sumeria kuno yang diperkirakan terjadi pada 7.000 tahun yang lalu. Orang-orang pada masa itu bergantung kepada metode akuntansi yang primitif untuk merekam pertumbuhan hasil panen dan ternak. 

Pada masa itu, tidak sulit untuk menghitung atau menentukan suatu surplus produksi yang diperoleh setelah hasil tanaman dipanen atau hewan ternak disapih dari induknya. 

Tanpa perlu panjang lebar langsung saja simak informasi tentang sejarah akuntansi di dunia dan di Indonesia. 

Sejarah akuntansi dunia

Bangsa-bangsa kuno memiliki sejarah akuntansinya masing-masing di masa lalu. Di Iran, misalnya, pemimpin yang berkuasa pada milenium ke-3 dan milenium ke-4 sebelum masehi (SM), memiliki bawahan yang secara khusus mengawasi masalah keuangan. 

Di situs purbakala Godin Tepe dan Tepe Yahya di Iran, sebuah alat yang digunakan untuk pembukuan di atas naskah tanah liat ditemukan di bangunan yang memiliki ruangan besar untuk penyimpanan hasil panen. Di Godin Tepe, naskah yang ditemukan berisi pula tabel-tabel dengan angka-angka. Di Tepe Yahya, naskah yang ditemukan berisi grafik. Penemuan itu dianggap merepresentasikan lompatan besar dalam sejarah manusia.

Pada milenium ke-2 SM, perkembangan perdagangan dan bisnis memperluas peran akuntan. Bangsa Fenisia (Phoenicians) menemukan alfabet fonetik yang diperkirakan digunakan untuk keperluan pembukuan.  Sementara itu, sekitar abad ke-4 SM, bangsa Babilonia dan bangsa Mesir kuno memiliki sistem audit untuk mengecek pergerakan barang keluar dan masuk dari gudang. Istilah audit sendiri berasal dari bahasa Latin, audire, yang berarti mendengar.

Di sisi lain, pada masa kekaisaran Augustus di kerajaan Romawi, pemerintah Roma memiliki akses terhadap informasi keuangan yang detail sebagaimana dibuktikan dengan prasasti Res Gestae Divi Augusti. 

Prasasti itu merupakan catatan untuk orang-orang Roma mengenai pelayanan kekaisaran Augustus, belanja publik yang terukur dan terdaftar, termasuk distribusi kepada masyarakat, bantuan tanah atau uang untuk veteran perang, bangunan candi, persembahan rohani, belanja pertunjukan teater dan sebagainya. Cakupan informasi akuntansi pada saat itu meliputi pengambilan keputusan dan perencanaan.

Sementara itu, pada masa abad pertengahan di Eropa pada abad ke-13, perdagangan bergantung kepada proses pembukuan untuk mengawasi transaksi simultan yang didanai oleh pinjaman bank. Salah satu terobosan penting yang berlangsung pada saat itu adalah diperkenalkannya pembukuan dua lajur yang mana ada lajur kredit dan debit untuk setiap transaksi.

Asal usul historis kata debit dan kredit berasal dari masa pembukuan satu lajur. Dalam bahasa Latin, debit berarti dia berutang dan kredit berarti dia percaya.

Bapak akuntansi dunia, Luca Pacioli 

Ngomongin soal sejarah akuntansi, kita gak bisa lepas dari sosok Luca Pacioli, yang merupakan Bapak Akuntansi dunia.  Luca Pacioli merupakan matematikawan asal Italia yang juga pernah menjadi guru dari pelukis terkenal Leonardo Da Vinci. 

Pada tahun 1949, Pacioli pernah mencetak buku tentang matematika yang berjudul Summa de Arithmetica, Geometria, Proportioni et Proportionalita. Di dalam buku tersebut tercantum sebuah bagian tentang akuntansi yang diberi judul Particularis de Computis et Scripturis. 

Dalam bagian itu ia mencakup lebih dari 27 halaman tentang pembukuan akuntansi. Salah satu yang paling mendekati dengan akuntansi saat ini ialah pencatatan double-entry. Di buku inilah pertama kalinya penggunaan simbol plus dan minus yang juga bisa diartikan sebagai kredit atau debit. 

Sejarah akuntansi di Indonesia dan perkembangan pendidikan akuntansi di Indonesia

Praktik dan sejarah akuntansi di Indonesia bisa dilacak pada masa kolonial Belanda. Seperti yang disampaikan oleh sejumlah sumber, jejak yang berhubungan dengan praktik akuntansi di Indonesia bisa ditemukan pada 1747 yang diimplementasikan oleh Amphioen Society. 

Pada masa kolonialisme, perusahaan yang dimiliki oleh Belanda, VOC (perusahaan Hindia-Belanda), memainkan peran yang sangat penting dalam praktik bisnis di Indonesia era itu. Seiring aktivitas bisnis yang ada di Indonesia, Belanda memperkenalkan sistem pembukuan dua lajur. 

Pada 1800-1900, aktivitas ekonomi pada masa kolonial meningkat drastis. Peningkatan aktivitas ekonomi itu mendorong kemunculan permintaan atas sumber tenaga akuntan dan penerjemah. Sebagai konsekuensi, fungsi audit mulai diperkenalkan di Indonesia pada 1907.

Peluang untuk melakukan pekerjaan audit itu akhirnya dimanfaatkan oleh akuntan Belanda dan Inggris di Indonesia untuk membantu pemerintah dalam perusahaan manufaktur dan tekstil. Pakar audit internal yang pertama kali datang ke Indonesia adalah Labrijn-JW pada 1896 dan auditor yang pertama kali mengerjakan pekerjaan audit yang mencakup menyiapkan dan mengendalikan firma akuntansi adalah Van Schagen pada 1907.

Sementara itu, akuntan publik pertama di Indonesia adalah Frese & Hogeweg yang mendirikan kantor pertama kali di Indonesia pada 1918. Pendirian kantor ini diikuti oleh firma akuntan lainnya yaitu pada 1920.

Sejarah akuntansi Indonesia pada masa kolonial Belanda

Pada masa kolonial Belanda, tidak ada satupun orang Indonesia yang bekerja sebagai akuntan publik. Orang Indonesia pertama yang bekerja di bidang akuntansi adalah JD Massie yang ditunjuk sebagai ahli pembukuan di Biro Akuntan Pajak pada 1929. Kesempatan bagi akuntan lokal mulai muncul pada 1942-1945 seiring penarikan orang-orang Belanda dari Indonesia.

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, praktik akuntansi ala Belanda masih digunakan. Selain itu, pendidikan dan pelatihan sistem akuntansi masih didominasi oleh model Belanda. Nasionalisasi perusahaan yang dimiliki oleh Belanda dan kepergian orang Belanda dari Indonesia pada 1958 mengakibatkan kelangkaan akuntan dan ahli keuangan.

Tidak lama setelah itu, model akuntansi yang banyak diterapkan di Indonesia beralih ke model Amerika.

Beralih ke model akuntansi Amerika di sektor pendidikan

Sejarah akuntansi di Indonesia juga tidak hanya berkiblat dari peninggalan Belanda saja, melainkan juga dari Amerika Serikat. Hal ini bisa dilihat dari langkah sejumlah institusi pendidikan tinggi seperti di UI, STAN, UNPAD, USU, Unair dan UGM yang saat itu  merubah praktik akuntansi dari model Belanda ke model Amerika.

Pada 1980-an, sejumlah teknokrat memiliki perhatian terhadap reformasi ekonomi dan reformasi akuntansi. Teknokrat ini berusaha untuk menciptakan ekonomi yang lebih kompetitif dan yang lebih berorientasi ke pasar dengan dukungan praktik akuntansi yang baik. 

Pada 1990-an, tekanan untuk meningkatkan kualitas dari pelaporan keuangan muncul seiring dengan skandal pelaporan keuangan yang bisa memengaruhi kepercayaan dan perilaku investor. Pada 1994, sejumlah skandal memicu pemerintah dan regulator untuk mengeluarkan kebijakan yang ketat berhubungan dengan proses laporan keuangan.

Perkembangan sistem akuntansi masa kini

Pada saat ini, praktik akuntansi sudah banyak diterapkan di perusahaan-perusahaan Indonesia. Praktik akuntansi itu juga semakin dimudahkan dengan bantuan teknologi informasi. Dalam beberapa tahun belakangan, tidak sedikit perusahaan jasa yang menawarkan jasa akuntansi menggunakan komputasi awan. 

Praktik akuntansi tidak hanya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar. Usaha dengan skala lebih kecil seperti usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) juga banyak menggunakan praktik akuntansi untuk mencatat transaksi bisnisnya hingga membuat laporan keuangan. 

Di bidang pendidikan, akuntansi merupakan jurusan yang masih banyak diminati oleh calon mahasiswa di perguruan tinggi Indonesia. Pendidikan akuntansi juga sudah banyak ditawarkan di institusi pendidikan setingkat sekolah menengah atas.

Demikian penjelasan tentang sejarah akuntansi. Semoga bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan kita, ya! Kunjungi Lifepal untuk mendapatkan tips-tips akuntansi keuangan dan seputar manajemen perusahaan di berbagai industri lainnya.