Kenapa Bisa Meninggal setelah Cabut Gigi? Ini Jawabannya

kenapa bisa meninggal setelah cabut gigi

Kenapa bisa meninggal setelah cabut gigi tentu menjadi pertanyaan yang menakutkan bagi setiap orang yang akan menjalani prosedur satu ini. Padahal, dalam beberapa kasus, prosedur ini memang harus dijalani untuk mengatasi gigi yang sakit, berlubang, atau alasan lainnya.

Pernah dengar kasus cabut gigi menyebabkan kematian? Ternyata hal ini terjadi karena infeksi gigi pascacabut gigi yang tidak diobati sehingga menyebar ke jaringan tubuh lain.

Lantas, apalagi risiko yang bisa terjadi setelah cabut gigi? Apa saja sih sebenarnya yang harus dilakukan setelah prosedur ini agar risiko komplikasi tidak timbul? Yuk simak penjelasan lengkapnya di sini!

Kenapa bisa meninggal setelah cabut gigi?

Dikutip dari Healthline, infeksi gigi  setelah cabut gigi dapat terjadi ketika bakteri memasuki saraf atau jaringan lunak gigi yang disebut pulpa. Hal Ini dapat terjadi akibat kerusakan gigi, cedera, atau prosedur gigi sebelumnya.

Saat infeksi berlanjut, kantong nanah menumpuk di sekitar gigi yang terkena. Ini dikenal sebagai abses gigi.

Cabut gigi bisa meninggal karena komplikasi ini

Jika tidak diobati, infeksi gigi karena cabut gigi dapat menyebar ke area tubuh lain yang menyebabkan komplikasi serius yang berpotensi mengancam jiwa, di antaranya:

  • Sepsis, yakni reaksi parah oleh tubuh sebagai respons terhadap infeksi.
  • Angina Ludwig, yakni infeksi bakteri serius yang memengaruhi dasar mulut, di bawah lidah.
  • Necrotizing fasciitis, yaitu infeksi parah yang menyebabkan kematian jaringan lunak di dalam tubuh.
  • Mediastinitis, yaitu peradangan mediastinum, yang merupakan ruang yang terletak di antara paru-paru.
  • Endokarditis, yaitu peradangan pada lapisan dalam jantung, yang disebut endokardium
  • Trombosis sinus kavernosus, yaitu gumpalan darah berbahaya pada sinus, tepat di bawah otak dan di belakang mata.
  • Osteomielitis, yaitu infeksi jaringan tulang dan abses otak yaitu kumpulan nanah yang dapat terbentuk di otak.

Kasus meninggal karena cabut gigi

Di London, selama tahun 1600-an, infeksi gigi karena cabut gigi terdaftar sebagai penyebab kematian kelima atau keenam. Bahkan sampai tahun 1908, infeksi gigi masih berakhir dengan kematian antara 10 sampai 40 persen.

Karena kemajuan dalam kedokteran dan kebersihan gigi, kematian akibat infeksi gigi sekarang sangat jarang. Jadi, jangan terlalu khawatir ketika ingin mencabut gigi. Asalkan dilakukan oleh profesional dengan prosedur yang benar, ini aman dilakukan.

Namun, tetap penting untuk mencari perawatan segera jika mencurigai adanya gigi yang terinfeksi setelah prosedur ini.

Hal yang terjadi setelah cabut gigi

Abses karena kerusakan gigi bisa memakan waktu beberapa bulan untuk berkembang. Hal ini karena proses pembusukan dapat memakan waktu cukup lama untuk mencapai dan merusak pulpa di bagian tengah gigi.

Sementara itu, cedera atau trauma pada gigi kemungkinan bakteri lebih cepat masuk ke dalam gigi. Hal ini dapat terjadi karena cedera seperti gigi retak atau terkelupas.

Setelah abses terbentuk, biasanya orang mulai mengalami pembengkakan dan nyeri berdenyut yang terputus-putus di sekitar gigi yang terkena. Ini adalah tanda peringatan bahwa ada sesuatu yang salah.

Apabila dilakukan dengan prosedur yang benar dan tidak ada penyebab lain seharusnya infeksi setelah cabut gigi tidak terjadi. Maka dari itu, sangat penting untuk melakukan kontrol gigi sesuai anjuran dokter setelah kamu menjalani prosedur ini.

Risiko cabut gigi

Ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan peluang mengalami komplikasi setelah melakukan cabut gigi. Beberapa di antaranya seperti usia yang lebih tua, menderita diabetes,sistem imun yang lemah, dan kondisi kurang gizi.

Secara keseluruhan, fakta-fakta ini menggarisbawahi pentingnya mencari perawatan medis segera jika mengalami rasa sakit yang terus-menerus atau bengkak di sekitar gigi. Bila dirawat lebih awal, sebagian besar infeksi gigi dapat diatasi tanpa komplikasi serius.

Hal yang harus dilakukan setelah cabut gigi

Dalam banyak studi kasus, sakit gigi setelah cabut gigi bisa diobati dengan antibiotik selama jangka waktu tertentu. Namun, antibiotik saja biasanya tidak efektif untuk mengobati abses gigi.

Kerusakan gigi juga perlu dirawat, baik dengan ekstraksi atau saluran akar jika gigi dapat diselamatkan.

Ketika abses gigi tetap tidak diobati selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan, itu dapat menyebar ke area lain seperti rahang, leher, dan otak. Ini dapat menyebabkan gejala serius seperti kesulitan menelan, kesulitan bernapas, dan ketidakmampuan untuk membuka mulut.

Pada titik ini, jika perawatan tidak diterima, kematian dapat terjadi dengan cepat, terkadang dalam hitungan hari.

Hal yang harus dilakukan setelah  adalah  melakukan pengobatan. Pilihan pengobatan untuk infeksi gigi, di antaranya:

  • Drainase. Dokter gigi akan membuat sayatan kecil di gusi untuk mengeringkan abses.  Namun, ini biasanya digunakan sebagai tindakan sementara, dan perawatan lebih lanjut seringkali diperlukan. 
  • Pengobatan saluran akar. Selama pengobatan saluran akar, pulpa yang terinfeksi dikeluarkan dari gigi. Bagian dalam gigi dibersihkan dan diisi dengan hati-hati. Mahkota kemudian ditempatkan untuk membantu memulihkan gigi.
  • Pengobatan dengan antibiotik. Antibiotik kadang-kadang digunakan untuk mengobati infeksi gigi. Namun hal ini tergantung pada tingkat keparahan infeksi. Pasien mungkin menerima antibiotik oral atau antibiotik intravena (IV). Gigi juga memerlukan saluran akar atau ekstraksi bersama dengan antibiotik.

Kapan harus ke dokter?

Infeksi gigi karena cabut gigi tidak akan hilang dengan sendirinya. Ini membutuhkan perawatan tepat waktu agar infeksi tidak menyebar. Selain itu, dokter bisa menjelaskan berbagai efek setelah cabut gigi dan bagaimana nanti mengatasinya. 

Temui segera dokter gigi jika melihat gejala seperti: 

  • Nyeri berdenyut di area gigi yang terkena
  • Gusi yang merah dan bengkak 
  • Rasa tidak enak yang terus-menerus di mulut
  • Bau mulut
  • Perubahan warna pada gigi yang terkena 
  • Sensitivitas gigi, baik karena tekanan atau paparan panas dan dingin

Beberapa gejala dapat menandakan bahwa infeksi gigi telah menjadi serius. Segera konsultasi ke dokter apabila muncul gejala lain seperti demam, perasaan tidak sehat secara umum (malaise), pembengkakan kelenjar getah bening, sakit kepala, mual atau muntah, pembengkakan di sekitar wajah, leher, atau mata.

Gejala lainnya yang harus diwaspadai, yakni ketidakmampuan untuk membuka mulut atau rahang (trismus) kesulitan berbicara, mengunyah, atau menelan, sulit bernafas dan detak jantung cepat.

Jika ada sesuatu yang terasa tidak benar, jangan ragu untuk mencari perawatan. Jika gejala tersebut bukan karena infeksi gigi, gejala tersebut mungkin disebabkan oleh kondisi kesehatan lain yang memerlukan perawatan segera.

Cara mengatasi sakit gigi di rumah

Sambil menunggu untuk menerima perawatan, ada beberapa pengobatan rumahan yang bisa dicoba berikut untuk membantu meringankan gejala di antaranya :

  • Konsumsi obat nyeri yang dijual bebas seperti ibuprofen, naproxen, atau parasetamol.
  • Makan makanan lunak dan cobalah untuk mengunyah sisi berlawanan dari mulut dari tempat infeksi berada.
  • Hindari makanan dan minuman yang dapat mengiritasi gigi yang terinfeksi, seperti sangat panas atau sangat dingin, asam, pedas, keras, atau renyah.
  • Gunakan sikat gigi berbulu lembut untuk membersihkan gigi dan menghindari flossing di sekitar gigi yang sakit.
  • Kumur dengan air asin atau bilas hidrogen peroksida untuk mengurangi rasa sakit dan bengkak.
  • Tempatkan kompres dingin di dekat area yang terkena untuk mengurangi rasa sakit dan bengkak.

Pengobatan rumahan di atas hanya untuk digunakan ketika sedang menunggu perawatan medis untuk infeksi gigi. Hal-hal tersebut di atas tidak boleh digunakan sebagai pengganti pengobatan karena tidak dapat mengatasi penyebab sakit gigi.

Ada juga beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membantu mencegah terjadinya infeksi gigi karena cabut gigi

Contohnya seperti  menyikat gigi dengan pasta gigi berfluoride dua kali sehari,  flossing sela gigi setiap hari, dan mengurangi asupan makanan dan minuman manis atau bertepung.

Pembersihan dan pemeriksaan gigi juga bisa dijadwalkan secara teratur. Temui dokter gigi segera setelah sakit atau cedera gigi, seperti retakan atau retakan pada gigi.

Tips dari Lifepal! Mencabut gigi pada dasarnya bukan prosedur yang berbahaya. Justru ketika terjadi infeksi yang mengharuskan gigi untuk dicabut, akan lebih berisiko ketika gigi tidak dicabut.

Pastikan kamu berkonsultasi dengan dokter secara jelas tentang manfaat dan risikonya sebelum menjalani prosedur satu ini. Jangan lupakan juga perawatan setelahnya untuk memastikan kondisi gigimu sehat.

Ingat! Bahkan saat tidak bermasalah, kita diharuskan untuk paling tidak mengecek kesehatan gigi paling tidak 6 bulan sekali ke dokter gigi. Jadi jangan sampai kamu lewatkan ya!

Apakah kesehatan gigi ditanggung asuransi?

Tentu banyak yang penasaran, apakah perawatan kesehatan gigi termasuk dalam asuransi kesehatan?

Asuransi kesehatan adalah asuransi yang menanggung biaya pengobatan hingga perawatan medis lainnya apabila tertanggung sakit. Hal itu bisa berupa rawat jalan, rawat inap, atau pembedahan.

Ada asuransi kesehatan yang memasukkan perawatan gigi sebagai manfaat dasar, tapi ada juga yang memasukkannya sebagai manfaat tambahan (rider) asuransi kesehatan.

Apabila sebagai manfaat tambahan, artinya kamu bisa membeli polis tambahan asuransi dental secara terpisah untuk mendapatkan manfaatnya.

Pertanyaan seputar kenapa cabut gigi bisa meninggal?

Cabut gigi bisa menyebabkan kematian karena infeksi dan komplikasi yang terjadi setelah prosedur ini. Namun dengan semakin majunya dunia kedokteran gigi, kasus seperti ini sudah hampir tidak pernah terjadi sehingga kamu tidak perlu khawatir saat ingin mencabut gigi.
Ada asuransi kesehatan yang memberikan perawatan gigi sebagai manfaat dasar dan ada juga yang menjadikannya rider atau manfaat tambahan. Dapatkan asuransi gigi yang paling sesuai dengan kebutuhan kamu di Lifepal!