Uang Pertanggungan Asuransi Jiwa: Pengertian dan Cara Hitung
Uang pertanggungan asuransi adalah sejumlah uang yang diberikan oleh penanggung atau perusahaan asuransi kepada pihak tertanggung apabila terjadi risiko sebagaimana yang tercantum dalam polis. Uang pertanggungan asuransi merupakan salah satu istilah dalam asuransi yang penting sekali dipahami karena menyangkut besaran dana yang ahli waris dapatkan jika terjadi risiko pada tertanggung seperti meninggal dunia atau cacat tetap.
Jumlah uang pertanggungan sendiri sudah disepakati saat awal membeli polis asuransi dan besaran UP masing-masing nasabah bisa berbeda yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan. Sebagai nasabah, kamu dapat menentukan uang pertanggungan yang dibutuhkan dengan memperhitungkan beberapa faktor. Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Cara Menghitung Uang Pertanggungan Asuransi Jiwa
Setiap nasabah asuransi tidak selalu mendapatkan jumlah uang pertanggungan asuransi yang sama, ini dikarenakan nilai UP akan disesuaikan dengan manfaat polis masing-masing nasabah. Ketika akan membeli asuransi jiwa, ada baiknya kamu sudah memperhitungkan berapa UP yang kamu butuhkan.
Ada beberapa metode untuk mengetahui jumlah UP asuransi jiwa yang ideal, yaitu:
1. Metode human life of value
Pada metode ini, uang pertanggungan dihitung berdasarkan pendapatan bulanan dan juga estimasi waktu pensiun atau masa asuransi. Sederhananya, perhitungan ini mengestimasikan dana yang bisa kamu dapatkan dalam kurun waktu tertentu sehingga disebut dengan nilai hidup atau human life of value.
Ketika menghitung UP dengan metode ini, kamu juga bisa memperhitungkan estimasi kenaikan gaji atau keuntungan apabila uang tersebut disimpan di instrumen investasi tertentu.
Contoh konkretnya, ORI019 adalah obligasi ritel Indonesia (0RI) yang digunakan sebagai patokan untuk pengembalian investasi. Tingkat pengembalian tersebut sebesar 5,57% per tahun.
Untuk menghitung jumlah uang pertanggungan yang dibutuhkan, kita dapat mengambil contoh sejumlah Rp10 juta per bulan selama satu tahun, yang kemudian dihitung dengan tingkat pengembalian 5,57%. Atau jika dirumuskan untuk menghitung uang pertanggungan adalah sebagai berikut:
Uang Pertanggungan = (Rp 10 juta x 12 bulan) / 5,57% = Rp 2,15 miliar.
2. Metode income replacement based value
Metode income based value adalah metode perhitungan uang pertanggungan asuransi jiwa berdasarkan pendapatan. Cara perhitungan ini cukup sederhana karena hanya membutuhkan data pendapatan saat ini yang disetahunkan kemudian dikalikan dengan jangka waktu yang akan dibutuhkan untuk menopang ahli waris. Jadi, pada metode income based value ini yang diperhitungkan adalah estimasi berapa tahun UP ini diharapkan cukup untuk menanggung biaya hidup ahli waris.
Katakanlah Hilman (35 tahun) memiliki pendapatan bulanan sebesar Rp10 juta per bulan dan Ia berencana untuk pensiun pada usia 60 tahun. Maka nilai hidup manusia menggunakan metode income based untuk Pak Hilman adalah sebagai berikut:
Pendapatan Tahunan Anda * Tahun yang Tersisa hingga Pensiun
NHM = 10.000.000 * 25
NHM = Rp250.000.000
Menggunakan Metode Penggantian Pendapatan, NHM Pak Hilman adalah Rp250.000.000. Namun, perlu kamu ketahui bahwa perhitungan ini tidak memasukkan unsur kenaikan pendapatan dan inflasi setiap tahunnya, ya. Jika kamu ingin ada asumsi kenaikan pendapatan, kamu bisa gunakan kalkulator berikut ini.
3. Metode financial needs based value
Metode financial needs based value adalah suatu pendekatan dalam perencanaan asuransi yang digunakan untuk menentukan besaran pertanggungan yang tepat berdasarkan kebutuhan finansial individu.
Cara menghitung uang pertanggungan minimalnya adalah dengan mengetahui besarnya uang kebutuhan tertentu saat ini kemudian dikalikan dengan 150%. Sementara jumlah maksimalnya adalah sama dengan uang di masa mendatang yang kemudian dikalikan dengan 80%.
Dalam hal ini, kita akan mengikuti perjalanan Radit, seorang ayah yang memiliki satu anak dan memiliki rencana untuk mempersiapkan dana pendidikan anaknya di universitas. Biaya pendidikan di universitas saat ini adalah Rp400 juta yang mana 10 tahun lagi akan menjadi sekitar Rp600 juta.
Mari kita lihat bagaimana Metode Nilai Berdasarkan Kebutuhan Keuangan akan diterapkan dalam situasi Radit.
Batas Minimum Pertanggungan (150% dari Biaya Saat Ini):
Rp 400 juta x 150% = Rp600 juta
Batas Maksimum Pertanggungan (80% dari Biaya di Masa Depan):
Rp 600 juta x 80% = Rp480 juta
Jadi, dalam hal ini, Radit selaku nasabah asuransi perlu mempertimbangkan pertanggungan antara Rp480 juta hingga Rp600 juta, tergantung pada tingkat perlindungan yang Ia inginkan dan kesiapan untuk mengatasi kenaikan biaya pendidikan di masa depan.
4. Needs analysis approach
Salah satu metode lainnya yang bisa digunakan untuk menghitung uang pertanggungan asuransi jiwa adalah melalui pendekatan Needs Analysis Approach. Pendekatan perhitungan ini lebih lebih kompleks daripada metode lainnya karena fokus pada pemenuhan kebutuhan tertanggung atau ahli waris juga nilai asuransi jiwa yang sudah dimiliki oleh tertanggung.
Dalam menentukan kebutuhan uang pertanggungan (UP) dalam asuransi jiwa, pendekatan analisis kebutuhan (needs analysis approach) dapat menjadi salah satu metode yang efektif. Pendekatan ini melibatkan evaluasi yang holistik terhadap kebutuhan finansial individu atau keluarga yang diasuransikan.
Misalnya, Pak Budi memiliki istri dan seorang orang anak yang masing-masing orang kebutuhannya sekitar Rp3 juta per bulan. Untuk kebutuhan dana pendidikan anaknya, diperkirakan sekitar Rp1 miliar hingga jenjang S1. Pak Budi ternyata sudah memiliki asuransi jiwa senilai Rp400 juta dan aset sekitar Rp300 juta.
Dengan menggunakan variable yang sudah disebutkan di atas, maka pendekatan cara hitung uang pertanggungan asuransi adalah dengan menjumlahkan seluruh kebutuhan isteri dan anak hingga mandiri, termasuk dana pendidikan. Hasilnya dikurangi dengan uang pertanggungan yang sudah dimiliki dan aset yang ada saat ini. Jadi, dalam pendekatan ini, berbagai faktor dan variabel diperhitungkan untuk menentukan UP yang sesuai, sehingga mampu memberikan perlindungan yang memadai dalam berbagai situasi.
Pertimbangan Menentukan Uang Pertanggungan Asuransi
Saat kamu harus menentukan nilai uang pertanggungan dalam asuransi jiwa, ada beberapa pertimbangan penting yang perlu kamu perhatikan agar asuransi tersebut benar-benar bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhanmu. Oleh karena itu, pertimbangkan hal-hal berikut:
1.Nilai ekonomis
Pertimbangan pertama yang sebaiknya kamu lakukan adalah nilai ekonomis. Nilai ekonomis ini mencerminkan kemampuan ekonomi kamu.
Untuk menilai kemampuan ekonomi kamu dan keluarga, lakukan perhitungan terhadap pendapatan bersih bulanan kamu serta total pengeluaran keluarga. Pendapatan bersih adalah jumlah pendapatan kamu setelah dikurangi potongan untuk tunjangan, pajak, dan lain sebagainya.
2. Menentukan ahli waris
Biasanya, ahli waris adalah pihak yang akan menerima Uang Pertanggungan (UP) jika tertanggung atau pemilik asuransi jiwa mengalami kerugian, seperti cacat total atau meninggal dunia. Namun, kamu juga perlu mempertimbangkan beban tanggungan yang akan dibiarkan kepada ahli warismu. Apakah ahli waris yang kamu pilih juga akan bertanggung jawab atas biaya hidup anggota keluarga lainnya, seperti istri, anak, adik, orang tua, dan sebagainya.
3.Keterkaitan dengan pihak lain
Dalam beberapa jenis asuransi, hubungan atau keterkaitan dengan pihak lain juga akan memengaruhi besaran Uang Pertanggungan (UP) yang akan diberikan. Sebagai contoh, jika tertanggung memiliki utang piutang dengan pihak lain, maka ini akan menjadi faktor yang mempengaruhi jumlah UP yang diberikan.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor di atas, kamu dapat membuat keputusan yang lebih baik dalam menentukan nilai uang pertanggungan dalam asuransi jiwa yang sesuai dengan situasi dan kebutuhanmu.
Berapa Nilai Uang Pertanggungan Asuransi yang Ideal?
Berbeda perusahaan, berbeda pula besaran uang pertanggungan yang akan akan diberikan. Ada yang besarnya puluhan juta atau bahkan mencapai miliaran rupiah. Jadi, kamu bisa memilih besaran uang pertanggungan asuransi tersebut sesuai dengan kebutuhan kamu.
Misalnya, kamu sekarang membutuhkan uang pertanggungan sebesar Rp200 juta, maka nilai tersebut bisa berubah di beberapa tahun mendatang. Hal ini disebabkan, setiap tahun biaya hidup mengalami kenaikan akibat adanya inflasi. Umumnya, inflasi di Indonesia 6-7 persen setiap tahun.
Nilai uang pertanggungan asuransi Rp200 juta saja, dalam dua tahun saja nilai riilnya atau daya belinya turun menjadi Rp178 juta karena harga barang yang naik. Untuk itu, idealnya uang pertanggungan asuransi bisa dihitung berdasarkan pengeluaran bulanan dan mempertimbangkan inflasi.
Namun, perlu diperhatikan juga bahwa besaran UP yang dipilih akan menentukan premi asuransi yang harus dibayarkan setiap bulannya. Semakin besar uang pertanggungannya, makan akan semakin tinggi juga harga preminya.
Karakteristik Uang Pertanggungan yang Bermanfaat
Seperti yang disebutkan sebelumnya, kalau kamu salah menentukan uang pertanggungan asuransi jiwa, maka manfaatnya tidak bisa dirasakan dengan maksimal. Setidaknya ada 4 karakteristik yang menggambarkan UP yang bermanfaat, yaitu:
1. Liabilities
Uang yang didapatkan dapat digunakan untuk membayar utang sehingga tertanggung tidak mewarisi utang kepada ahli waris (pasangan atau anak).
2. Income
Uang yang didapatkan juga perlu dipersiapkan untuk pemasukan atau biaya kehidupan pasangan di kemudian hari.
3. Final expenses
Uang pertanggungan asuransi jiwa juga harus dapat membiayai pengeluaran-pengeluaran akhir, misal melunasi rumah sakit, biaya penguburan atau kremasi, membayar rumah duka, dan lain sebagainya.
4. Education fund or estate
Terakhir, dalam menentukan jumlah pertanggungan asuransi jiwa, perlu mempertimbangkan biaya pendidikan anak (paling tidak sampai anak selesai kuliah S1).
Jadi selalu pastikan untuk memilih produk-produk asuransi jiwa yang tepat dengan disertai UP yang didasari dengan keempat faktor keamanan di atas agar keuangan keluarga dan ahli waris terjamin.
Jenis-Jenis Asuransi yang Memberikan Uang Pertanggungan
Ada beberapa jenis asuransi yang memberikan uang pertanggungan yakni sebagai berikut.
1. Asuransi Jiwa
Salah satu jenis asuransi yang memberikan uang pertanggungan adalah asuransi jiwa dan memang inilah tujuan utama dari memiliki asuransi jiwa. Jenis asuransi yang satu ini dirancang supaya dapat melindungi keluarga tertanggung dari risiko kehilangan pendapatan akibat meninggal dunia maupun cacat tetap.
Ketika kamu memiliki asuransi jiwa, pihak asuransi akan memberikan uang pertanggungan kepada keluarga atau ahli warismu dalam bentuk tunai atau sejumlah uang tertentu yang telah disepakati di awal. Uang pertanggungan ini dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan finansial seperti biaya hidup, pendidikan anak, atau pembayaran hutang tertanggung.
2. Asuransi Kecelakaan
Selain asuransi jiwa, terdapat juga asuransi kecelakaan yang memberikan uang pertanggungan. Asuransi kecelakaan ini memberikan perlindungan finansial jika kamu mengalami kecelakaan yang menyebabkan cidera atau cacat tetap. Jadi, uang pertanggungan hanya akan bisa didapatkan oleh ahli waris bila tertanggung meninggal karena kecelakaan dan bukan sebab-sebab lainnya.
3. Asuransi Penyakit Kritis
Asuransi penyakit kritis juga merupakan jenis asuransi yang memberikan uang pertanggungan. Asuransi ini memberikan perlindungan finansial jika kamu didiagnosis menderita penyakit kritis seperti kanker, serangan jantung, stroke, atau penyakit serius lainnya. Uang pertanggungan dari asuransi penyakit kritis dapat digunakan untuk biaya perawatan medis, pengobatan, atau bahkan penggantian pendapatan selama masa pemulihan.
Apakah Uang Pertanggungan Asuransi Kena Pajak?
Perlu dipahami bahwa santunan yang didapatkan dari asuransi tidak termasuk sebagai objek Pajak Penghasilan (PPh 21). Sementara, objek pajak diwajibkan untuk membayar pajak PPh. Karena tidak termasuk objek PPh, maka uang pertanggungan asuransi tidak dikenakan Pajak Penghasilan (PPh), khususnya jika UP didapatkan dari asuransi jiwa murni, bukan asuransi jiwa unit link.
Meski begitu, ketika melaporkan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) Pajak, kamu tetap perlu menyebutkan adanya UP yang didapat dari asuransi. UP tersebut hanya akan dilaporkan saja, tapi tidak ikut dikenakan pajak.
Tips dari Lifepal! Ada banyak sekali jenis asuransi jiwa yang tersedia di Indonesia dengan jumlah uang pertanggungan yang beragam. Sebelum menentukan produk mana yang dipilih, pastikan kamu sudah memperhitungkan dengan baik besaran UP yang kemungkinan nanti dibutuhkan keluarga untuk menunjang kehidupan sehari-hari hingga dapat mandiri secara finansial.
Apabila kamu memiliki utang lain seperti KPR atau kredit lainnya, sebaiknya pastikan untuk membeli asuransi jiwa kredit sehingga UP dalam asuransi jiwa ini bisa difokuskan untuk kebutuhan ahli waris.
Lalu, jangan samakan juga asuransi dengan tabungan. Meskipun sudah memiliki asuransi, tabungan untuk masa depan tetap diperlukan. Pasalnya, manfaatnya asuransi hanya akan didapatkan apabila terjadi risiko.