Gejala Pneumonia, Penyebab, dan Cara Mengobati
Pneumonia adalah peradangan paru-paru yang disebabkan karena infeksi bakteri, virus atau jamur sehingga penderitanya jadi sulit bernapas.
Penyakit ini juga dikenal sebagai paru-paru basah karena paru-paru bisa saja dipenuhi cairan lendir atau nanah. Kondisi kesehatan ini menyebabkan alveolus atau kantung-kantung udara di salah satu atau kedua paru-paru meradang dan bengkak.
Pneumonia bisa dialami siapa saja, namun orang-orang yang menderita penyakit paru kronis lah yang paling beresiko terkena pneumonia. Penderita COVID-19 pun demikian.
Namun jika menyerang anak-anak, hal ini bisa sangat membahayakan. Menurut WHO (Badan Kesehatan Dunia), 15% kematian anak-anak di bawah 5 tahun di seluruh dunia disebabkan oleh pneumonia.
Lalu bagaimana cara mengetahui seseorang terkena pneumonia? Dan bagaimana juga cara mencegahnya? Yuk cari tahu lebih banyak dalam artikel ini!
Gejala Pneumonia
Gejala pneumonia bisa muncul tiba-tiba dan bisa juga baru muncul sekitar 24-48 jam sejak terinfeksi. Pneumonia gejalanya bisa cukup bervariasi, mulai dari yang ringan hingga berat. Namun pada umumnya gejala yang sering ditemukan adalah sebagai berikut.
Sementara itu, ada juga gejala pneumonia yang butuh bantuan dokter segera, yaitu:
Untuk pneumonia pada anak, gejala yang sering muncul adalah napas yang cepat, tidak teratur dan berbunyi atau mengi pada anak usia di bawah 5 tahun dan pada bayi biasanya disertai dengan kejang, muntah, lemas, sulit minum asi atau susu maupun mpasi.
Karena pneumonia pada anak bisa membahayakan kesehatannya, kamu harus segera bawa si kecil jika menemukan gejala-gejala seperti disebutkan di atas ya!
Sedangkan pneumonia pada lansia biasanya menunjukkan gejala yang spesifik, yaitu mengalami kondisi kebingungan dan suhu badan di bawah suhu normal.
Pneumonia bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, virus atau jamur. Bakteri yang sering menyebabkan pneumonia adalah Streptococcus pneumoniae, Staphylococcus aureus, Klebsiella Sp dan Pseudomonas Sp. Sedangkan untuk jamur seperti P. carinii, C. neoformans, H. capsulatum dan sebagainya biasanya menyerang orang-orang yang memiliki gangguan sistem imun. Sementara virus yang bisa menyebabkan pneumonia adalah misalnya virus influenza, CMV dan herpes simpleks bahkan virus SARS-CoV-2 yang menjadi penyebab COVID-19 juga bisa menyebabkan pneumonia pada penderitanya. Pneumonia karena COVID-19 bisa mengakibatkan komplikasi berbahaya, seperti Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS). Penyakit ini mudah ditularkan lewat udara. Biasanya penularannya terjadi saat seseorang yang punya pneumonia batuk atau bersin tanpa melakukan etika bersin yang benar. Namun peluang kamu terkena pneumonia akan semakin besar jika memiliki faktor-faktor resiko di bawah ini. Jika kamu mengalami banyak gejala-gejala di atas, jangan ragu untuk segera periksa ke dokter, ya! Diagnosis untuk pneumonia dilakukan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik dan juga aka nada pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis dan pemeriksaan fisik, dokter biasanya akan mencari tanda dan gejala yang terlihat di luar tubuh. Setelah itu aka nada pemeriksaan suara napas untuk memastikan apakah ada kelainan atau tidak. Dokter juga memeriksa denyut nadi untuk melihat seberapa banyak kadar oksigen yang beredar dalam tubuh kamu Biasanya dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang terhadap paru-paru kamu. Jenis pemeriksaan tambahan seperti: Dokter juga bisa melakukan pemeriksaan kesehatan yang lebih lanjut setelah melakukan hal-hal di atas, yaitu: Untuk masalah pengobatan pneumonia, dokter akan menyesuaikannya dengan penyebab pneumonia dan juga tingkat keparahan pneumonia yang dialami. Karena pengobatan yang dilakukan tujuannya adalah untuk menghentikan infeksi, mencegahnya kambuh kembali dan juga mencegah komplikasi. Misalnya: Penderita pneumonia yang memiliki gejala berat perlu mendapat perawatan intensif di rumah sakit untuk mencegah komplikasi yang bisa mematikan. Seperti misalnya jika pasien sulit bernapas, maka dokter akan memasang ventilator atau alat bantu napas. Perlu juga diketahui jika dalam pengobatan pneumonia ini harus selalu menjalankan saran dari dokter mengenai obat yang perlu dikonsumsi, jangka waktu konsumsi dan pemeriksaan lanjutan jika dibutuhkan. Perawatan rumah bisa dilakukan jika kamu dalam masa pemulihan atau mengalami gejala pneumonia ringan. Ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan di rumah untuk mencegah infeksi datang kembali dan bisa cepat pulih. Jika pneumonia tidak diatasi dengan baik, kondisi ini bisa mengakibatkan berbagai komplikasi yang bisa memperburuk kondisi kesehatanmu. Komplikasi dari pneumonia yang sering muncul diantaranya adalah sebagai berikut: Anak kecil dan lansia yang memiliki masalah kesehatan sebelumnya seperti diabetes lebih mungkin menderita komplikasi-komplikasi di atas. Di Sebagian besar kasus yang tidak berhubungan dengan penyakit yang sudah terlanjur di derita seperti diabetes, infeksi pneumonia sebenarnya bisa dicegah dengan beberapa cara seperti berikut ini: Tentu tidak ada satu orang pun di dunia yang ingin sakit, namun dengan memiliki asuransi kesehatan setidaknya kamu sudah punya pegangan jika harus sampai rawat inap. Asuransi kesehatan akan menanggung biaya perawatan medis kamu, mulai dari rawat inap, rawat jalan dan juga obat-obatannya. Saat ini sudah banyak kok produk asuransi kesehatan yang bisa kamu pilih sesuai kebutuhan dan kemampuan. Pastikan kamu membaca dengan jelas apa saja yang dicover asuransi tersebut agar tidak rugi di kemudian hari jika ternyata penyakit kamu tidak termasuk di dalamnya sehingga harus beli rider lagi. Kamu bisa menghemat waktu dengan mengecek berbagai asuransi dengan mudah di website Lifepal lho! Kamu bisa membandingkan premi asuransi kesehatan dengan cepat dan membelinya dengan mudah. Tips dari Lifepal! Sebagai upaya pencegahan penyakit pneumonia, sebaiknya kamu segera melakukan vaksin pneumonia. Selain itu, kamu juga menerapkan pola hidup sehat, mulai dari tidak merokok, tidak mengonsumsi alkohol, olahraga, dan mengonsumsi makanan sehat. Jangan lupa juga untuk menyiapkan asuransi dan dana darurat agar finansial kamu tetap aman. Cek besaran dana darurat yang kamu butuhkan berikut. Tidak. Semua orang, baik bayi hingga lansia memiliki resiko untuk terkena pneumonia karena penyakit ini mudah menular. Ada perbedaan gejala yang timbul dari kedua jenis pneumonia ini, yaitu: Untuk memastikan jenis pneumonia mana yang diderita, kamu harus memeriksakan diri ke dokter sesegera mungkin ya. Tentu saja bisa. Selama kamu memeriksakan kondisi kesehatan ke dokter dan sudah ada diagnosa yang jelas. Dokter nantinya akan memberikan terapi sesuai kondisi pneumonia yang kamu derita. Selain itu kamu juga harus menjaga kesehatan dengan istirahat yang cukup, makan makanan bergizi dan memakai masker jika keluar rumah. Agar biaya pengobatan kamu tidak memberatkan, sebaiknya segera miliki asuransi kesehatan.Penyebab pneumonia dan faktor resikonya
Diagnosis pneumonia
Pengobatan Pneumonia
Perawatan pneumonia di rumah
Komplikasi yang bisa muncul karena pneumonia
Cara mencegah pneumonia
Pentingnya punya asuransi kesehatan
FAQ seputar pneumonia
Apakah hanya orang yang sudah tua atau lansia yang bisa mengalami pneumonia?
Bagaimana untuk tahu apakah saya pneumonia biasa atau pneumonia dengan COVID-19?
Apakah pneumonia bisa disembuhkan?
Tidak. Semua orang, baik bayi hingga lansia memiliki resiko untuk terkena pneumonia karena penyakit ini mudah menular.
Ada perbedaan gejala yang timbul dari kedua jenis pneumonia ini, yaitu:
- Untuk pneumonia biasa, gejala yang biasa muncul adalah batuk tidak berdahak, bibir dan kuku tampak biru, batuk dengan lendir dan nyeri yang parah pada dada saat batuk.
- Untuk pneumonia dengan COVID-19, gejala yang muncul biasanya batuk kering, demam dan kelelahan di tahap awal. Selanjutnya akan muncul nyeri otot, muntah, detak jantung lebih cepat, napas yang lebih cepat dan pendek, sesak napas dan banyak keringat.
Untuk memastikan jenis pneumonia mana yang diderita, kamu harus memeriksakan diri ke dokter sesegera mungkin ya.
Tentu saja bisa. Selama kamu memeriksakan kondisi kesehatan ke dokter dan sudah ada diagnosa yang jelas. Dokter nantinya akan memberikan terapi sesuai kondisi pneumonia yang kamu derita.
Selain itu kamu juga harus menjaga kesehatan dengan istirahat yang cukup, makan makanan bergizi dan memakai masker jika keluar rumah.
Agar biaya pengobatan kamu tidak memberatkan, sebaiknya segera miliki asuransi kesehatan.