Pengertian Inflasi, Penyebab, Dampaknya, dan Cara Hitungnya
Apa itu inflasi? Pengertian inflasi itu apa sih? Sering kita mendengar istilah inflasi kalau menyimak berita-berita seputar ekonomi. Sekalipun istilah ini kerap digunakan, gak sedikit orang lho yang belum memahami pengertian inflasi.
Istilah inflasi sendiri begitu erat hubungannya dengan naiknya harga barang atau jasa. Kalau inflasi naik, berarti harga barang ataupun jasa di suatu daerah atau negara lebih tinggi dari harga sebelumnya.
Gara-gara identik dengan mahalnya barang atau jasa yang diperjualbelikan, inflasi dianggap sebagian orang sebagai biang keladi sulitnya pemenuhan kebutuhan-kebutuhan rumah tangga.
Malahan banyak orang yang berharap inflasi kalau bisa nilainya nol persen.
Boleh-boleh saja menganggap dampak inflasi itu buruk ataupun negatif. Namun, inflasi pada kenyataannya menjadi fenomena moneter yang gak terhindarkan.
Seperti yang dikatakan ekonom Amerika Serikat Milton Friedman, “Inflation is always and everywhere a monetary phenomena”.
Nah, buat kamu yang masih bingung tentang inflasi, berikut ini adalah ulasan mengenai pengertian inflasi, penyebab inflasi, dampak inflasi, hingga cara menghitung inflasi. Yuk, langsung aja disimak.
Pengertian inflasi
Bank Indonesia (BI) yang adalah bank sentral di Indonesia punya definisi mengenai pengertian inflasi. Apa itu inflasi? Menurut Bank Indonesia (BI), inflasi adalah naiknya seluruh harga dan berlangsung terus-menerus dalam jangka waktu tertentu.
Dengan kata lain, satu atau dua barang yang harganya naik gak serta merta memicu kenaikan tingkat inflasi. Berbeda dengan kenaikan harga barang atau jasa yang pengaruhnya bikin harga barang atau jasa lainnya naik. Situasi tersebut bisa memungkinkan terjadinya kenaikan inflasi.
Data inflasi sendiri digunakan Pemerintah sebagai indikator perekonomian. Tiap tahunnya Pemerintah selalu menetapkan target inflasi.
Seandainya target inflasi tercapai, itu berarti upaya Pemerintah dalam menjaga daya beli konsumen dan daya jual produsen berhasil.
Inflasi yang terjaga menunjukkan kenaikan harga gak sampai bikin daya beli konsumen dan daya jual produsen menurun.
Sebaliknya, gak terkontrolnya kenaikan tingkat inflasi dapat menyebabkan daya beli konsumen menurun sehingga perputaran uang pun melambat karenanya.
Perputaran uang di masyarakat yang melambat gara-gara turunnya daya beli konsumen turut andil dalam memperlambat laju perekonomian.
Akibatnya, daya jual produsen pun menurun karena sulitnya menjual barang atau jasa sesuai target yang diinginkan. Singkatnya, menjalankan bisnis sangat susah di negara yang inflasinya gak terkontrol.
Penyebab-penyebab inflasi
Inflasi tentunya gak terjadi begitu aja. Ada beberapa penyebab inflasi yang mendorong naiknya harga barang atau jasa di suatu negara. Fenomena moneter ini disebabkan antara lain:
1. Supply & demand: saat permintaan tinggi dan pasokan rendah, inflasi muncul
Dalam ekonomi, ada hukum yang dikenal dengan nama supply & demand. Hukum yang mana antara penawaran (supply) dan permintaan (demand) saling terkait. Lalu, gimana bisa penawaran dan permintaan ini menjadi penyebab inflasi?
Ambil contoh aja harga batu bara yang melambung tinggi dan membuat tarif listrik menjadi mahal serta mengakibatkan naiknya ongkos produksi.
Ujung-ujungnya, barang-barang produksi jadi mahal harganya. Usut punya usut, saat itu pasokan (supply) batu bara menurun. Padahal, permintaan (demand) batu bara oleh pembangkit listrik sedang tinggi-tingginya.
Alhasil, kenaikan harga batu bara yang mendorong kenaikan tarif listrik bikin tingkat inflasi terdongkrak. Sebab barang ataupun jasa yang dihasilkan produsen gimana pun juga membutuhkan daya listrik yang memanfaatkan batu bara.
2. Ongkos produksi yang naik
Kenaikan harga batu bara adalah satu contoh kenapa inflasi bisa naik ataupun turun. Batu bara sendiri menjadi komoditas yang digunakan sebagai sumber energi selain minyak dan gas. Manfaat batu bara sejauh ini amat dibutuhkan pembangkit listrik dan industri manufaktur karena harganya yang terbilang terjangkau.
Berdasarkan kenyataan tersebut, kenaikan harga batu bara sebagaimana yang diungkap di atas mendorong naiknya ongkos produksi pembangkit listrik ataupun industri.
Ongkos produksi yang naik direspons produsen dengan menaikkan harga barang yang diproduksi.
Sebab kalau gak menaikkan harga barang produksi, keuntungan yang diperoleh produsen bisa meleset dari target. Di sinilah tingkat inflasi naik karena harga barang di pasaran naik sebagai dampak naiknya tarif listrik akibat kenaikan harga batu bara. Dengan kata lain, ongkos produksi yang naik menjadi salah satu sebab penyebab inflasi
3. Kenaikan gaji juga menjadi penyebab inflasi
Kenapa gaji yang naik bisa menjadi penyebab inflasi? Emang apa hubungannya inflasi dengan kenaikan gaji? Rupanya ada lho hubungan antara gaji dan inflasi. Gaji sendiri termasuk komponen pengeluaran dalam suatu usaha alias masuk dalam ongkos produksi.
Nah, perusahaan sebagaimana yang kamu tahu gak mau dong margin keuntungannya menurun. Menaikkan harga barang pun diambil sebagai konsekuensi naiknya ongkos produksi agar margin keuntungan atau profit gak turun.
Harga barang-barang produksi yang mahal pastinya memengaruhi tingkat inflasi. Itulah sebabnya kenaikan gaji termasuk salah satu penyebab inflasi.
4. Jumlah uang yang beredar di masyarakat
Semakin banyak uang beredar di masyarakat, semakin mahal barang atau jasa diperjualbelikan di pasaran yang pada akhirnya berpengaruh terhadap tingkat inflasi.
Bank sentral dalam hal ini Bank Indonesia (BI) berperan dalam mengontrol banyaknya uang yang beredar di masyarakat.
Salah satu fungsi Bank Indonesia (BI) sebagai bank sentral adalah menjaga stabilitas moneter. Itulah kenapa BI disebut otoritas moneter. Gimana cara BI mengontrol peredaran uang di masyarakat?
Penetapan suku bunga acuan atau dikenal dengan istilah BI 7-Day Repo Rate menjadi kunci dalam mengontrol banyaknya uang yang beredar di masyarakat.
Kalau BI menaikkan suku bunga acuan, bunga simpanan dan kredit bank biasanya cenderung naik. Masyarakat pun terdorong buat menyimpan uangnya di bank ketimbang membelanjakannya.
Sebaliknya, suku bunga acuan BI yang turun mendorong bank-bank buat menurunkan bunga simpanan ataupun bunga kredit.
Deposito pun gak menarik karena bunganya kecil. Masyarakat pun enggan menaruh uangnya dalam bentuk simpanan perbankan karena bunganya kecil.
Di sinilah orang-orang memilih buat membelanjakan uangnya walaupun gak semua orang demikian. Tingkat belanja yang naik menandakan naiknya volume uang yang beredar di pasaran.
Ingat, banyaknya uang yang beredar menyebabkan naiknya inflasi.
Dampak-dampak inflasi yang dirasakan secara luas
Setelah memahami pengertian inflasi, kamu tentu makin paham bahwa inflasi menjadi cerminan naiknya harga barang ataupun jasa di pasaran. Naiknya harga barang ataupun jasa secara luas pastinya punya dampak yang dirasakan masyarakat. Berikut ini adalah sejumlah dampak inflasi. Apa aja?
Jenis-jenis inflasi
Dikutip dari Bank Indonesia (BI), inflasi dijelaskan dalam dua kelompok besar, yaitu:
Inflasi Inti adalah komponen dalam inflasi yang persisten (persistent component) di dalam pergerakan inflasi dan dipengaruhi permintaan-penawaran, nilai tukar, harga komoditas internasional, inflasi mitra dagang, hingga ekspektasi inflasi dari pedagang dan konsumen.
Inflasi Non-Inti adalah komponen dalam inflasi yang volatilitasnya cenderung tinggi karena dipengaruhi faktor-faktor di luar faktor fundamental. Inflasi ini terdiri dari inflasi komponen bergejolak (volatile food) dan inflasi komponen harga yang diatur Pemerintah (administered prices).
Di samping pembagian inflasi di atas, ada beberapa jenis inflasi yang perlu kamu ketahui.
1. Demand-pull inflation
Demand-pull inflation adalah jenis inflasi yang muncul karena permintaan barang ataupun jasa lebih tinggi dari biasanya dan naik terlalu cepat sampai produsen pun gak bisa memenuhi permintaan tersebut.
Akibat permintaan yang tinggi, sedangkan penawaran gak mampu mengimbangi, harga-harga barang atau jasa pun melambung naik.
2. Cost-push inflation
Cost-push inflation adalah jenis inflasi yang muncul akibat naiknya biaya produksi sehingga harga barang yang dijual naik atau menjadi mahal.
Umumnya, cost-push inflation terjadi karena faktor-faktor, seperti:
Cara menghitung inflasi
Sampai sini kamu udah memahami donk apa itu inflasi? Nah, kamu selanjutnya perlu tahu nih gimana cara menghitung inflasi.
Tingkat inflasi dihitung dengan menggunakan rata-rata tingkat harga yang tercermin sebagai indeks harga (price index).
Di Indonesia indikator yang sering digunakan buat menghitung inflasi adalah Indeks Harga Konsumen (IHK).
Indeks Harga Konsumen (IHK) dari waktu ke waktu cenderung berubah. Barang ataupun jasa yang masuk dalam IHK ditentukan berdasarkan Survei Biaya Hidup (SBH) yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS).
BPS selalu memonitor pergerakan harga barang ataupun jasa yang disurvei setiap bulannya di beberapa kota, pasar tradisional, dan pasar modern.
Dari data IHK, kita bisa menghitung inflasi yang terjadi di suatu wilayah. Berikut ini adalah rumus menghitung inflasi: Tingkat Inflasi = ([IHK 2 – IHK 1] / IHK 1) x 100
Sebagai keterangan:
Contohnya, IHK pada Januari 2019 yang dirilis BPS adalah 135,83. Sementara IHK pada Desember 2018 adalah 135,39.
Dengan menggunakan rumus menghitung inflasi di atas:
Tingkat Inflasi Januari 2019: ([135,83 – 135,39]) / 135,39) x 100 = 0,32. Jadi, tingkat inflasi Januari 2019 sebesar 0,32 persen.
Cara mengatasi inflasi
Kebijakan moneter
1. Kebijakan Cadangan Wajib Minimum.
2. Kebijakan Diskonto (suku bunga)
3. Kebijakan Operasi Pasar Terbuka
Sekarang udah paham bukan apa itu pengertian inflasi, penyebab inflasi, dampak inflasi, hingga cara menghitung inflasi dan cara mengatasi inflasi? Satu hal yang perlu diingat, inflasi gak menguntungkan kalau tingkatnya begitu tinggi.
Sebaliknya, inflasi bisa membantu selama tingkatnya terukur. Semoga informasi di atas bermanfaat!