Bermula dari Modal Rp 16 Jutaan, Begini Cara Nike Menjelma Jadi Brand Ternama

Strategi Bisnis Nike Untuk Menjadi Brand Ternama (Shutterstock).

Strategi bisnis yang diterapkan oleh brand olahraga Nike tidaklah main-main. Berkat penerapan yang baik, mereka berhasil menjadi merek ternama dan terdepan di dunia. 

Nike didirikan oleh Bill Bowerman dan Phil Knight pada tahun 1964 silam. Dengan modal pinjaman bank sebesar US$ 1.200 atau Rp 16 juta saat ini. Dulu namanya masih Blue Ribbon Sports sebelum akhirnya di tahun 1971 berubah nama menjadi Nike. 

Tapi kini mereka sudah menjelma sebagai rajanya brand produk fesyen olahraga yang dikenal di seluruh penjuru dunia. Untuk menjadi sebesar saat ini, bagaimana strategi bisnis yang diterapkan oleh Nike? Berikut ini ulasannya seperti dikutip dar Profit Works

1. Jor-joran kalau soal marketing 

Strategi Bisnis
Strategi pemasaran Nike selalu maksimal (Instagram).

Strategi bisnis terjitu yang dilakukan Nike untuk meningkatkan penjualan mereka adalah dengan berinvestasi besar-besaran ke pemasaran. Pemasaran dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya dengan iklan dan sponsorship

Nah Nike ini gak tanggung-tanggung kalau ngeluarin duit buat pos pemasaran, di sepanjang tahun 2014 aja total uang yang dikeluarin udah mencapai US$ 3 miliar atau Rp 42 triliunan. Artinya setiap detiknya mereka mengeluarkan uang US$ 100 untuk iklan. Hal yang sama terjadi di tahun 2016, namun angkanya sedikit besar yaitu US$ 3,3 miliar atau Rp 46 triliunan. 

Biaya semahal itu lebih banyak digunakan untuk membayar para atlet dan selebriti yang dijadikan sebagai bintang iklannya. Sebut saja ada Tiger Woods, Michael Jordan, Ronaldinho, Cristiano Ronaldo, sampai petenis Roger Federer. 

Mereka memulai menggunakan iklan di televisi untuk memasarkan produknya sejak tahun 1982. Bahkan iklan pertama itu mendapatkan penghargaan dari Emmy Awards dalam kategori ‘Iklan Terbaik’ di tahun 1994.

2. Selalu berinovasi dengan teknologi baru 

Strategi Bisnis
Nike selalu berinovasi dengan teknologi baru (Instagram).

Sebagai brand sepatu olahraga, Nike tak ada henti-hentinya untuk terus berinovasi. Berbagai teknologi dan fitur-fitur canggih mereka sematkan di setiap tipe sepatunya. 

Sebut saja seperti Nike Air Max misalnya, sepatu ini pertama kali dirilis pada tahun 1987. Terobosan baru yang mereka ciptakan demi menjaga kenyamanan penggunanya adalah dengan menyematkan teknologi Air Sole Unit di bagian pijakannya.

Air Sole Unit berbentuk seperti gelembung udara yang memungkinkan pengguna dapat menapak dengan sangat lembut, dan mengurangi risiko cedera. 

Pada awalnya teknologi ini diragukan oleh orang-orang, mereka mengira lapisan udara yang terlihat dari luar itu mudah robek, tapi ternyata aman-aman saja hingga kini. 

Strategi bisnis untuk terus berinovasi ini membuat Nike semakin berkembang pesat. Terbukti Nike Air Max menjadi tipe sepatu terlaris yang pernah mereka ciptakan. 

3. Gak terpaku terhadap satu produk dan melakukan ekspansi 

Strategi Bisnis
Gak terpaku pada satu produk (Instagram).

Dari merek Nike sendiri saja mereka sudah laris manis, tapi ternyata para manajemen merek berlambang centang itu gak puas kalau cuma satu doang. Mereka pun akhirnya mengakuisisi beberapa merek besar untuk berada di bawah naungan Nike Inc. Strategi ekspansi bisnis inilah yang membuat mereka sukses hingga saat ini. 

Pada tahun 2003, Nike mengakuisisi Converse yang telah berdiri sejak tahun 1908 untuk berada di naungan mereka. Gimana bisnisnya gak makin berkembang pesat, Nike laris, Converse juga laris! 

Selain Converse, Nike Inc, juga membeli pakaian olahraga khusus surfing, Hurley. Sang pendiri Hurley mengungkapkan hal ini dilakukan karena mereka mengaku sulit bersaing dengan brand surfing lainnya seperti Billabong. 

4. Menaruh perhatian penuh terhadap kualitas produk yang diciptakan 

Strategi Bisnis
Nike (Instagram).

Agar tetap bertahan, strategi bisnis Nike yang gak kalah penting adalah menomorsatukan kualitas setiap produk yang mereka ciptakan. Mereka berani menjamin produk yang diluncurkan berdaya tahan lama, sehingga wajar kalau harga setiap produknya terbilang mahal. 

Kepuasan setiap konsumen masuk ke dalam perhatian penuh mereka, jadi saat bikin mereka gak bakal asal-asalan. Buktinya hingga kini peminat sepatu Nike selalu membludak dan gak pernah kehabisan penggemar setia mereka. 

5. Selalu berusaha terdepan dibandingkan saingan-saingannya 

Strategi Bisnis
Selalu berusaha terdepan (Instagram).

Nike gak menampik adanya persaingan dengan brand-brand olahraga lainnya sekaliber Adidas, Reebok, dan lain-lainnya. Soal sepatu mungkin kualitas antar brand itu bisa 11-12, oleh sebabnya Nike terus berusaha keras untuk melampaui pesaingnya.

Contoh yang sudah pernah mereka lakukan adalah, beralih dari offline ke online store. Mungkin terdengar biasa, tapi Nike sudah melakukannya sejak tahun 1999, sementara pesaingnya, Adidas, baru meluncurkan website di tahun 2006. 

6. Mendompleng ketenaran dengan brand besar lainnya

Nike mungkin sejak dulu sudah terkenal banget, tanpa promosi juga kayaknya mereka bisa menjual banyak produk. Tapi, sayangnya pemikiran mereka gak sesempit itu, mereka terus berusaha untuk meraup keuntungan dengan jumlah yang berkali-kali lipat setiap tahunnya. 

Salah satu strategi bisnis mereka untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan mendompleng nama besar brand-brand lainnya. Mungkin lebih tepatnya bukan mendompleng, tapi berkolaborasi. Misalnya bekerja sama dengan pesta olahraga terbesar di dunia yaitu Olimpiade. Pada tahun Olimpiade 1996, Nike membantu memproduksi sepatu emas untuk hadiah atlet lari dalam ajang tersebut. 

Di Olimpiade Rio 2016, Nike juga turut mensponsori banyak tim dan atlet untuk mengenakan produk mereka. Inilah strategi mereka untuk meraup banyak pembeli. Bayangkan saja, berapa banyak orang dari seluruh dunia yang menonton Olimpiade? 

Itulah enam strategi bisnis yang dilakukan Nike. Cuma modal Rp 16 jutaan, kini mereka sudah masuk ke dalam deretan brand olahraga paling bernilai di dunia. (Editor: Winda Destiana Putri).