Fisioterapi Itu Apa? Ini Tujuan dan Bentuk Perawatannya

Fisioterapi

Ketika mengalami cedera akibat olahraga atau patah tulang, biasanya pasien akan diminta untuk menjalani fisioterapi, yaitu terapi fisik adalah suatu prosedur yang dilakukan dengan tujuan mencegah atau menurunkan risiko seseorang cacat fisik akibat cedera atau penyakit.

Selain cedera atau patah tulang, terapi ini  juga bisa dilakukan untuk mengobati penyakit tertentu. Lalu, apa saja penyakit yang bisa disembuhkan dengan fisioterapi? Bagaimana bentuk perawatannya? Berikut informasi selengkapnya.

Fisioterapi itu apa?

Dilansir Ikatan Fisioterapi Indonesia (IFI), fisioterapi adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk mengembangkan, memelihara, dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh melalui penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis, dan mekanis) pelatihan fungsi, dan komunikasi.

Secara singkat, terapi fisik adalah bentuk pelayanan kesehatan untuk mencegah dan mengurangi risiko cacat fisik akibat cedera atau penyakit dengan cara melakukan latihan fisik, terapi manual, edukasi, dan saran. 

Dalam menjalani terapi ini, pasien akan dibantu dan diarahkan oleh seorang ahli yang disebut fisioterapis. Perlu diketahui bahwa fisioterapis ini berbeda dengan dokter.

Dilansir Primaya Hospital, seorang fisioterapis bertugas menilai, merawat, dan mengelola berbagai masalah fisik terkait dengan sistem pernapasan, kardiovaskular, neuromuskular, dan muskuloskeletal tubuh manusia. Selain itu, pasien juga bisa berkonsultasi dengan fisioterapis. 

Fisioterapi bisa dilakukan untuk semua rentang usia, baik anak-anak, dewasa, hingga lansia. Prosedur ini banyak dilakukan pada orang yang mengalami cedera sendi, radang sendi (arthritis), masalah pada punggung, inkontinensia, sakit leher dan sakit kepala, hingga sindrom carpal tunnel.

Dengan menjalani terapi ini, pasien dapat merasakan beberapa manfaat berikut ini:

  • Mengurangi rasa nyeri.
  • Mencegah disabilitas dan operasi.
  • Meningkatkan fungsi dan kemampuan gerak tubuh.
  • Mencegah terjadinya cedera olahraga.
  • Sebagai rehabilitasi setelah stroke, kecelakaan, cedera, atau operasi.
  • Membantu memperbaiki keseimbangan tubuh untuk mencegah terpeleset atau terjatuh.
  • Mengelola penyakit kronis, misalnya diabetes melitus, penyakit jantung, atau radang sendi (artritis).
  • Membantu proses pemulihan setelah melahirkan.
  • Membantu pasien beradaptasi dengan anggota tubuh palsu atau buatan.
  • Membantu pasien beradaptasi dengan alat bantu jalan atau tongkat.
  • Fisioterapi untuk penyakit apa saja?

    Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, fisioterapi biasanya dilakukan oleh pasien yang mengalami cedera sendi, radang sendi (arthritis), masalah pada punggung, inkontinensia, sakit leher dan kepala, hingga sindrom carpal tunnel. Berikut penjelasan lebih lanjutnya:

    Cedera sendi

    Salah satu masalah yang paling sering dialami pasien terapi fisik adalah cedera sendi. Umumnya, cedera ini menimbulkan gejala, seperti sakit dan nyeri, bengkak, hingga memar. 

    Untuk meredakan gejala cedera sendi, fisioterapis akan memberikan pijatan serta terapi panas dan dingin. Namun, jika pasien mengalami masalah cedera sendi tulang belakang, maka fisioterapis akan melakukan fisioterapi tulang belakang berupa peningkatan kekuatan inti untuk mencegah intervertebral disc disease.

    Arthritis

    Untuk pasien arthritis atau radang sendi, fisioterapis akan melakukan terapi fisik berupa pijatan, ultrasound, dan terapi panas. Namun, untuk beberapa kondisi akan dibutuhkan hidroterapi atau latihan dalam air hangat yang bertujuan mengurangi nyeri dan meningkatkan mobilitas sendi.

    Masalah punggung

    Fisioterapi dengan pijatan, terapi titik pemicu, dan akupuntur dapat mengobati pasien dengan masalah punggung. Sementara untuk memperbaiki postur tubuh, akan digunakan corrective sports tape

    Inkontinensia

    Inkontinensia adalah suatu kondisi di mana pasien tidak dapat menahan keinginan untuk buang air. Kondisi ini tak jarang membuat pasien merasa malu sehingga terus menutupinya.

    Meskipun demikian, banyak juga pasien yang menderita inkontinensia ini bisa dibantu dengan pengobatan nonbedah, seperti mengonsumsi obat-obatan tertentu, pemasangan cincin pesarium, dan fisioterapi. 

    Pasien akan menjalani terapi berupa latihan dasar penguatan panggul dan saran untuk menjalani pola hidup yang lebih sehat.

    Sakit leher dan kepala

    Sering merasa sakit kepala akibat disfungsi tulang belakang servikal? Penyakit ini menyebabkan rusaknya ruas tulang leher beserta bantalannya sehingga pasien sering kali mengeluhkan kepala dan bahu yang terasa nyeri.

    Terapi fisik menjadi salah satu pengobatan yang dapat membantu mengobati penyakit ini. Namun, sebelum itu diperlukan diagnosis yang cermat. 

    Selain itu, pengobatan ini juga bergantung pada kondisi yang dialami oleh pasien. 

    Sindrom carpal tunnel

    Penyakit selanjutnya yang membutuhkan terapi fisik adalah sindrom carpal tunnel. Sindrom ini menyebabkan penderitanya sering kali merasa kesemutan dan kebas. 

    Terapi fisik yang akan dilakukan pasien berupa teknik antiinflamasi, seperti penggunaan es dan pijatan, serta latihan peregangan untuk mengurangi gejala sindrom carpal tunnel. 

    Gangguan pernapasan

    Gangguan pernapasan, seperti asma, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), atau fibrosis kistik juga membutuhkan terapi fisik paru-paru atau sering disebut dengan fisioterapi dada. 

    Fisioterapis akan memberikan edukasi pada pasien tentang bagaimana cara bernapas yang lebih baik. Misalnya pada penderita asma, pasien akan dijelaskan dan diajari bagaimana caranya mengontrol gejala asma, seperti sesak napas dan batuk-batuk. 

    Gangguan sistem saraf

    Stroke, multiple sclerosis, dan penyakit Parkinson merupakan beberapa kondisi yang termasuk dalam gangguan sistem saraf dan membutuhkan terapi inii. Gangguan ini umumnya menyebabkan pasien sulit berbicara dan bergerak. 

    Oleh karena itu, terapi fisik yang dilakukan adalah untuk mengurangi gangguan fungsi tubuh tersebut serta rasa nyeri yang ditimbulkan. Sebagai contoh, fisioterapi stroke yang dilakukan untuk melatih kemampuan fisik atau kemampuan motorik pasien apabila kemampuan fisik pasien melemah semenjak terserang stroke.

    Ada juga fisioterapi saraf kejepit yang membantu mengatasi kondisi di mana ruas tulang belakang menekan saraf tulang belakang.

    Itulah beberapa penyakit yang membutuhkan terapi fisik. Selain itu, beberapa penyakit seperti pengapuran sendi lutut dan bell’s palsy juga membutuhkan terapi fisik, yakni fisioterapi lutut dan fisioterapi bell’s palsy.

    Bentuk perawatan fisioterapi

    Kamu mungkin penasaran seperti apa sih bentuk perawatan ini. Dilansir National Service Health UK, bentuk perawatannya adalah sebagai berikut. 

    Edukasi dan saran

    Selain melakukan terapi fisik, fisioterapis juga akan memberikan edukasi dan saran yang bisa kamu terapkan sehari-hari. Tujuannya adalah untuk mengurangi risiko terjadinya cedera berulang maupun mengurangi rasa sakit akibat cedera. 

    Misalnya, ketika kamu mengalami sakit punggung, fisioterapis akan menjelaskan bagaimana postur tubuh yang baik, cara membawa atau mengangkat barang yang benar, menghindari peregangan berlebih, atau berdiri terlalu lama.

    Olahraga dan aktivitas fisik

    Gerakan dan latihan diperlukan untuk meningkatkan kesehatan pasien dan mobilitas serta fungsi gerak pasien. Selain itu, olahraga juga dapat membantu menguatkan kembali bagian tubuh tertentu. 

    Biasanya, terapis akan merekomendasikan beberapa jenis olahraga yang bisa dilakukan. 

    Terapi manual

    Terapi manual adalah sebuah teknik digunakan seorang fisioterapis untuk memanipulasi dan memobilisasi sendi yang cedera dengan cara memijatnya menggunakan tangan.

    Terapi ini membantu menghilangkan rasa sakit dan kekakuan otot-otot tubuh, meningkatkan sirkulasi darah, hingga meningkatkan pergerakan pada bagian tubuh. 

    Hal yang harus diperhatikan ketika fisioterapi

    Setiap orang memiliki respon yang berbeda-beda terhadap terapi ini. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi kesehatan, bentuk tubuh, kebiasaan, hingga aktivitas sehari-hari. 

    Oleh karena itu, sebelum menjalaninya, sebaiknya kamu memberi tahu dokter apabila sedang mengonsumsi obat, termasuk obat herbal, maupun suplemen tertentu karena dikhawatirkan akan berpengaruh pada efektivitas terapi.

    Kamu juga harus memberitahu dokter jika sedang menderita penyakit tertentu atau menjalani terapi lain sehingga dokter maupun fisioterapis bisa menentukan jenis terapi yang tepat sesuai kondisi kamu.

    Selain itu, tidak ada salahnya juga kamu bertanya mengenai tujuan, manfaat, risiko yang dapat terjadi, serta hasil akhir yang diharapkan dari prosedur  ini.

    Tips dari Lifepal! Terapi fisik hasilnya tidak instan. Meskipun begitu, dalam beberapa penyakit kamu mungkin sudah bisa langsung merasakan kemajuan sejak terapi pertama.

    Namun, dibutuhkan konsistensi agar terapi ini bisa menghasilkan target yang diinginkan. Maka dari itu, ikuti dengan baik saran dari dokter dan fisioterapis jika kamu ingin membaik dengan cepat.

    Apakah fisioterapi ditanggung asuransi?

    Kabar baiknya, biaya terapi fisik ini ditanggung oleh BPJS Kesehatan, tapi jumlahnya dibatasi. Jadi untuk penyakit tertentu, kamu mungkin perlu asuransi lain untuk menanggung biaya terapi ini.

    Fisioterapi masuk ke dalam manfaat asuransi rawat jalan. Jenis asuransi ini sendiri bisa berupa asuransi rawat jalan murni maupun asuransi rawat jalan sebagai rider atau manfaat tambahan dari asuransi jiwa atau asuransi kesehatan.

    Pertanyaan seputar fisioterapi

    Biaya fisioterapi bisa bervariasi, tergantung program, banyaknya sesi, teknik terapi fisik yang dilakukan, serta rumah sakit yang menyediakan layanan ini. Nah, biasanya berkisar mulai dari Rp100.000 hingga lebih dari Rp400.000 per sesinya.
    Fisioterapi ditanggung oleh BPJS Kesehatan, tapi jumlahnya dibatasi. Asuransi yang menanggung terapi ini adalah asuransi rawat jalan, yang bisa dimiliki terpisah maupun sebagai rider dari asuransi jiwa maupun asuransi kesehatan.