Memahami Siklus Hidup Produk: Tahapan dan Manfaat

reksa dana untuk pensiun

Dalam membuat produk, pelaku usaha perlu memahami sebuah konsep yang dikenal dalam manajemen pemasaran, yaitu siklus hidup produk. Sama seperti manusia, produk juga memiliki siklus hidupnya.

Pada umumnya, siklusnya terbagi menjadi empat tahap, yaitu perkenalan, pertumbuhan, pendewasaan, dan penurunan. Dari kiri ke kanan, siklus ini menunjukkan fase bergerak dari kiri bawah ke tengah atas, lalu dari tengah atas ke kanan bawah.

Konsep ini biasa dipakai oleh manajemen dan divisi pemasaran untuk menentukan peningkatan anggaran iklan, mengurangi biaya, ekspansi ke pasar baru, atau mendesain ulang pemasaran. Setiap tahapan dalam siklus membutuhkan strategi tertentu.

1. Siklus Perkenalan

Memperkenalkan produk

Perkenalan adalah tahap paling dasar dalam siklus hidup produk. Seperti namanya, tahapan ini berarti sebuah upaya untuk mengenalkan atau menjelaskan sebuah produk kepada khalayak atau target pasar.

Dalam tahap ini, pebisnis biasanya mengeluarkan biaya atau sumber daya yang besar untuk pemasaran. Hal itu dilakukan supaya produk yang akan dipasarkan dapat dikenal terlebih dulu oleh khalayak.

Sebagai contoh kecil, seorang pebisnis berencana membuat produk kaos. Sebagai produk baru, tentu saja tidak ada orang yang mengetahui atau mengenal produk tersebut. Oleh karena itu, seorang pebisnis harus mengenalkan produk itu lewat berbagai cara.

Salah satu cara yang realistis adalah memperkenalkan produk itu melalui promosi penjualan, misalnya iklan. Di era media sosial pada saat ini, pemasangan iklan dapat dilakukan oleh siapa saja, termasuk usaha pada skala UMKM yang memiliki anggaran terbatas. Di Instagram, pelaku usaha mikro membutuhkan uang minimal Rp10 ribu untuk beriklan.

Dalam konteks siklus hidup produk, iklan adalah satu alat untuk memperkenalkan produk. Tujuan dari tahapan ini adalah memperkenalkan produk sampai meningkatkan kesadaran orang terhadap produk.

Tentu saja, selain iklan, ada banyak strategi pemasaran untuk memperkenalkan produk. Strategi pemasaran dari mulut ke mulut (word of mouth) juga merupakan salah satu strategi pemasaran yang ampuh untuk memperkenalkan suatu produk baru.

2. Siklus Pertumbuhan

Pertumbuhan

Setelah perkenalan, siklus hidup produk berikutnya adalah pertumbuhan. Dalam tahap ini biasanya telah terjadi peningkatan penjualan dari produk yang telah diperkenalkan kepada target pasar.

Efektivitas dari tahap perkenalan melalui pemasaran iklan atau strategi pemasaran lainnya biasanya dapat dilihat di tahap pertumbuhan. Apakah strategi pemasaran yang diterapkan dapat menghasilkan peningkatan penjualan dapat dicermati di sini.

Di tahapan ini juga, pelaku usaha biasanya dihadapkan dengan dua pilihan, yaitu mengurangi atau menambah biaya pemasaran. Pengurangan biaya pemasaran dapat dilakukan karena orang sudah mengenal produk yang dipasarkan.

Di sisi lain, pelaku usaha juga dapat menambah pemasaran untuk memanfaatkan momentum ketika penjualan sedang bertumbuh. Biaya pemasaran yang diperbesar dilakukan dengan harapan penjualan dapat semakin meningkat.

Dalam tahapan ini, pelaku usaha biasanya menghadapi kemunculan pesaing-pesaing baru yang melihat kesuksesan dari pertumbuhan penjualan produk. Dengan demikian, pelaku usaha perlu mengantisipasi keberadaan para pesaing yang bisa mengurangi pangsa pasar tersebut.

3. Siklus Pendewasaan atau Pematangan

Maturity stage

Setelah tahap pertumbuhan, tahapan berikutnya adalah pendewasaan atau pematangan (maturity). Dalam kondisi ini, biasanya pertumbuhan penjualan akan mulai melambat. Untuk menghadapi kondisi itu, pelaku usaha akan berusaha untuk memodifikasi produk.

Modifikasi itu diperlukan supaya konsumen tidak berpaling ke produk dari pesaing. Modifikasi itu bisa dilakukan dengan cara perubahan model, warna, rasa sampai kemasan. Diversifikasi dan diferensiasi ditekankan untuk menjaga atau meningkatkan pangsa pasar.

Selain itu, seiring munculnya para pesaing, pelaku usaha akan berusaha menetapkan harga yang lebih kompetitif. Dalam tahapan ini, biaya dari produksi produk telah menurun seiring peningkatan volume produksi.

4. Siklus Penurunan

Downtrend

Tahapan terakhir dalam sebuah siklus hidup produk adalah penurunan. Pada tahap ini, keuntungan dan penjualan mulai menurun. Pertumbuhan penjualan juga mulai menurun dan arus kas mulai berkurang. Dalam tahapan ini, persaingan dengan pesaing menjadi begitu ketat.

Tentu saja, tahapan penurunan ini tidak selalu menjadi akhir dari sebuah produk. Pelaku usaha dapat memikirkan strategi supaya produk ini tetap dapat bertahan di pasar. Apakah terdapat kendala di kualitas produk, saluran distribusi, atau faktor lainnya.

Berikut ini adalah sebuah tabel untuk menggambarkan kondisi-kondisi pada masing-masing siklus produk.

IndikatorTahapan
PerkenalanPertumbuhanPematanganPenurunan
PenjualanRendahTinggiTinggiRendah
Biaya InvestasiSangat tinggiTinggi (lebih rendah dari tahap perkenalan)RendahRendah
KompetisiRendah atau tidak ada kompetisiTinggiSangat tinggiSangat tinggi
KeuntunganRendahTinggiTinggiRendah

Sumber: Wikipedia

Siklus penurunan dinilai sebagai risiko bisnis yang senantiasa harus selalu diantisipasi. Sebagai salah satu cara untuk mempertahankan eksistensi sebuah produk adalah menerapkan taktik dagang rebranding.

Siklus hidup produk ini penting untuk ditelaah dan dipahami saat perusahaan kita ingin meluncurkan produk baru. Jangan lupa, sebelumnya cari tahu dahulu apa yang sedang tren melalui riset pasar untuk meminimalkan pengeluaran yang sia-sia akibat kegagalan produk kita, ya.