Tumor Ovarium Jinak dan Ganas, Apa Sama dengan Kanker?

Tumor ovarium

Di Indonesia, tumor ovarium adalah salah satu masalah kesehatan yang sering dialami oleh para wanita. Biasanya ini terjadi pada masa-masa pascamenopause. Sayangnya, banyak pasien baru mengetahuinya saat telah masuk stadium lanjut. Maka dari itu, penting buat memahami gejala dan pengobatan tumor ini. 

Sebelum masuk ke pembahasannya, pastikan kamu juga memiliki wawasan soal perbedaan tumor dan kanker. Pasalnya, tumor dan kanker masih disalahpahami sebagai suatu masalah kesehatan yang sepenuhnya sama. Meski tampak mirip, sebenarnya terdapat perbedaan antara keduanya.

Pada diagnosis awal, para dokter akan mencari tahu apakah itu tumor jinak atau ganas. Lantaran, tumor jinak cenderung tak berpotensi menjadi kanker. Ditambah perkembangan tumor jinak yang lambat sehingga tidak akan merusak sel dan jaringan sehat di sekitarnya. Terlebih, tumor jinak mampu menerima pengobatan dengan baik. 

Sementara, tumor ganas yang bisa berkembang menjadi kanker. Dengan perkembangan yang cepat, tumor ganas akan menyebar ke bagian tubuh lain dan menyerang kumpulan sel-sel sehat di sekitar. Jadi, bukan berarti semua tumor itu otomatis kanker, ya. 

Jadi, bagaimana gejala dan pengobatannya? Yuk simak pembahasan berikut ini!

Apa itu tumor ovarium?

Tumor ovarium merupakan pertumbuhan massa padat pada jaringan indung telur. Hal ini disebabkan oleh mutasi pada sel di sekitar ovarium yang bertugas untuk menghasilkan telur dan hormon seks. 

Apabila sel tumor ganas menyerang ovarium maka ini juga akan menyerang sel-sel sehat lainnya di sekitar. Mulai dari sel yang melapisi permukaan bagian luar ovarium, sel penghasil ovum, dan sel sekitar jaringan penyatu ovum. 

Perbedaan tumor ovarium dan kanker

Seperti penjelasan sebelumnya, perbedaan tumor ovarium dan kanker sekilas tidak tampak beda jauh. Nyatanya, tumor sendiri bersifat tetap dan tak  berpindah dari satu organ ke organ lainnya. Makanya, tumor indung telur tak berbahaya, kecuali jika ukurannya bertumbuh besar dan menekan organ di sekitar. 

Di sisi lain, kanker yang merupakan perkembangan tumor ganas dapat berpindah-pindah dan menyerang organ lain. Hal ini dipicu oleh pembelahan sel yang tak normal di luar kendali. Akibatnya, kanker bisa menyebabkan kerusakan DNA dalam sel yang berfungsi untuk mengontrol proses pembelahan sel. 

Perbedaan tumor ovarium dan kista 

Umumnya, kista termasuk dalam jenis tumor jinak yang agak lebih lembut karena memiliki kantong berisi  gas, cairan kental, darah, atau cairan setengah padat. Keberadaan kantong ini yang sering membuat orang menganggap ini tumor ganas atau kanker. Sebaliknya, tumor indung telur cenderung lebih keras karena bersifat seperti jaringan. 

Meski kista tak berbahaya, tapi ada kemungkinan perkembangan yang besar bisa menghambat proses persalinan normal sekaligus memicu masalah kehamilan lainnya. 

Gejala kanker dan tumor ovarium

Berikut beberapa gejala kanker dan tumor indung telur yang dapat dialami oleh para penderita:

  • Perut kembung
  • Lebih cepat kenyang
  • Sembelit atau konstipasi
  • Tak bisa menahan buang air kecil 
  • Sakit pada perut dan punggung bagian bawah
  • Nafsu makan dan berat badan menurun
  • Tubuh kelelahan
  • Rasa nyeri saat berhubungan seks
  • Penyebab tumor ovarium dan kanker

    Faktanya, penyebab tumor ini masih belum diketahui secara pasti. Namun, para ahli menyudutkan kemungkinan terkait mutasi DNA di dalam sel.

    Kanker ovarium terjadi karena adanya perubahan atau mutasi genetik pada sel-sel ovarium. Sel tersebut menjadi abnormal, serta tumbuh dengan cepat dan tidak terkontrol.

    Perlu kamu tahu DNA dalam sel memiliki kontrol terhadap pertumbuhan, perkembangan, kematian, dan pembelahan sel. Saat terjadi mutasi, sistem pengaturan DNA otomatis rusak dan berubah kacau. Alhasil, pertumbuhan sel menjadi abnormal sehingga membentuk penumpukan (tumor) di sekitar ovarium. 

    Selain indung telur, ada kemungkinan tumor ini berasal dari sel yang berada di ujung tuba fallopi. 

    Pengobatan tumor ovarium

    Mengingat tingkatan dan sifat tumor yang berbeda, pengobatannya pun berbeda. Berikut beberapa yang mungkin dapat dilakukan:

    1. Operasi

    Pengobatan berupa operasi ini dilakukan berdasarkan pada stadium tumor dan kondisi pasien. Operasi ini bertujuan untuk mengangkat ovarium, khususnya bagian yang terserang sel kanker.

    Jika tumor menyerang kedua bagian maka dokter akan mengangkat seluruh ovarium. Ada kemungkinan operasi juga mengangkat rahim dan jaringan sekitar apabila tumor berada di stadium akhir. Meski jarang, beberapa kasus juga mewajibkan pengangkatan kelenjar getah bening dan tuba falopi.

    2. Radioterapi

    Selanjutnya, pengobatan dalam bentuk radioterapi untuk membunuh sel-sel kanker dengan energi sinar yang tinggi. Biasanya ini berlaku untuk pasien tumor ovarium stadium awal pascaoperasi. Tetapi, ada kemungkinan radioterapi ini digabung dengan operasi atau pengobatan lainnya seperti kemoterapi.

    Di sisi lain, radioterapi juga bisa diberikan pada pasien kanker ovarium stadium akhir. Khususnya, untuk membasmi sel-sel kanker yang telah menyebar ke jaringan lain di tubuh.

    3. Kemoterapi

    Mirip dengan manfaat radioterapi, kemoterapi lebih mengutamakan penggunaan obat-obatan. Jika kemoterapi dilakukan sebelum operasi maka pengobatan ini bertujuan untuk mengecilkan ukuran tumor padat ovarium. Sebaliknya, kemoterapi setelah operasi baru bertujuan untuk membunuh sisa sel-sel kanker yang masih berkembang dalam tubuh.

    Biasanya obat kemoterapi akan disuntikkan pada pembuluh darah, tapi pasien juga bisa menerima obat tertentu yang dapat diminum langsung. Beberapa jenis obat kemoterapi meliputi carboplatin, paclixatel, etoposide, dan gemcitabine

    4. Perawatan Paliatif

    Terakhir, perawatan paliatif merupakan pengobatan yang fokus meningkatkan kualitas hidup pasien tumor stadium akhir. Bentuk perawatan ini diharapkan dapat membantu meredakan rasa sakit sekaligus gejala serius lainnya.

    Selain itu, penderita tumor ini juga bisa mendapatkan terapi pendukung seperti obat pereda nyeri atau antimual. 

    Tips dari Lifepal! Setelah membaca penjelasan seputar tumor ovarium, semoga informasi ini bermanfaat buat kamu. Ada baiknya pula melakukan pendeteksian dan penanganan dini pada tumor ini. Dengan begitu, pasien masih memiliki waktu untuk pulih kembali.  

    Meski berhasil sembuh dari tumor ini, ada potensi untuk mengidap kanker kembali dalam beberapa tahun. Biar proses persiapan dalam pengobatan lebih lancar, kamu juga bisa menggunakan jaminan bantuan dari asuransi kesehatan yang tepat.

    Pentingnya Asuransi Kesehatan

    Tumor ovarium jinak mungkin membutuhkan operasi untuk menghindari tumor membesar. Operasi tumor jinak sendiri ditanggung oleh BPJS Kesehatan.

    Namun apabila kondisi tumornya ganas atau sudah menjadi kanker maka pengobatannya tidak ditanggung BPJS. Tapi kamu tidak perlu khawatir karena ada asuransi kesehatan yang menanggung biaya pengobatan kanker.

    Kamu akan membutuhkan asuransi penyakit kritis untuk penyakit yang satu ini. Umumnya asuransi jenis ini merupakan rider atau manfaat tambahan dari asuransi kesehatan. Jadi bagi kamu yang sudah memiliki asuransi kesehatan, kamu hanya perlu membeli polis asuransi penyakit kritis sebagai tambahan.

    Selain memiliki asuransi, jangan lupa juga untuk menyiapkan dana darurat untuk berjaga-jaga. Hitung dana darurat yang kamu butuhkan dengan kalkulator berikut:

    Pertanyaan seputar tumor ovarium

    Nyatanya, tumor ovarium sendiri bersifat tetap dan tak  berpindah dari satu organ ke organ lainnya. Makanya, tumor ovarium tak berbahaya, kecuali jika ukurannya bertumbuh besar dan menekan organ di sekitar.

    Di sisi lain, kanker yang merupakan perkembangan tumor ganas dapat berpindah-pindah dan menyerang organ lain. Hal ini dipicu oleh pembelahan sel yang tak normal di luar kendali.

    Pengobatan tumor indung telur ditanggung asuransi kesehatan. Namun untuk pengobatan kanker, kamu membutuhkan asuransi penyakit kritis.