Kenali Apa Itu E-Commerce Beserta Jenis dan Contohnya

e-commerce adalah

Electronic commerce atau e-commerce adalah istilah yang beberapa tahun belakangan ini kerap didengar. Lantas apa pengertian dari e-commerce itu sendiri? 

Artikel ini akan menjelaskan secara lengkap mengenai e-commerce, sejarah, sistem pembayaran, hingga jenis e-commerce. 

Apa itu e-commerce?

Dikutip dari Investopedia, istilah e-commerce adalah model bisnis dimana memungkinkan perusahaan atau individu menjual atau membeli barang dan jasa melalui internet. 

E-commerce sendiri merupakan transaksi yang menggunakan alat-alat elektronik seperti televisi, telepon, komputer, dan internet. Meski belakangan, e-commerce diidentikan dengan transaksi melalui internet. 

Tak hanya terpatok pada jual beli saja, istilah e-commerce juga mencakup kegiatan lain seperti lelang online, internet banking, payment gateway, ataupun tiket online. Sederhananya, e-commerce adalah semua transaksi yang berbasis online atau melalui internet. 

Awal mula e-commerce

Tahun 1994 menjadi cikal bakal e-commerce dikenal di dunia. Saat itu Phil Brandenberger menggunakan Mastercardnya untuk membeli compact disk seharga US$12,48 melalui internet. Transaksi ini kemudian menjadi sejarah bahwa kehadiran internet berpeluang untuk melakukan belanja elektronik. 

Sejak saat itu e-commerce pun mulai berkembang dengan munculnya Amazon dan Alibaba di pertengahan 90-an. Kehadiran raksasa e-commerce ini secara tak langsung mengubah wajah industri ritel. Semula masyarakat berbelanja secara tatap muka, namun dengan kehadiran internet jadi mengubah perilaku masyarakat. 

Di Indonesia, e-commerce mulai dikenal seiring dengan perkembangan internet di tanah air. Saat itu berdiri Indosat (1994) dan menjadi Internet Service Provider (ISP) komersial pertama di Indonesia. Berselang lima tahun, muncul Kaskus yang didirikan Andrews Darwis dan Bhinneka.com. 

Di awal 2000-an Lippo Group pun meluncurkan Lippo Shop, yang menjual barang kebutuhan sehari-hari secara online. Kemudian berturut-turut bermunculan Toko Bagus, layanan uang elektronik Doku (2007), Tokopedia (2009) hingga Gojek dan Bukalapak di tahun 2010. 

Sampai saat ini, e-commerce di Indonesia berkembang pesat dengan jenis yang variatif dari berbagai model bisnis. 

Jenis e-commerce

Di Indonesia, bisnis e-commerce mengalami peningkatan transaksi setiap tahunnya. Pada 2019, bisnis e-niaga ini mencetak transaksi hingga Rp205,5 triliun. Dan di tahun 2020, naik menjadi Rp429 triliun. 

Fakta ini diperkuat dengan laporan dari PPRO, perusahaan layanan pembayaran terkemuka di dunia tentang pembayaran perdagangan online, menyebutkan Indonesia memiliki pertumbuhan belanja online tertinggi hingga 78 persen per tahun. 

Pilihan model bisnis e-commerce ada beberapa jenis. Jika dilihat dari pihak-pihak yang terlibat, bisnis e-commerce terbagi menjadi : 

Business to Business (B2B) 

Dari model e-commerce ini penjual dan pembeli sama-sama dari pihak bisnis. Artinya, bisnis ini hanya menyasar perusahaan saja. Di Indonesia, bisnis e-commerce jenis ini belum tergarap secara maksimal. Contoh e-commerce B2B antara lain Ralali.com, IndoTrading.com, Electronic City, Indonetwork, Kawan Lama dan Mbiz. 

Mbiz merupakan anak usaha Lippo Group yang membidik pasar ini. Perusahaan ini fokus pada e-procurement khusus B2B dan B2G. Business to Consumer (B2C) 

Consumer to Consumer (C2C)

Model ini melibatkan konsumen sebagai penjual dan pembeli. Konsumen individu dapat menjual atau membeli produk dari konsumen lainnya. Marketplace merupakan contoh dari e-commerce model ini. Seperti Shopee, Tokopedia, Bukalapak dan sebagainya. 

Tapi selain marketplace, transaksi online jenis ini bisa juga langsung dari individu ke individu, tanpa melibatkan pihak ketiga. Contohnya seperti OLX, online shop di Instagram atau forum jual beli di Kaskus. 

Consumer to Business (C2B)

Tidak seperti kebanyakan model bisnis yang ada, dimana perusahaan menyediakan produk untuk konsumen. Tapi di jenis ini, konsumen yang memberi produk atau layanan ke perusahaan. Sehingga layanan atau produknya tersebut menguntungkan keduanya. 

Contoh dari model C2B antara lain freelancer atau fotografer individu penyedia foto untuk situs stok foto. Di mana nantinya fotografer akan mendapat royalti dari fotonya yang digunakan masyarakat.  

Government to Business (G2B) 

Penerapan dari model ini seperti pajak perseroan, pengurusan pendaftaran perusahaan, hak paten merek dagang, izin usaha dan sebagainya. 

Demi keamanan dan kenyamanan pelaku bisnis, pemerintah (government) membentuk lingkungan usaha yang kondusif. Dengan begitu ada interaksi yang harmonis antara pemerintah dan pebisnis. 

Business to Government 

Di sini merujuk pada bisnis yang memberi layanan untuk pemerintah. Sistem ini memungkinkan pebisnis menawarkan produk, layanan atau informasi ke pemerintah. Misalnya penyediaan e-procurement, dimana pemerintah membuka tender secara online dan transparan.

Consumer to Government 

Salah satu contoh untuk transaksi elektronik model ini adalah masyarakat atau konsumen membayar pajak penghasilan secara online. Transaksi ini disebut juga C2G dimana transaksi dilakukan individu ke pemerintah atau administrasi publik. Model ini dikenal juga dengan consumer to administration (C2A). 

Contoh E-commerce di Indonesia

Berikut beberapa contoh e-commerce besar di Indonesia: 

Tokopedia 

Marketplace yang menunjuk boyband Korea Selatan, BTS, menjadi brand ambassadornya ini berdiri pada 17 Agustus 2009. Sampai saat ini, e-commerce yang didirikan oleh William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison ini, memiliki 11 juta penjual dan menjadi salah satu unicorn di Indonesia. Tokopedia merupakan perusahaan teknologi yang memberi solusi untuk pemberdayaan UMKM di Indonesia.

Berdasarkan data SimilarWeb kategori Marketplace di Indonesia, Tokopedia menjadi pemimpin pasar belanja online di Indonesia. Dengan perolehan jumlah kunjungan 129,1 juta

Shopee 

Berasal dari Singapura di bawah SEA Group, Shopee berdiri sejak 2009. Selain Singapura, Shopee sudah melebarkan sayap ke beberapa negara di Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia, Filipina, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia. 

Di tahun 2019, Shopee mulai bergerak aktif di negara Brasil, sebagai negara pertama di luar Asia. Berbagai prestasi ditorehkan Shopee seperti Marketing Award, Netizen Brand Choice Award, dan Brights Award Indonesia (2017) untuk kategori Iklan Paling Berkesan. 

Bukalapak 

Achmad Zaky mendirikan Bukalapak awalnya sebagai toko online untuk memfasilitasi UMKM berjualan di internet. Perlahan Bukalapak menjadi website e-commerce besar, bahkan menjadi salah satu unicorn  di Indonesia. 

Berdiri sejak 2010, hingga saat ini Bukalapak telah melayani lebih dari 6 juta pelapak, 5 juta mitra Bukalapak dan 90 juta pengguna aktif. 

Blibli 

Blibli resmi diluncurkan pada 25 Juli 2011, menjadi e-commerce buatan Indonesia dengan model bisnis B2B, B2C, dan B2B2C (business to business to consumer). 

Berdasarkan data SimilarWeb, Blibli banyak memiliki traffic share sebanyak 4,22 persen dengan jumlah kunjungan per bulan 16,99 juta. E-commerce dengan warna website didominasi biru ini merupakan anak perusahaan PT Global Digital Prima atau dikenal sebagai Djarum Group.

Lazada 

Dilihat dari jumlah pengunjungnya, memiliki pengunjung 28,66 juta kunjungan per bulan. Perusahaan yang berdiri di Singapura pada 2021 lalu ini, merupakan e-commerce yang dimiliki Alibaba Group. Tak heran, bila mengunjungi Lazada, banyak penjualnya berasal dari negeri tirai bambu, China. Beberapa investor yang pernah berinvestasi di Lazada antara lain Tesco, Temasek Holdings Summit Partners, JPMorgan Chase, Investment AB Kinnevik dan Rocket Internet. 

JD.ID 

Perusahaan e-commerce yang berbasis di Tiongkok ini didirikan oleh Liu Qiandong atau Richard Liu, pada Juli 1988. Berawal menjual produk optik magnet di Beijing, ritelnya kini berkembang dengan menjual barang elektronik, ponsel, komputer dan sejenisnya.

JD.ID sendiri mulai beroperasi di Indonesia pada 2015 ini memiliki model e-commerce B2C. 

Orami 

Dibanding e-commerce lainnya, Orami menjadi e-niaga dengan segmen terbatas. Sebab hanya menyediakan perlengkapan bayi, ibu hamil, kecantikan dan perlengkapan rumah tangga.

Didirikan pertama kali oleh Ferry Tenka dan Gusmantara Ekamukti Himawan, awalnya hanya menyediakan produk kebutuhan bayi dan ibu hamil saja. Kemudian berkembang menjadi beberapa kategori. 

Zalora

E-commerce ini merupakan bagian dari Global Fashion Group, grup fesyen terkemuka di dunia, Berdiri pada tahun 2011, sebagai dedikasi untuk membuat perusahaan fashion online di negara berkembang. Seperti Hong Kong, Singapura, Indonesia, Filipina, Thailand, Vietnam, Malaysia dan Brunei. 

Namun di Australia dan New Zealand, Zalora beroperasi dengan nama The Iconic. Hingga saat ini Global Fashion Group sudah beroperasi di 27 negara. 

Matahari 

Salah satu situs perdagangan elektronik ini merupakan anak perusahaan dari Lippo Group. Matahari mengadopsi sistem belanja O2O atau online to offline dan offline to online. 

Sistem ini diberlakukan untuk memudahkan pelanggan membayar, mengambil, atau mengembalikan produk di ratusan cabang Matahari Department Store di seluruh Indonesia. Matahari menjual berbagai produk fashion. 

Bhinneka 

Menjadi salah satu toko online yang masih eksis sejak 1997, pertama kali Indonesia mengenal e-commerce dan internet. Berawal dari menjual bermacam-macam produk elektronik juga sebagai distributor produk IT. Saat ini website Bhinneka tak hanya berkutat di elektronik saja, tapi sudah merambah ke otomotif, hobi, agrikultur dan fashion. 

Sistem pembayaran di bisnis e-commerce 

Tujuan dari bisnis e-commerce adalah mempermudah transaksi jual beli. Karenanya metode atau sistem pembayaran yang dipakai pun mempermudah untuk itu. Pada bisnis ini ada beberapa sistem pembayaran yang perlu kamu tahu, antara lain : 

Transfer bank 

Cara ini merupakan pembayaran yang paling sering dilakukan. Terutama bagi konsumen yang tidak memiliki kartu kredit. Hanya saja, transfer bank termasuk sistem pembayaran yang melalui proses panjang. 

Sebab, harus dilakukan secara manual, kamu harus ke ATM, mobile banking, atau internet banking untuk melakukan pembayaran belanja online. Meski begitu, cara ini terbilang aman. 

Kartu kredit

Salah satu sistem pembayaran yang populer di bisnis e-commerce adalah menggunakan kartu kredit atau visa. Penggunaannya pun cukup mudah, cukup memasukkan data kartu kredit maka otomatis pembayaran langsung diproses. 

Menggunakan kartu kredit di transaksi online juga banyak keuntungannya. Salah satunya program promo cicilan 0% yang biasa dikeluarkan bank penerbit kartu. 

Debit 

Pembayaran memakai cara debit ini prosesnya kurang lebih sama dengan transaksi menggunakan kartu kredit. 

Pembedanya, untuk kartu kredit biaya belanja online dibebankan ke bank atau menjadi hutang bagi pemegang kartu. Sedangkan untuk kartu debit, biaya transaksi dipotong dari tabungan si pemegang kartu. 

Rekening bersama 

Metode ini sering digunakan di marketplace. Rekening bersama menggunakan pihak ketiga sebagai perantara antara penjual dan pembeli, dan menahan dana sampai transaksi selesai. Tujuannya adalah melindungi penjual dan pembeli dari penipuan transaksi belanja online. 

Nah, setelah barang diterima, konsumen wajib mengkonfirmasi agar dana di pihak ketiga bisa dilepaskan. 

E-wallet 

Kamu pasti sudah familiar dengan sistem pembayaran e-wallet atau dompet elektronik. Contoh yang dekat dengan keseharian antara lain Gopay, OVO, T-Cash. 

Seperti namanya dompet digital, maka bisa dipakai untuk menyimpan uang dalam bentuk digital juga. Dan digunakan setiap kamu bertransaksi online. 

Cash on delivery (COD) 

Cara ini merupakan salah satu yang tengah naik daun. Biasanya sistem pembayaran ini dipakai bagi pembeli yang ingin melihat produknya terlebih dulu. Metode ini sebenarnya malah menghilangkan kemudahan yang ditawarkan bisnis e-commerce. 

Karena penjual harus bertemu pembeli secara langsung. Saat ini Shopee memakai metode COD ini. Di mana pembeli harus membayarnya pada kurir pengantar barang. 

Tunai di gerai retail 

Bisnis e-commerce benar-benar memudahkan masyarakat untuk berbelanja online. Bagi konsumen yang tidak memiliki kartu kredit, debit atau e-wallet, atau jauh dari akses perbankan, ada cara lain yang bisa dipakai untuk pembayaran. 

Yaitu membayar tunai di gerai retail seperti Indomaret, Alfamart, atau Kantor Pos Indonesia. 

Kelebihan bisnis e-commerce 

Meski bisnis e-commerce ini menawarkan kemudahan dan praktis, tapi tak serta merta menjadikannya tanpa kekurangan. Yuk, simak informasi mengenai kelebihan e-commerce. 

Ketersediaan 

Bisnis ini berlangsung 1 x 24 jam, hingga memungkinkan konsumen untuk berbelanja kapan saja dan dimana saja. Transaksi pembayaran pun tak kenal jam kerja Kapan saja transaksi bisa dilakukan secara online.

Jangkauan lebih luas 

Melalui bisnis online ini, penjual dan pembeli bisa melakukan transaksi dari mana saja. Penjual bisa menawarkan produknya hingga ke luar negeri. Begitu juga dengan pembeli. Metode pembayarannya pun mendukung akan hal itu. Seperti penggunaan kartu kredit visa atau PayPal. 

Akses mudah dan cepat 

Jika di toko fisik banyak kendala hingga memperlambat transaksi jual beli. Berbeda dengan e-commerce dimana semua transaksi dilakukan dengan cepat. Hanya tinggal klik, tak butuh waktu lama produk yang diinginkan bisa dibeli atau dijual. 

Biaya rendah 

Dengan bisnis ini banyak biaya operasional yang bisa ditekan. Seperti biaya sewa, inventaris, kasir dan sewa gudang. 

Rekomendasi produk 

Melalui e-commerce segala riwayat penelusuran dan pembelian pengunjung dengan mudah diketahui. Dari data ini konsumen akan mendapat rekomendasi produk sejenis atau yang bakal disukai konsumen. 

Kelemahan dari e-commerce 

Tak hanya kelebihannya, nyatanya e-commerce juga memiliki kelemahan tersendiri. Berikut ini diantaranya: 

Layanan pelanggan terbatas 

Bila di toko fisik, konsumen bisa langsung bertanya mengenai produk yang akan dibeli. Sedangkan di situs e-commerce ada batas waktu untuk menerima layanan pelanggan.

Tidak mengetahui kualitas produk 

Berbelanja online memiliki kelemahan, konsumen tidak mengetahui kualitas atau mutu dari produk atau jasa yang dibeli. Seringkali konsumen terpaksa mengembalikan barang karena tidak sesuai dengan yang diharapkan. 

Waktu pengiriman 

Berbeda dengan membeli langsung, dimana produk atau jasa bisa langsung dipakai. Di e-commerce konsumen memiliki waktu tunggu pengiriman hingga barang diterima di tangan. Terlebih jika waktu pengiriman mengalami kendala karena hari libur atau masalah transportasi. Otomatis barang akan lebih lama diterima. 

Keamanan

Sistem transaksi online dalam e-commerce memiliki kelemahan mudah diretas. Baik itu dari situs penyedia e-commerce atau dari data perbankan konsumen, seperti kartu kredit atau debit. Selain itu konsumen sering jadi korban penipuan dari produk yang dijual tidak sesuai yang ditawarkan di web. 

E-commerce memberi kemudahan masyarakat untuk bertransaksi melalui jaringan internet. Hal ini memicu perubahan gaya hidup masyarakat, dari belanja fisik beralih ke online. Cukup dengan mengunjungi situsnya, melakukan pembayaran melalui online, dan barang pun diterima. 

Semoga informasi ini dapat menambah pengetahuan kamu mengenai e-commerce atau perdagangan online.  

Kalau kamu punya pertanyaan terkait tips mengelola bisnis dan usaha sekaligus mendapatkan rekomendasi kepada berbagai produk asuransi yang ada di Indonesia, konsultasikan saja di Tanya Lifepal

Pertanyaan seputar e-commerce 

 
E-commerce adalah model bisnis dimana memungkinkan perusahaan atau individu menjual atau membeli barang dan jasa melalui internet. E-commerce sendiri merupakan transaksi yang menggunakan alat-alat elektronik seperti televisi, telepon, komputer, dan internet. Meski belakangan, e-commerce diidentikan dengan transaksi melalui internet.
Di Indonesia, ada berbagai perusahaan e-commerce seperti Tokopedia, Shopee, Bukalapak, Lazada, hingga Orami.

Bisnis ini melayani dalam jual beli barang secara elektronik. Nah, kalau kamu mau beli berbagai produk asuransi, seperti asuransi kesehatan, asuransi jiwa, asuransi mobil, dan lain sebagainya, bisa beli di marketplace Lifepal!