Awas Menjebak! Ini Lho 5 Pertanyaan Wawancara Kerja yang Perlu Diketahui

wawancara kerja

Wawancara kerja di sebuah perusahaan itu bakal ada tahapannya, mulai dengan HRD lalu user (calon atasan langsung), dan bahkan calon karyawan bertemu dewan direksi. Bisa dibilang, setiap tahapan memiliki kesulitan yang berbeda-beda dan semua itu bisa dilihat dari pertanyaan yang mereka ajukan. Perlu kamu ketahui bahwa bakal ada pertanyaan saat wawancara yang menjebak kamu dan itu bakal menentukan nasib mu!

Jangan sampai pertanyaan-pertanyaan yang penting dan sulit ini bisa menjegalmu ya. Salah dalam menjawab bakal fatal nih hasilnya buat masa depan mu di kantor yang diinginkan. 

Maka dari itu kamu perlu berhati-hati nih dalam menjawab pertanyaan saat interview kerja. Ketika bertemu dengan bagian personalia atau HRD dan kamu salah menjawab bisa-bisa surat lamaran mu bakal terhenti di situ. Gak cuma itu, jika kamu lanjut ke tahap berikutnya dengan bertemu user atau direksi dan mereka gak menyukai jawabanmu bisa-bisa hasilnya nol besar nih. 

Pengin tahu deretan pertanyaan wawancara kerja yang dinilai sulit, menjebak dan mesti kamu waspadai? Yuk, simak di bawah sini. 

Baca juga: 8 Tips Wawancara Kerja Ini Bisa Bikin Kamu Diingat Calon Bos Lho!

1. Pertanyaan pertama saat wawancara kerja ‘kenapa mau pindah?’

wawancara kerja
Kamu mesti perhatikan pertanyaan-pertanyaan ini agar gak menjebak, (Ilustrasi/Shutterstock).

Pertanyaan wawancara kerja kedua ini emang terdengar klasik dan sering diutarakan oleh HRD maupun user. Mereka yang menerima pertanyaan ini biasanya calon karyawan tengah ‘melamar kerja’ bukan yang ‘dibajak atau direkrut’ oleh perusahaan bersangkutan.

Semua tentu tahu alasan utama kenapa memutuskan buat pindah kerja ya demi mencari penghasilan atau gaji yang lebih baik ketimbang dari perusahaan sebelumnya. Tapi kalau itu yang jadi satu-satunya alasan, ya siap-siap gak dipanggil interview babak selanjutnya deh, lho kenapa?

Para pewawancara pasti berpikir kalau kamu cuma mengincar duit dari gaji di perusahaannya dan gak memiliki passion dalam kerjaan ya jangan harap deh bakal keterima. 

Mereka tentu berpikir, ketika kamu baru bergabung sebulan dan tiba-tiba mendapatkan tawaran yang lebih besar di perusahaan lain, maka gak menutup kemungkinan sebagai karyawan dirimu langsung pindah.

Oleh karena itu, agar gak terjebak di pertanyaan ini. Fair-fair aja menyebutkan poin penting bahwasannya kamu memang mengincar gaji yang lebih tinggi, tapi jangan lupa tekankan bahwa dirimu memandang perusahaan ini sebagai tempat yang tepat buat mengembangkan diri.

Jangan ragu buat melontarkan beberapa kritik seputar produk, kampanye marketing, atau hal lain tentang perusahaan ini. Bilang ke mereka bahwasannya dengan pengalamanmu, kamu bisa membawanya ke arah yang lebih baik, jadi pede aja ya!

2. Pertanyaan saat wawancara kerja ‘Apa yang mau dicapai lima tahun ke depan?’

wawancara kerja
Pertanyaan ini saat interview kerja juga mesti kamu waspadai ya, bisa menjebak lho, (Ilustrasi/Pixabay).

Kalau pertanyaan ini juga seringkali dilontarkan oleh calon user. Saat menjawab pertanyaan ini emang susah dijawab, lantaran yang kamu persiapkan adalah jawaban-jawaban seputar kemampuanmu dan hal terkait perusahaan yang kamu tuju. Apa sih esensi dari pertanyaan ini?

Sederhana kok, mereka cuma pengin tahu seberapa ambisiusnya dirimu dalam jenjang karier. Mereka juga pengin tahu tujuan dari hidupmu itu mau jadi seperti apa.

Mereka yang ambisius tentu punya cita-cita untuk bisa duduk di posisi yang lebih tinggi dalam lima tahun yang lalu. Sementara itu, mereka yang santai-santai saja bakal bingung atau mentok-mentoknya cuma bilang, ‘mau berkeluarga atau mau lebih sukses’. 

Gak perlu bingung deh dalam menyikapi pertanyaan ini. Pede aja dan jawab pertanyaan ini dengan tenang tapi tegas.

3. ‘Apa yang kamu lakukan saat stres atau berada di luar jam kerja?’

wawancara kerja
Nah, ini juga pertanyaan yang sering terjadi saat interview kerja, jangan terbuai ya bisa-bisa menjebak lho, (Ilustrasi/Pixabay).

Intinya, pertanyaan ini para pewawancara pengin tahu apa sih yang jadi hobimu. Ini bukan pertanyaan random lho ya, melainkan bisa jadi jebakan juga.

Ketika kamu bilang bahwa kamu suka main game, maka pewawancara bisa berpikir bahwa di saat kerja atau meeting pun kamu bakal asyik dengan gadget. Hati-hati jika menyebut hobimu adalah bermain game ya.

Sementara itu jika kamu berniat bohong demi kebaikan dengan mengatakan bahwa kamu hobi baca. Maka dalam wawancara kerja ini, si pewawancara bakal bertanya soal buku terakhir yang kamu baca. 

Hobi yang paling netral tentunya adalah olahraga. Hal ini memang sangat positif, karena setidaknya pewawancara bakal menilai bahwa dirimu adalah seorang yang produktif dan peduli akan kesehatan.

4. Berapa ekspekstasi gaji yang diharapkan?

wawancara kerja
Pertanyaan seputar gaji atau penghasilan terkadang juga bisa menjebak lho, (Ilustrasi/Pixabay).

Ini juga terdengar sederhana tapi sekali salah sebut, risikonya cuma dua. Pertama adalah langsung diterima saat itu juga dan siap digaji ‘lebih kecil dari karyawan lain yang satu level’, atau langsung ditolak karena perusahaan illfeel (gak tertarik), mengingat gaji kamu sebutkan terlalu besar nominalnya.

Strategi menghadapi pertanyaan ini sejatinya mudah kok. Pertama sebutkan aja gaji yang saat ini kamu terima di perusahaan tempatmu bekerja ke pewawancara.

Setelah itu, sebutkan nominal yang besarannya kurang lebih 30 persen di atas gaji gross yang kamu terima saat ini. Ekspektasi gaji sebesar tersebut cukup masuk akal kok. 

5. Kok belum setahun udah mau keluar?

wawancara kerja
Pertanyaan seputar ‘kenapa kok belum setahun udah pindah?’, nah ini juga bisa menjebak lho, (Ilustrasi/Shutterstock).

Nah, ini khusus buat kamu yang belum setahun tapi udah nyebar CV atau update LinkedIn buat mencari kerjaan baru. Intinya, dalam HRD, user, atau direksi dalam wawancara kerja ini bakal penasaran, ‘baru setahun aja udah memutuskan resign, ada apa gerangan?’.

Alasan kita mencari pekerjaan yang lebih baik tentu beragam. Tapi buat yang satu ini, ceritakan aja masalahmu tanpa harus menjelek-jelekkan situasi di perusahaan tempat kamu bekerja saat ini.

Katakan aja bahwa, peluang karier di perusahaan tempatmu bekerja saat ini emang kurang baik diiringi dengan adanya penilaian performa karyawan yang kurang obyektif. Alasan ini cukup fair kok. 

Mereka tentu percaya, asalkan riwayat kerja yang tercantum di CV-mu jarang ada yang di bawah satu tahun. Intinya, mereka cuma takut dengan calon karyawan yang masuk ke perusahaannya cuma sebagai kutu loncat. Mereka tentu udah berpengalaman menghadapi para kutu loncat.

Itu dia kelima pertanyaan yang menjebak saat wawancara kerja dan mesti diwaspadai. Semoga sukses ya wawancaranya! (Editor: Mahardian Prawira Bhisma).