Seluk Beluk Uang Indonesia dari Dulu Hingga Sekarang
Uang Indonesia atau uang rupiah adalah mata uang yang sah untuk digunakan di seluruh Indonesia. Uang Indonesia terbagi menjadi dua jenis yaitu, uang kertas dan uang logam.
Namun jenis pertama yang digunakan adalah uang kertas oleh Perusahaan Hindia Timur Belanda dalam bentuk surat kredit dari Rijksdaalder pada tahun 1783 hingga 1811 hingga pada tahun 1827 uang dalam bentuk gulden terbitan De Javasche Bank mulai dipergunakan.
Sedangkan uang rupiah yang benar-benar diterbitkan oleh orang Indonesia sendiri baru dimulai pada tahun 1946. Untuk lebih jelasnya, yuk kenali perjalanan uang Indonesia di uraian lengkap berikut ini.
Daftar Uang Indonesia Terbaru
Sampai saat ini, uang di Indonesia terbagi menjadi tujuh pecahan uang kertas dan empat pecahan uang logam. Setiap pecahan memiliki gambar, ukuran, dan pengamanan yang berbeda-beda. Untuk memudahkan kita memgenail daftar uang Indonesia, mari ketahui ciri-ciri uang yang beredar saat ini.
Uang Kertas Indonesia
Uang kertas Indonesia terbagi menjadi tujuh, yaitu Rp1.000, Rp2.000, Rp5.000, Rp10 ribu, Rp20 ribu, Rp50 ribu, dan Rp100 ribu. Berikut adalah ciri-cirinya.
1. Uang kertas pecahan Rp1.000
Uang ini didominasi warna hijau dengan gambar pahlawan Tjut Mutia pada bagian depan dan bagian belakang dihiasi dengan tari Tifa, pemandangan alam Banda Neira, serta bunga anggrek larat.
Ciri-ciri lainnya, antara lain:
2. Uang kertas pecahan Rp2.000
Uang ini didominasi warna abu-abu dengan gambar pahlawan Mohammad Hoesni Thamrin pada bagian depan dan bagian belakang berupa tari Piring, pemandangan alam Ngarai Sianok, serta bunga jeumpa.
Ciri-ciri lainnya, antara lain:
3. Uang kertas pecahan Rp5.000
Didominasi warna cokelat dengan gambar Dr. K.H. Idham Chalid pada bagian depan serta bagian belakang dilengkapi gambar tari Gambyong, Gunung Bromo, dan bunga sedap malam.
Ciri-ciri lainnya, antara lain:
4. Uang kertas pecahan Rp10 ribu
Didominasi warna ungu dengan gambar Frans Kaisiepo pada bagian depan serta bagian belakang dilengkapi gambar tari pakarena, Taman Nasional Wakatobi, dan bunga cempaka hutan kasar.
Ciri-ciri lainnya, antara lain:
5. Uang kertas pecahan Rp20 ribu
Didominasi warna hijau dengan gambar Dr. G. S. S. J. Ratulangi pada bagian depan serta bagian belakang dengan gambar tari Gong, pemandangan alam Derawan, dan bunga anggrek hitam.
Ciri-ciri lainnya, antara lain:
6. Uang kertas pecahan Rp50 ribu
Berwarna biru dengan gambar Ir. H. Djuanda Kartawidjaja pada bagian depan. Sedangkan bagian belakang berupa tari Legong, Taman Nasional Komodo, dan bunga jepun bali.
Ciri-ciri lainnya, antara lain:
7. Uang kertas pecahan Rp100 ribu
Uang ini didominasi warna merah dengan gambar Dr. (H.C.) Ir. Soekarno dan Dr. (H.C.) Drs. Mohammad Hatta pada bagian depan. Sedangkan bagian belakang dilengkapi gambar tari Topeng Betawi, Raja Ampat, dan bunga anggrek bulan.
Ciri-ciri lainnya, antara lain:
Uang Logam Indonesia
Uang logam Indonesia terbagi menjadi empat, yaitu Rp100, Rp200, Rp500, dan Rp1.000. Berikut adalah ciri-cirinya.
1. Uang logam pecahan Rp100
Uang logam ini memiliki gambar depan pahlawan Prof. Dr. Ir. Herman Johannes dan gambar belakang berupa nominal uang 100. Berikut adalah ciri-ciri lainnya dari uang Rp100:
2. Uang logam pecahan Rp200
Uang yang memiliki warna dominan putih aluminium ini, memiliki gambar pahlawan Dr. Tjiptomangunkusumo pada bagian depan dan bagian belakang berupa nominal uang 200.
Ciri-ciri lainnya dari uang Rp200, antara lain:
3. Uang logam pecahan Rp500
Uang logam ini memiliki gambar depan pahlawan Letjen TNI T.B. Simatupang dan gambar belakang berupa nominal uang 500. Ciri-ciri lain dari uang Rp500, antara lain:
4. Uang logam pecahan Rp1.000
Uang logam ini memiliki gambar depan pahlawan Mr. I Gusti Ketut Pudja dan gambar belakang berupa nominal uang 1.000. Selain itu terdapat relief titik-titik yang membentuk lingkaran sebagai pembeda dengan uang logam lainnya. Ciri-ciri lain dari uang Rp1.000, antara lain:
Daftar Uang Indonesia Dari Masa ke Masa
Uang Indonesia dari masa ke masa tentunya mengalami berbagai perubahan. Mualid ari yang awalnya dikenal sebagai Oeang Republik Indonesia (ORI) hingga akhirnya dikenal sebagai uang terbitan Bank Indonesia. Mari simak perjalanan uang Indonesia di bawah ini.
Oeang Republik Indonesia (ORI)
ORI merupakan mata uang pertama yang dimiliki oleh Indonesia sejak tahun 1945. Sayangnya peredaran uang ini tergolong singkat dan tidak mencakup seluruh wilayah Indonesia. Berikut ada seri dan ciri-ciri uang ORI.
1. Seri ORI 1
Uang ini diterbitkan pada 17 Oktober 1945. Namun, baru sepenuhnya diedarkan pada 10 Oktober 1946.
Pecahan | Warna | Gambar Depan | Gambar Belakang | Tanda Tangan | Tahun Pengeluaran | Tahun Penarikan Kembali |
1 sen | Hijau | Keris | Tulisan legal dan batik | A.A. Maramis | 17 Oktober 1945 | 1 Mei 1950 |
5 sen | Cokelat | Batik | ||||
10 sen | ||||||
Rp1/2 | Hijau | |||||
Rp1 | Ir. Soekarno | Gunung Berapi | ||||
Rp5 | Abu-abu | Tulisan legal dan batik | ||||
Rp10 | Biru | |||||
Rp100 |
2. Seri ORI 2
Uang ini diterbitkan pertama kali di Yogyakarta pada 1 Januari 1947. Ketika ibu kota Indonesia dipindahkan ke daerah tersebut.
Pecahan | Warna | Gambar Depan | Gambar Belakang | Tanda Tangan | Tahun Pengeluaran | Tahun Penarikan Kembali |
Rp5 | Hijau | Ir. Soekarno | Tulisan legal dan batik | Sjafruddin Prawiranegara | 1 Januari 1947 | 1 Mei 1950 |
Rp10 | ||||||
Rp25 | Cokelat | Kerbau | ||||
Rp100 | Biru | Tulisan legal dan batik |
3. Seri ORI 3
Uang ini merupakan kelanjutan dari seri kedua dan merupakan seri yang jarang ditemukan sebab dicetak terbatas.
Pecahan | Warna | Gambar Depan | Gambar Belakang | Tanda Tangan | Tahun Pengeluaran | Tahun Penarikan Kembali |
Rp1/2 | Cokelat | Harga dan otoritas | Tulisan legal dan harga | A.A. Maramis | 26 Juli 1947 | 1 Mei 1950 |
Rp2 1/2 | Ungu tua | |||||
Rp25 | Hijau | Soekarno dan pemandangan | Benteng mengamuk | |||
Rp50 | Cokelat | Soekarno dan penyadap karet | Tulisan legal dan ornamen | |||
Rp100 | Cokelat dan merah | Soekarno dan keris | Tulisan legal dan harga | |||
Rp100 | Cokelat | Soekarno dan perkebunan tembakau | ||||
Rp250 | Soekarno dan petani |
4. Seri ORI 4
Uang ini merupakan kelanjutan dari seri ketiga dan merupakan seri yang jarang ditemukan sebab dicetak terbatas. Uang ini ditandatangani di Yogyakarta oleh Mohammad Hatta.
Pecahan | Warna | Gambar Depan | Gambar Belakang | Tanda Tangan | Tahun Pengeluaran | Tahun Penarikan Kembali |
Rp40 | Hijau | Soekarno dan penenun | Tulisan legal dan harga | Mohammad Hatta | 23 Agustus 19448 | Tidak diketahui |
Rp75 | Cokelat | Soekarno dan pandai besi | ||||
Rp100 | Cokelat dna merah | Soekarno dan perkebunan tembakau | ||||
Rp400 | Hijau | Soekarno dan pohon tebu | Tulisan legal dan ornamen | |||
Rp600 | Kuning | Soekarno dan lambang RI | Tidak diketahui | Tidak diedarkan |
5. Seri ORI Baru
Seri ini dikeluarkan di Yogyakarta dan ditandatangani oleh Loekman Hakim. Sayangnya seri ini sulit ditemukan karena memiliki jumlah yang terbatas.
Pecahan | Warna | Gambar Depan | Gambar Belakang | Tanda Tangan | Tahun Pengeluaran | Tahun Penarikan Kembali |
10 sen | Biru-cokelat dan merah-hijau | Harga dan otoritas | Teks undang-undang | Loekman Hakim | 17 Agustus 1949 | Tidak diketahui |
Rp1/2 | merah -hijau dan biru-ungu | Harga dan teratai | Pohon beringin | |||
Rp1 | Ungu dan hijau | Harga dan otoritas | Harga dan ornamen | |||
Rp10 | Hitam dan cokelat | Soekarno, daun pisang, dan padi | Corak sayap | |||
Rp100 | Biru | Soekarno | Teks undang-undang dan harga |
6. Seri Republik Indonesia Serikat
Seri ini diterbitkan pada bulan 1950 dengan dua jenis pecahan uang, yaitu Rp5 dan Rp10.
Pecahan | Warna | Gambar Depan | Gambar Belakang | Tanda Tangan | Tahun Pengeluaran | Tahun Penarikan Kembali |
Rp5 | Merah | Soekarno dan teks legal | Undang-undang dan pemandangan alam | Syafruddin Prawiranegara | 1 Januari 1950 | 17 Agustus 1950 |
Rp10 | Hitam |
7. Seri Pemandangan Alam 1
Seri ini dikeluarkan pada tahun 1951 sebagai cara nasionalisasi dari De Javasche Bank.
Pecahan | Warna | Gambar Depan | Gambar Belakang | Tanda Tangan | Tahun Pengeluaran | Tahun Penarikan Kembali |
Rp1 | Biru | Pantai dan sawah | Pegunungan | Syafruddin Prawiranegara | 1951 | |
Rp2 1/2 | Merah dan hijau | Pantai dan pohon kelapa | Garuda pancasila |
8. Seri Pemandangan Alam 2
Seri ini memiliki desain yang sama namun ditandatangani oleh Soemitro Djojohadikoesoemo.
Pecahan | Warna | Gambar Depan | Gambar Belakang | Tanda Tangan | Tahun Pengeluaran | Tahun Penarikan Kembali |
Rp1 | Biru | Pantai dan sawah | Pegunungan | Soemitro Djojohadikoesoemo | 1953 | |
Rp2 1/2 | Merah dan hijau | Pantai dan pohon kelapa | Garuda pancasila |
Uang Bank Indonesia
Semenjak tahun 1952, Bank Indonesia mulai mengambil alih penerbitan uang Indonesia dengan menyediakan berbagai jenis seri uang. Mari kenali apa saja seri dan ciri-cirinya, yuk.
1. Seri Kebudayaan
Uang pertama yang diterbitkan oleh Bank Indonesia pada tahun 1952, uang ini ditandatangani oleh Sjafruddin Prawiranegara dan Indra Kasuma.
Pecahan | Warna | Gambar Depan | Gambar Belakang | Tanda Tangan | Tahun Pengeluaran | Tahun Penarikan Kembali |
Rp5 | Biru | R.A. Kartini | Batik | Sjafruddin Prawiranegara & Indra Kasuma | 1952 | 1962 |
Rp10 | Cokelat | Patung | ||||
Rp25 | Biru | Pohon | ||||
Rp50 | Hijau | Pohon & Burung | ||||
Rp100 | Cokelat | Pangeran Diponogoro | ||||
Rp500 | Hijau & Cokelat | Relief | ||||
Rp1.000 | Hijau & Cokelat | Patung |
2. Seri Hewan
Uang ini diterbitkan pada tahun 1957 dengan tanda tangan Sjafruddin Prawiranegara dan Sabaroedin. Kecuali pada pecahan Rp2.500 yang ditandatangani oleh Loekman Hakim.
Pecahan | Warna | Gambar Depan | Gambar Belakang | Tanda Air | Tanda Tangan | Tahun Pengeluaran | Tahun Penarikan Kembali |
Rp5 | Hijau | Orang Utan | Candi Prambanan | Pangeran Diponogoro | Sjafruddin Prawiranegara & Sabaroedin | 1957 | 1965 |
Rp10 | Cokelat | Rusa Jawa | Perahu Naga | ||||
Rp25 | Cokelat | Badak Jawa | Rumah Adat Tapanuli | ||||
Rp50 | Merah | Buaya | Masjid Raya Medan | ||||
Rp100 | Hijau | Tupai | Istana Bogor | ||||
Rp500 | Cokelat | Harimau Sumatera | Sawah | ||||
Rp1.000 | Cokelat | Gajah | Nelayan | ||||
Rp2.500 | Hijau | Komodo | Sungai Martapura | Loekman Hakim & Sabaroedin | |||
Rp5.000 | Merah | Banteng | Kapal pesiar | Sjafruddin Prawiranegara & Sabaroedin |
3. Seri Pekerja
Uang ini diterbitkan pada tahun 1958, dan dicetak oleh Pertjetakan Kebajoran, serta ditandatangani oleh Loekman Hakim dan Sabaroedin.
Pecahan | Warna | Gambar Depan | Gambar Belakang | Tanda Air | Tanda Tangan | Tahun Pengeluaran | Tahun Penarikan Kembali |
Rp5 | Cokelat | Pembuat batik | Rumah Adat Jawa Tengah | Kepala Banteng | Loekman Hakim & Sabaroedin | 1958 | 1966 |
Rp10 | Cokelat | Pembuat patung | Rumah Adat Bali | ||||
Rp25 | Hijau | Pengrajin ulos | Rumah Adat Sumatera Utara | ||||
Rp50 | Cokelat | Pemintal benang | Rumah Adat Timor | ||||
Rp100 | Cokelat | Penebangan pohon | Rumah Adat Kalimantan | ||||
Rp500 | Cokelat | Pembelahan buah kelapa | Rumah Adat Minahasa | ||||
Rp1.000 | Ungu | Pengerajin Perak | Rumah Adat Sumatera Barat | ||||
Rp1.000 | Merah | Pengerajin Perak | Rumah Adat Sumatera Barat | Garuda Pancasila | |||
Rp5.000 | Hijau | Petani | Sawah | Kepala Banteng | |||
Rp5.000 | Merah | Petani | Sawah | Garuda Pancasila |
4. Seri Bunga dan Unggas
Uang ini diterbitkan tahun 1959 dan ditandatangani oleh Loekman Hakim dan Sabaroedin.
Pecahan | Warna | Gambar Depan | Gambar Belakang | Tanda Air | Tanda Tangan | Tahun Pengeluaran | Tahun Penarikan Kembali |
Rp5 | Biru | Sedap malam | Nectariniidae | Garuda Pancasila | Loekman Hakim & Sabaroedin | 199 | 1967 |
Rp10 | Merah | Hoya | Kakatua | ||||
Rp25 | Hijau | Seroja | Kuntul besar | ||||
Rp50 | Cokelat | Seroja | Elang laut dada putih | ||||
Rp100 | Cokelat | Patma raksasa | Rangkong badak | ||||
Rp500 | Biru | Bougenville | Ayam hutan hijau | ||||
Rp1.000 | Cokelat | Melati | Burung Cenderawasih | ||||
Rp2.500 | Oranye | Bunga | Kuau Raja | ||||
Rp5.000 | Cokelat | Bunga pada bagian tengah di antara dua Gapura Bali | Tidak Diketahui |
5. Seri Pekerja 2
Uang kertas tipe kelima yang diterbitkan pada tahun 1963 dengan ditandatangani oleh Jusuf Muda Dalam dan Hertatijanto, kecuali pada uang Rp10 yang ditandatangani oleh Soemarno dan Hertatijanto.
Pecahan | Warna | Gambar Depan | Gambar Belakang | Tanda Air | Tanda Tangan | Tahun Pengeluaran | Tahun Penarikan Kembali |
Rp10 | Abu-abu | Pembuat patung | Rumah Adat Bali | Garuda Pancasila | Soemarno dan Hertatijanto | 1964 | 1966 |
Rp25 | Abu-abu | Pengrajin Ulos | Rumah Adat Sumatera Utara | Jusuf Muda Dalam dan Hertatijanto | |||
Rp50 | Cokelat | Pemintal Benang | Rumah Adat Timor Garuda | ||||
Rp100 | Cokelat (versi pertama) Biru (versi kedua) | Penebang Pohon | Rumah Adat Kalimantan | ||||
Rp10 ribu | Hijau | Nelayan | Sungai Barito | Kepala Banteng Garuda Pancasila | |||
Rp10 ribu | Merah | Nelayan | Sungai Barito | Garuda Pancasila |
Cara Menyimpan Uang Indonesia
Di zaman sekarang, menyimpan uang sudah menjadi sebuah kewajiban. Sebab dengan menyimpan, kita bisa mengendalikan pemakaian uang dan juga menjaga uang kita tetap aman dari berbagai tindak kejahatan. Banyak tempat yang bisa kita jadikan lokasi penyimpanan, misalnya di rumah dan juga bank.
1. Cara menyimpan uang di rumah
Menyimpan uang di rumah memang bisa menjadi cara yang mudah untuk dilakukan sebab apabila kita berada di keadaan mendesak, kita bisa langsung menggunakan uang tersebut dan menggunakannya saat itu juga.
Apalagi menyimpan uang di rumah tidak perlu mengisi formulir pendaftaran dan menyiapkan berbagai persyaratan. Nah, berikut ini lokasi penyimpanan uang di rumah yang dijamin tidak bakal ketahuan orang rumah.
2. Cara menyimpan uang di bank
Menyimpan uang di bank bisa menjadi cara paling aman yang bisa kita lakukan. Sebab kita tidak perlu takut kemalingan karena bank menawarkan jaminan keuangan. Apalagi banyak keuntungan dengan menyimpan uang di bank, seperti:
Perjalanan uang Indonesia adalah bukti perjuangan yang harus dihargai. Maka dari itu gunakan uang Indonesia dengan bijak dan jangan mencoret maupun melipat uang, ya.
Hati-hati, sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2011 tentang mata Uang Pasal 35, setiap orang yang merusak uang Indonesia akan dipidana paling lama 5 tahun dengan denda paling banyak Rp1 miliar.