Warrant atau waran adalah sebuah instrumen investasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang tergolong ke dalam instrumen derivatif karena dia adalah produk turunan dari saham.
Bagi investor saham, istilah warrant memang terbilang umum. Namun gak semuanya paham soal instrumen yang satu ini, meskipun keuntungan dari warrant bisa berkali-kali lipat dari saham.
Bila kamu sudah punya rekening efek dan rekening dana nasabah di salah satu perusahaan sekuritas, maka kamu hanya perlu menggunakan aplikasi trading saham saja untuk membelinya di pasar reguler.
Ketik saja kodenya di kolom aplikasi, misalkan kamu ingin mencari warrant PT Andalan Sakti Primaindo Tbk, maka kodenya adalah ASPI-W.
Seluruh warrant menggunakan kode -W di belakangnya. Jika kodenya ASPI-W, berarti dikeluarkan oleh perusahaan yang berkode saham ASPI.
Harga waran itu sendiri bisa di bawah Rp50 perak, tapi fluktuasi nilainya sangat tinggi. Oleh karena itu, pembelian produk satu ini seringkali ditujukan untuk keperluan trading.
Daftar Isi
Apa itu Waran?
Sejatinya, warrant adalah hak yang diberikan oleh pemegang saham, untuk membeli sejumlah “saham biasa” pada satu level harga harga eksekusinya, di “masa depan.”
Harga eksekusi bisa diartikan sebagai sebuah harga yang ditentukan oleh emiten atau perusahaan pemilik saham itu, untuk masa depan.
Intinya, investor yang membeli warrant akan mendapat hak menebus saham dari perusahaan itu dengan harga yang mungkin saja jauh murah.
Jadi, ketika berhasil ditebus dengan harga murah, tentu saja keuntungan yang didapat investor ini bisa berlipat-lipat.
Itulah sebabnya mengapa produk ini disebut sebagai produk turunan dari saham.
Nah informasi seputar harga eksekusi itu bisa kamu cari tahu sendiri di situs PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).
KSEI akan menghimpun semua daftar warrant di bagian efek terdaftar, beserta informasi kode dan maturity date atau tanggal jatuh temponya.
[Baca: Masa Depan Kamu Makin Lengkap dengan Investasi dan Asuransi. Dapatkan Asuransi Jiwa Terbaik di Sini]Karakteristik dan risiko waran
Instrumen investasi satu ini memiliki karakteristik dan risiko yang berbeda dari saham. Apa saja?
1. Sebagai pemanis
Tujuan perusahaan merilisnya adalah, agar investor tertarik memburu saham perusahaan tersebut. Jadi, bisa diartikan bahwa instrumen ini sifatnya adalah sebagai pemanis. Harganya jelas jauh lebih rendah ketimbang harga saham.
Contohnya:
Harga saham PT Duren Sawit Perkasa Tbk adalah Rp200 perak per lembar di tahun 2020. Mereka menerbitkan warrant yang nilainya Rp20 per lembar, sementara itu harga eksekusinya adalah Rp250.
Jika di masa depan (2022) harga saham PT Duren Sawit Perkasa Tbk naik dan harganya jadi Rp500 perak per lembar, maka pemegang waran perusahaan ini bisa menebusnya di angka, Rp270 per lembar. Kok Rp270 per lembar?
Karena, harga eksekusi waran itu adalah Rp250 dan harga Rp20. Rp250 + Rp20 = Rp270.
Lantas apa kabarnya jika harga saham perusahaan ini amblas jadi Rp100 perak? Pemegang warrant itu gak wajib untuk menebusnya.
Itulah sebabnya, mengapa warrant disebut sebagai pemanis. Semakin tinggi selisih harga tebus dan harga warannya, tentu makin menarik.
Namun seperti halnya produk derivatif lainnya, investasi dengan membeli warrant itu penuh dengan spekulasi.
Hal itu disebabkan karena gak ada yang tahu, apakah harga saham yang nanti bakal ditebus bakal naik atau malah turun. Pasar itu gak akan bisa ditebak.
2. Bukan aset keuangan riil
Mengingat instrumen ini adalah produk derivatif, maka risikonya pun sangat tinggi. Jika kamu perhatikan, fluktuasi nilanya bak sebuah roller coaster.
Warrant sendiri bukan merupakan aset keuangan yang sifatnya riil seperti saham. Produk ini hanyalah “hak untuk membeli saham.”
Jika kamu membeli saham, kamu sama saja dengan memiliki perusahaan itu meski hanya punya 1 lot atau 100 lembar saja. Namun prinsip ini gak berlaku di warrant.
Harganya juga sangat dipengaruhi oleh fundamental dari perusahaan penerbitnya. Sebut saja jika saham suatu emiten turun dari Rp1.000 per lembar jadi Rp900, maka jika warannya adalah Rp300, maka nilai warrant itu juga bisa berpotensi tergerus jadi Rp200.
3. Ada umurnya
Hal lain yang membuat nilainya naik turun adalah karena faktor ini. Para trader akan berpikir bahwa cepat atau lambat mereka harus segera menjual warrant ini.
Mengapa demikian? Karena semakin dekat dengan maturity date (jatuh tempo), harganya berpotensi menjadi nol! Jika warrant itu gak kunjung ditebus, maka warrant itu tentu bakal hangus.
Kalau memang mau trading warrant, itu artinya kamu harus benar-benar fokus dengan kenaikan harganya di setiap saat. Jangan sampai telat jual, karena jika harganya turun maka bisa turun makin dalam.
4. Punya capital gain
Selain mendapat hak untuk menebus saham di harga tertentu, maka keuntungan lain dalam berinvestasi warrant adalah capital gain.
Sama halnya dengan saham, waran memang ditransaksikan di pasar reguler. Oleh karena itu harganya naik turun.
Kamu pun bisa memanfaatkan momentum volatilitas harga waran untuk melakukan profit taking.
5. Berbeda dengan opsi
Dalam artikel derivatif, ada satu instrumen derivatif yang bernama option atau opsi. Asal kamu tahu, warrant adalah produk yang berbeda karena umur warrant memang lebih panjang, yaitu enam bulan sampai lima tahun.
Bahkan ada juga lho waran yang memang gak punya periode jatuh tempo. Waran ini disebut dengan istilah perpetual warrant.
6. Perdagangannya gak kenal auto-reject
Ketika pergerakan harga saham telah dinilai gak wajar, maka akan terjadi proses auto-reject. Jika harganya terus naik, maka akan masuk ke auto-reject atas, begitu pun sebaliknya jika turun drastis.
Batas auto-reject dari saham adalah ketika saham itu naik atau turun sebesar 35 persen.
Sayangnya, hal ini gak ada dalam perdagangan waran. Waran bisa saja naik atau turun hingga mencapai ratusan atau ribuan persen!
Sebagai contohnya, tepat pada 2019, Waran Seri I PT Bliss Properti Indonesia Tbk (POSA-W), sempat anjlok 96 persen ketika dibuka di harga Rp490 dan ditutup di harga Rp19, pada sesi perdagangan pertama!
Tapi pada perdagangan sesi II, kurang dari satu jam saja, harganya langsung bullish ke Rp350 per lembar! Itu berarti naik 1.700 persen!
Bukan main, investasi Rp1 juta dengan beli POSA-W saat itu, dalam hitungan jam uangmu jadi Rp17 juta!
Cara menghitung nilai teoritis waran
Sama halnya dengan saham atau efek lainnya, wran punya nilai teoritis.
Nilai teoritis bisa diartikan sebagai pada level harga berapa sebuah warrant seharusnya dijual di pasaran, atau sederhananya adalah nilai wajarnya.
Berikut rumusnya:
Nilai Teoritis Warrant = (Nilai pasar harga saham biasa – harga eksekusi) x Jumlah saham biasa dibeli dengan satu lembar waran.
Contoh:
PT Buaran Jaya Tbk memiliki waran yang beredar dengan harga eksekusi Rp2.000 per lembar dengan perincian, satu lembar waran akan mendapat hak membeli tiga lembar saham biasa. Harga saham PT Buaran Jaya Tbk sekarang adalah Rp2.500, per lembar, maka harga waran dari perusahaan ini seharusnya dijual di angka:
(Rp2.500 – Rp2.000) x 3 = Rp1.500.
Harga waran dipengaruhi oleh?
Setidaknya ada tiga hal yang memengaruhi harga tersebut, pertama jangka waktu jatuh tempo, volatilitas harga saham, dan tingkat suku bunga bebas risiko.
Semakin panjang umur sebuah warrant, maka akan semakin tinggi nilai spekulatifnya, begitupun sebaliknya, semakin pendek umurnya, maka semakin rendah nilainya.
Sementara warrant juga dipengaruhi oleh volatilitas dari harga saham yang menjadi aset dasarnya. Apabila harga volatilitasnya tinggi, maka semakin tinggi pula nilai spekulatifnya dan sebaliknya.
Terakhir adalah berdasarkan tingkat suku bunga bebas risiko. Apabila tingkat suku bunga risiko semakin tinggi, maka imbal hasil tabungan dari waran juga akan mengalami kenaikan dan semakin tinggi nilai spekulatifnya.
Perbedaan waran dan saham
Warrant dan saham tidaklah sama, ada beberapa perbedaan yang perlu kamu ketahui dengan jelas, berdasarkan penjelasan-penjelasan sebelumnya dalam artikel ini.
1. Soal kewajiban penerbitan
Saham harus diterbitkan dan diberikan kepada para pemegang saham. Berbeda dengan warrant yang tidak diwajibkan dan hanya dijadikan pemanis agar investor tertarik memburu saham perusahaan tersebut.
2. Hak kepemilikan
Pemilik saham memiliki hak untuk andil dalam perkembangan perusahaan, khususnya pemilik saham mayoritas. Sedangkan pemilik warrant mereka bukanlah anggota perusahaan.
3. Masa berlaku
Saham tidak memiliki masa berlaku, sedangkan warrant memiliki masa kadaluarsa.
Contoh waran saham
Berikut ini contoh 10 warrant yang terdaftar di KSEI dikutip dari situs resminya:
Kode | Deskripsi | Nama Emiten | EXE Price | Maturity |
ASPI-W | SERI I ANDALAN SAKTI PRIMAINDO Tbk | Andalan Sakti Primaindo Tbk, PT | 130 | 16 Feb 2023 |
AYLS-W | SERI I AGRO YASA LESTARI Tbk | Agro Yasa Lestari Tbk, PT | 150 | 11 Feb 2021 |
BABP-W3 | SERI IV BANK MNC INTERNASIONAL Tbk | Bank Mnc Internasional Tbk, PT | 100 | 20 Jun 2023 |
BABP-W4 | SERI V BANK MNC INTERNASIONAL Tbk | Bank Mnc Internasional Tbk, PT | 50 | 02 Dec 2022 |
BACA-W2 | SERI III BANK CAPITAL INDONESIA Tbk | Bank Capital Indonesia Tbk, PT | 102 | 01 Dec 2022 |
BAPI-W | SERI I BHAKTI AGUNG PROPERTINDO Tbk | Bhakti Agung Propertindo Tbk, PT | 155 | 16 Sep 2022 |
BBSS-W | SERI I BUMI BENOWO SUKSES SEJAHTERA Tbk | Bumi Benowo Sukses Sejahtera Tbk, PT | 200 | 15 Apr 2021 |
BEEF-W | SERI I ESTIKA TATA TIARA Tbk | Estika Tata Tiara Tbk, PT | 550 | 08 Jan 2021 |
BESS-W | SERI I BATULICIN NUSANTARA MARITIM Tbk | Batulicin Nusantara Maritim Tbk, PT | 126 | 09 Mar 2023 |
BIPI-W | SERI II ASTRINDO NUSANTARA INFRASTRUKTUR Tbk | Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk , PT | 125 | 08 Jul 2022 |
Tepatkah berinvestasi di waran?
Itulah sekilas tentang waran, sebuah instrumen produk investasi turunan dari saham yang sifatnya seperti roller coaster.
Menyikapi karakteristiknya seperti yang disebutkan di atas, apakah produk investasi ini layak beli?
Jika investornya adalah investor pemula atau belum pernah berinvestasi, disarankan untuk tidak mencoba produk ini terlebih dulu. Butuh kebijaksanaan dan psikologis kuat untuk berinvestasi dengan membeli warrant.
Dalam investasi, keuntungan dan risiko berbanding lurus. Meski untungnya bisa ratusan persen dalam periode tertentu, tetap saja, nilai warrant bisa anjlok juga ratusan persen.
Bila kamu adalah investor pemula yang belum pernah mencoba investasi tinggi risiko, cobalah untuk investasi di sektor saham terlebih dulu.
Jika kamu masih bingung ingin investasi di instrumen apa, gunakan Kuis Profil Risiko untuk mengetahui instrumen investasi yang cocok buat kamu:
Jika kamu memiliki pertanyaan lainnya seputar investasi dan masalah keuangan, tanyakan ke para ahli di Tanya Lifepal!
Pertanyaan-pertanyaan seputar apa itu waran
Berikut ini sejumlah pertanyaan yang perlu kamu ketahui tentang apa itu warrant.
Apa itu waran?
Waran adalah sebuah instrumen investasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang tergolong ke dalam instrumen derivatif karena dia adalah produk turunan dari saham.
Apa kegunaan waran bagi perusahaan?
Tujuan perusahaan merilisnya adalah, agar investor tertarik memburu saham perusahaan tersebut.
Perbedaan waran dan saham?
Perbedaannya pertama ada soal kewajiban penerbitannya, saham harus diterbitkan dan diberikan ke pemegangnya, sementara warrant tidak.
Kedua, hak pemilik saham adalah berhak untuk turut andil dalam proses kebijakan perusahaan, sementara pemegang warrant tidak diperkenankan.
Warrant memiliki masa berlaku, sementara saham tidak.