6 Tradisi Lebaran di Indonesia [Ada yang Tidak karena Corona]

tradisi lebaran di Indonesia

Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri dirayakan umat Islam di seluruh dunia, termasuk Indonesia, setahun sekali. Namun, kondisinya berbeda sekarang ini sejak pandemi Corona atau Covid-19 melanda dunia.

Banyak negara yang memberlakukan lockdown hingga pembatasan aktivitas. Di Indonesia pembatasan aktivitas diterapkan lewat pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Ibu kota Jakarta yang menjadi pusat penyebaran virus Corona telah memberlakukan PSBB kurang lebih selama satu bulan.

Gara-gara pandemi Corona ini, Lebaran yang selalu dirayakan setiap tahun identik dengan berbagai tradisi kini gak semuanya bisa dilakukan.

Padahal, ada tradisi unik menyambut Lebaran di Indonesia yang tak ada di negara lain.  Hal ini seolah menjadi sebuah tradisi yang begitu kental, dan telah menjadi hal wajib dijalankan secara turun temurun.

Masjid dan lapangan penuh sesak dengan jamaah berpakaian Islami. Suara-suara takbir menyeruak dari pengeras suara di berbagai sudut. Orang beramai-ramai saling memaafkan, saling bersalaman dan berpelukan.

Bahkan, setiap wilayah di Indonesia memiliki agenda dan tradisi unik ketika merayakan Lebaran di kampung halaman masing-masing.

Ada banyak tradisi Lebaran yang masih terus berlangsung di Indonesia, tapi kini beberapa di antaranya terpaksa urung dilakukan.

Mudik

Lebaran
Mudik tradisi Lebaran di Indonesia 

Orang-orang yang bekerja di luar kota biasanya berebut tiket mudik demi bisa berkumpul dengan keluarga di momen fitri tersebut.

Mereka tak ingin ketinggalan kesempatan bermaaf-maafan dan bersilaturahmi dengan sanak kerabat di kampung halaman.

Tidak tanggung-tanggung, puluhan juta orang bepergian dan menyeberang pulau yang satu ke pulau lainnya untuk menjalankan tradisi mudik.

Namun, Pemerintah telah mengimbau masyarakat tidak pulang ke kampung halaman atau mudik menjelang Lebaran demi mencegah meluasnya penyebaran virus Corona yang telah merenggut nyawa lebih dari 1.000 orang di Indonesia.

Memakai baju baru

Lebaran
Memakai baju baru tradisi Lebaran di Indonesia 

Menggunakan baju baru ketika Lebaran menjadi salah satu tradisi yang begitu lekat dan selalu dijalankan banyak orang. Meski hanya sebagai simbol atau kebiasaan saja, tetapi hal ini hampir selalu identik dengan perayaan Idul Fitri di setiap tahunnya.

Berbagai pusat perbelanjaan pun ramai memberi diskon besar-besaran untuk mendukung tradisi membeli baju baru yang langgeng di masyarakat Indonesia.

Tradisi belanja menjelang Lebaran sepertinya harus ditunda hingga tahun depan seiring masih berlakunya PSBB. Namun, belanja baju baru bisa dilakukan secara online sebagai alternatif belanja.

Bagi-bagi THR

Lebaran
Bagi-bagi THR tradisi Lebaran di Indonesia (Shutterstock)

Saat Lebaran, biasanya ada Tunjangan Hari Raya alias THR. Ingatkah berapa THR yang Anda terima saat masih kecil? Tak peduli berapa nominalnya, karena tradisi ini sekadar untuk berbagi kesenangan dengan anak-anak.

Namun, berbagi THR dalam bentuk uang cetak sepertinya bukan opsi yang baik buat sekarang ini. Alangkah bijaknya berbagi THR dalam bentuk uang digital sebagai bentuk kasih sayang terhadap orang-orang terdekat agar terhindar dari risiko penularan virus Corona.

Halal bi halal

Lebaran
Halal bi halal tradisi Lebaran di Indonesia 

Di hari pertama Lebaran, biasanya orang Indonesia akan bersilaturahmi ke keluarga dan tetangga, atau sering disebut halal bi halal. Di momen itu, umat Islam saling sungkem dan memaafkan satu sama lain agar hatinya benar-benar kembali suci.

Halal bi halal merupakan sebuah tradisi yang telah dilakukan sejak lama. Halal bi halal bahkan masih akan dirayakan setelah momen Lebaran berlalu dan kembali beraktifitas seperti biasanya, seperti di sekolah, di kantor, atau tempat lainnya.

Saat pandemi Corona seperti saat ini, tradisi ini gak melulu harus pertemuan fisik secara langsung. Halal bi halal masih bisa dilakukan secara online dengan memanfaatkan fasilitas video conference.

Ketupat

Lebaran
Makan ketupat lengkap dengan opor dan sayurnya tradisi Lebaran di Indonesia

Satu lagi yang tak pernah absen di Hari Idul Fitri ialah ketupat. Ketupat bukan sekadar makanan, ada filosofi kuat yang terkandung di dalamnya.

Konon, makanan berbungkus daun kelapa ini diambil dari bahasa Jawa kupat atau ngaku lepat alias mengakui kesalahan. Anyaman daun kelapanya yang cukup rumit merupakan simbol kesalahan yang dilakukan manusia.

Ketupat berwarna putih, bermakna ada kesucian hati di dalam diri setiap muslim selepas bermaaf-maafan dengan kerabat.

Bahkan, bentuk segi empat pada ketupat melambangkan kiblat papat lima pancer. Artinya, ada empat arah mata angin dan satu pusat sebagai kiblat hidup manusia. Mau ke mana pun arah yang ingin Anda tuju, yakinlah Anda tetap kembali ke “pusat” yaitu Allah SWT.

Bisa disimpulkan, maknanya ketupat adalah permohonan maaf atas kesalahan-kesalahan. Wah, ternyata maknanya luar biasa, ya?

Ziarah makam

Lebaran
Ziarah makam tradisi Lebaran di Indonesia (Shutterstock)

Ziarah ke makam alias nyekar menjadi hal wajib bagi sebagian besar masyarakat Indonesia saat Idul Fitri.

Biasanya hal ini dilakukan selepas salat Idul Fitri atau di pagi hari Lebaran pertama. Orang-orang akan mendatangi pemakaman dan memanjatkan doa bagi keluarga dan juga kerabat yang telah pergi meninggalkan dunia.

Menabuh bedug dan takbir keliling

Lebaran
Bertakbir dan menabuh bedug tradisi Lebaran di Indonesia (Shutterstock)

Lebaran akan selalu disambut dengan kumandang takbir diiringi dengan tabuhan bedug yang menggema menjadi tanda kemenangan setelah berpuasa selama sebulan penuh.

Suara takbir diiringi tabuhan bedug dari malam takbiran hingga pagi di hari Lebaran akan menambah suasana haru dan gembira.

Pada momen ini, masyarakat akan turun ke jalan dan merayakannya memakai kendaraan atau sekadar berjalan kaki beramai-ramai.

Tak hanya satu atau dua bedug saja yang ditabuh, hampir semua jalan-jalan dan masjid akan menabuhnya dengan diiringi gema takbir, tanda hari kemenangan telah tiba.

Karena itu, bedug sudah menjadi simbol dari Hari Raya Idul Fitri, selain ketupat. Tak heran gambar bedug dijadikan ikon-ikon yang merepresentasikan hari fitri tiba.

Sayangnya, dengan pemberlakuan PSBB saat ini, sungguh bijak kalau mengumandangkan takbir dilakukan di rumah masing-masing. Selama virus masih ada, selama itu pula penularan masih terjadi. Tentu aja kita gak mau bukan menyebabkan orang-orang terdekat kita melakukan hal-hal yang berisiko?

Itulah tradisi unik yang umumnya dilakukan masyarakat Indonesia saat hari kemenangan, Idul Fitri, tiba. Walaupun kondisi sekarang ini membuat kita merayakan Lebaran secara berbeda dibandingkan sebelumnya, itu bukan berarti memupuskan semangat kita merayakan hari kemenangan.

Justru kita harus menjadikan momen ini sebagai awal dari semangat  yang baru dan memupuk harapan dalam menghadapi tantangan hidup selanjutnya. Selamat merayakan Idul Fitri!