Habiskan Miliaran Rupiah! Ini 4 Upacara Pemakaman di Indonesia Termahal Sejagat

Upacara kematian Rambu Solo (Instagram/@endyallorante)

Upacara kematian untuk sebagian masyarakat di wilayah Indonesia bisa dihelat mewah, tak berbeda jauh dengan pesta pernikahan, kelahiran atau hajatan lain seperti sunatan.

Diselenggarakan dengan cara yang unik, beberapa adat di wilayah Indonesia ini terkadang menggelar upacara khusus untuk melepas sang arwah.

Perlakuan sama seperti saat menyambut kelahiran anak, upacara kematian juga bisa disambut dengan mewah dan mahal. Biaya yang dihabiskan bukan cuma jutaan atau ratusan juta, melainkan sampai menembus miliaran hingga triliunan rupiah.

Semahal apa empat upacara kematian yang ada di Indonesia ini? Buat kamu yang penasaran pengin mengetahuinya, yuk simak rangkuman MoneySmart berikut:

Rambu Solo, upacara kematian Tana Toraja

Rambu Solo (Instagram/@pia_toraya_official)
Rambu Solo (Instagram/@pia_toraya_official)

Masyarakat Toraja meyakini, tanpa upacara Rambu Solo, arwah orang yang meninggal akan memberikan kemalangan pada keluarga yang ditinggalkannya.

Upacara adat kematian masyarakat Toraja ini juga dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan penghantaran arwah orang yang meninggal menuju alam roh.

Karena diyakini sebagai penyempurna kematian seseorang, dalam upacara pemakaman ini banyak persyaratan yang perlu dipenuhi keluarga almarhum.

Salah satunya, hewan kurban berupa kerbau dan babi. Bagi masyarakat Toraja, kerbau adalah hewan suci yang dapat menghantarkan arwah ke puya (surga).

Kurban yang dikurbankan adalah Tedong Bonga (kerbau bule/belang) yang juga dikenal sebagai kerbau lumpur. Sesuai namanya kerbau ini punya warna kulit belang (albino). Harga satu ekor kerbau berkisar Rp 20-50 juta. Tapi, ada pula kerbau yang harganya mencapai Rp 600 juta.

Jumlah kerbau yang dikurbankan tergantung pada strata sosial keluarga yang ditinggalkan. Semakin tinggi strata sosialnya, semakin banyak jumlah kurbannya. Misalnya, untuk strata sosial menengah, 8-10 ekor kerbau dan 30-50 ekor babi. Sementara kalangan bangsawan sebanyak 25-150 ekor kerbau.

Baca juga: Indonesia Punya Rambu Solo, Upacara Pemakaman Termahal di Dunia

Ngaben, upacara kematian dalam agama Hindu

Ngaben (Instagram/@putuagustra)
Ngaben (Instagram/@putuagustra)

Upacara kematian lainnya yang gak kalah mahal dari Rambu Solo ialah Ngaben yang diselenggarakan oleh mereka yang beragama Hindu. Upacara ini banyak ditemukan di Bali, pulau di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Hindu.

Perayaan ini biasanya dilaksanakan tertentu dalam kalender Saka. Bagi keluarga yang ingin melangsungkan Ngaben, mereka harus menyiapkan banyak uang.

Biaya tersebut digunakan untuk membayar pembuatan wadah yang bisa mencapai puluhan juta rupiah dan sesajen serta pernak-pernik yang dibutuhkan sebagai syarat Ngaben.

Gak heran jika ada mereka yang memilih mengadakannya secara bersamaan, karena bisa patungan dan memperkecil uang yang dikeluarkan.

Baca juga: Membisniskan Kematian, 6 Tempat Pemakaman Ini Harganya Bisa Miliaran!

Tiwah, ritual mengantar arwah masyarakat Dayak

Tiwah (Instagram/@centralborneoculture)
Tiwah (Instagram/@centralborneoculture)

Kaya budaya, misterius, dipenuhi perempuan cantik, kata tersebut sangat pas  untuk mendeskripsikan masyarakat Dayak. Upacara ini merupakan perpaduan Rambu Solo di Toraja dan Mangokal Holi.

Dikatakan mirip karena Tiwah diadakan untuk mengantar jenazah ke peristirahatan terakhir. Tiwah dilaksanakan atas seseorang yang telah meninggal dan dikubur sekian lama hingga yang tersisa dari jenazahnya diperkirakan hanya tinggal tulangnya saja.

Tulang ini akan dipindahkan ke sebuah tempat bernama Sandung. Tiwah ini dilaksanakan dengan menyembelih ternak (babi, kerbau, atau sapi) atas orang yang sudah lama meninggal. Biaya yang besar tersebut terbilang besar karena banyaknya ternak yang disembelih.

Mangokal Holi, Batak

Mangokal Holi (Instagram/@sio12_)
Mangokal Holi (Instagram/@sio12_)

Salah satu suku di Indonesia yang tak kalah mahal saat menyelenggarakan pesta kematian ialah Batak.

Dibagi dalam dua rangkaian upacara, saat meninggal dan ketika pelaksanaan Mangokal Holi, pihak keluarga yang ditinggalkan akan melaksanakan perayaan selama kurang lebih tiga hari.

Upacara diisi dengan pemotongan ternak, penyewaan sounds system untuk menyanyikan lagu-lagu khusus bagi mereka yang ditinggal sebagai penghormatan.

Setelah bertahun-tahun kemudian, Mangokal Holi atau pemindahan tulang belulang akan dilaksanakan. Tubuh yang sudah menjadi tulang kembali dikubur lalu dibangunkan sebuah tugu (makam batu) yang biayanya tak kalah mahal.

Itulah serangkaian upacara kematian yang menelan biaya mahal dan hanya ada di Indonesia. Dengan serangkaian acara-acara tersebut, biaya yang dikeluarkan dalam upacara kematian sama halnya seperti perayaan pesta pernikahan yang butuh kocek tidak sedikit.

Tradisi-tradisi tersebut memang harus dilestarikan agar tak punah. Namun, akan lebih baik jika pelaksanaannya dilakukan saat benar-benar sudah mampu, sehingga tak perlu memikirkan untuk berutang dan memberatkan pihak keluarga yang ditinggalkan.