Penyakit Jantung Aritmia – Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

penyakit jantung aritmia

Penyakit jantung aritmia merupakan istilah umum yang digunakan untuk kondisi gangguan irama jantung. Penderita aritmia biasanya merasakan jantung berdetak terlalu cepat (takikardia), terlalu lambat (bradikardia), atau tidak teratur. 

Sayangnya, kebanyakan penderita menganggap kondisi ini sebagai sesuatu yang tidak membahayakan. Padahal, penyakit jantung aritmia bisa menjadi berbahaya dan mengancam jiwa bila tidak ditangani sejak dini. 

Maka dari itu, penting untuk mengetahui gejala penyakit aritmia dan penyebabnya sehingga kamu tahu apa yang harus dilakukan ketika kondisi ini terjadi. Yuk, baca ulasan selengkapnya di bawah ini. 

Apa itu penyakit jantung aritmia

Penyakit jantung aritmia adalah gangguan irama jantung yang disebabkan oleh adanya pada impuls listrik yang berfungsi untuk mengatur detak jantung. Akibatnya, penderita penyakit aritmia akan merasa jantung berdetak terlalu cepat (takikardia), terlalu lambat (bradikardia), atau tidak teratur. 

Dilansir dari Medical News Today, pada kondisi normal, jantung berdetak sekitar 60-100 kali per menit. Sementara pada atlet olahraga yang rutin melakukan aktivitas fisik, detak jantung normalnya berkisar 40-60 denyut per menit.

Hal ini dikarenakan, semakin banyak aktivitas fisik yang dilakukan oleh seseorang, seperti olahraga, maka semakin cepat pula jantung berdetak karena tubuh membutuhkan lebih banyak oksigen tambahan. Namun, pada penderita penyakit jantung aritmia, perubahan irama jantung tidak berhubungan dengan aktivitas fisik. 

Jadi, meskipun kamu sedang melakukan aktivitas fisik atau tidak, detak jantung bisa saja melambat, terlalu cepat, atau tidak teratur.  

Jenis penyakit jantung aritmia

Melansir dari National Heart, Lung, and Blood Institute, penyakit aritmia dibagi ke dalam beberapa jenis, yakni:

Bradikardia

Bradikardia adalah suatu kondisi di mana jantung berdetak cenderung melambat, yakni kurang dari 60 detak per menit. Akibatnya, penderita penyakit jantung aritmia jenis ini merasa pusing, sangat lelah, dan sesak napas. 

Detak jantung prematur

Jenis aritmia yang satu ini menyebabkan waktu jeda yang singkat dan diikuti dengan detak jantung yang lebih kuat saat jantung kembali berdetak ke irama yang teratur. Detak jantung prematur ini adalah jenis aritmia yang paling umum dan dapat memicu aritmia jenis lainnya.

Aritmia supraventrikular

Aritmia yang terjadi di atrium ini dibagi menjadi tiga jenis,yaitu atrial fibrilasi (jantung berdetak lebih cepat dari 400 detak per menit), atrial flutter (jantung berdetak sekitar 250-350 detak per menit), dan takikardia supraventrikular paroksismal (adanya tambahan detak jantuk akibat sinyal listrik yang terganggu).

Aritmia ventrikular

Gangguan irama jantung yang terjadi pada bagian bilik bawah ini dibagi menjadi dua jenis, yakni

  • Ventricular tachycardia (jantung berdetak lebih dari 200 detak per menit) dan
  •  Fibrilasi ventrikel (gangguan sinyal listrik yang membuat ventrikel bergetar sehingga dapat menyebabkan serangan jantung mendadak hingga kematian dalam beberapa menit saja).
  • Penyebab penyakit jantung aritmia

    Aritmia dapat menyerang segala kalangan usia. Bahkan, dilansir dari Webmd, jantung yang dalam keadaan sehat pun dapat mengalami gangguan ini.

    Sakit jantung aritmia terjadi ketika adanya gangguan pada impuls listrik yang berfungsi untuk mengatur detak jantung sehingga menyebabkannya tidak dapat bekerja dengan baik. Nah, impuls listrik yang tidak dapat bekerja dengan baik ini bisa disebabkan oleh sejumlah kondisi, seperti :

  • Kecanduan alkohol
  • Diabetes
  • Penyalahgunaan narkoba
  • Konsumsi kopi yang berlebihan
  • Penyakit jantung, seperti gagal jantung kongestif
  • Tekanan darah tinggi
  • Hipertiroidisme atau hipotiroidisme
  • Jaringan parut pada jantung, seringkali muncul akibat serangan jantung
  • Merokok
  • Konsumsi suplemen makanan atau obat herbal tertentu
  • Konsumsi obat-obatan tertentu
  • Perubahan struktural di jantung
  • Sleep apnea
  • Faktor genetik
  • Kurang tidur
  • Infeksi Covid-19
  • Faktor yang meningkatkan resiko penyakit jantung aritmia

    Selain itu, beberapa faktor berikut ini juga dapat meningkatkan risiko terkena penyakit aritmia seperti yang dilansir dari Hello Sehat. 

    Usia

    Seiring bertambahnya usia, jaringan dan fungsi jantung pun akan mengalami perubahan. Inilah yang meningkatkan risiko terjadinya aritmia. 

    Lingkungan

    Paparan polusi udara, terutama partikulat dan gas juga dapat meningkatkan risiko penyakit aritmia jangka pendek. 

    Genetik

    Apabila orangtua atau anggota keluargamu lainnya ada yang mengalami aritmia, maka kemungkinan besar kamu juga akan mengalami hal yang sama. 

    Hal ini dikarenakan adanya gangguan mutasi gen sehingga menyebabkan sel yang berfungsi untuk mengirim sinyal detak jantung tidak dapat bekerja dengan baik. 

    Kebiasaan tertentu

    Kebiasaan merokok, minum alkohol, dan menggunakan obat-obatan terlarang dapat mengganggu irama jantung. Terlebih, merokok merupakan salah satu penyebab utama penyakit jantung. 

    Kondisi kesehatan tertentu

    Faktor lainnya yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung aritmia adalah kondisi kesehatan tertentu, seperti mengidap penyakit lain, seperti penyakit jantung, hipertensi, sleep apnea, obesitas, gangguan autoimun, dan diabetes. 

    Gejala penyakit jantung aritmia

    Umumnya, penyakit jantung aritmia tidak menimbulkan gejala sehingga seringkali tidak dirasakan oleh penderitanya. Meskipun demikian, bukan berarti gangguan ini tidak berbahaya. 

    Adapun gejala utama penyakit aritmia yang biasanya muncul adalah sebagai berikut. 

  • Jantung berdebar kencang
  • Detak jantung terasa lebih lambat
  • Nyeri di bagian dada
  • Sesak nafas
  • Selain gejala utama di atas, aritmia juga menimbulkan gejala lainnya, seperti :

  • Merasa gelisah
  • Kelelahan
  • Sakit kepala ringan atau pusing
  • Berkeringat
  • Pusing
  • Hilang kesadaran (pingsan) atau hampir pingsan
  • Jika kamu merasakan beberapa gejala di atas, tidak ada salahnya untuk segera memeriksakan diri ke dokter. Sebab, gangguan aritmia yang tidak segera mendapat perawatan yang tepat, dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa, seperti stroke, gagal jantung dan kematian mendadak.

    Pengobatan penyakit jantung aritmia

    Sebelum menentukan pengobatan yang tepat untuk menangani penyakit jantung aritmia, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan terlebih dahulu untuk menegakkan diagnosis. Adapun pemeriksaan yang akan dijalani antara lain:

  • Elektrokardiogram (EKG), untuk merekam aktivitas listrik jantung. Nantinya, dokter akan memasang alat EKG portable yang disebut holter monitoring pada dada, lengan, dan kaki pasien untuk mengetahui seberapa cepat jantung berdetak.
  • Ekokardiogram, untuk melihat ukuran, struktur, dan gerakan jantung.
  • Tes stres, bertujuan memeriksa apakah penyakit aritmia disebabkan oleh aktivitas tertentu. Untuk jenis tes stres yang paling umum adalah berjalan di atas treadmill dan mengayuh sepeda stasioner.
  • Selain itu, dokter juga akan menyarankan untuk menjalani pemeriksaan lain, seperti pengukuran kadar gula darah, kadar elektrolit, dan biopsi. 

    Setelah dilakukan sejumlah pemeriksaan, barulah dokter menentukan pengobatan untuk menangani sakit jantung aritmia ini. Berikut adalah pengobatan aritmia yang umumnya dilakukan dikutip dari Mayo Clinic. 

  • Minum obat-obatan tertentu, tergantung jenis aritmia yang diderita pasien. Misalnya, pasien penderita takikardia, maka obat yang diresepkan adalah obat untuk mengontrol detak jantung dan mengembalikan irama jantung normal.
  • Terapi ablasi, berfungsi untuk menghancurkan bagian kecil dari jaringan yang rusak penyebab aritmia.
  • Implantable cardioverter-defibrillator (ICD), alat berukuran kecil ini ditanam di dekat tulang selangka kiri. Fungsinya adalah untuk mendeteksi adanya detak jantung yang tidak normal sehingga ICD dapat merangsang jantung untuk kembali berdetak normal. 
  • Prosedur maze, dilakukan dengan cara membuat serangkaian sayatan bedah di jantung yang akan membentuk bekas luka saat sembuh. Nantinya, bekas luka inilah yang akan menghambat sekaligus memandu impuls listrik agar dapat membantu jantung berdetak secara efisien. 
  • Tips dari Lifepal! Itulah informasi mengenai penyakit jantung aritmia. Untuk mencegahnya, kamu bisa menerapkan gaya hidup yang sehat untuk jantung, seperti berhenti merokok, membatasi konsumsi alkohol dan kopi, rutin berolahraga.

    Selain itu, penting juga untuk mengelola stres sehingga risiko terkena gangguan irama jantung ini bisa menurun. 

    Gunakan asuransi kesehatan yang mengcover penyakit kritis 

    Asuransi kesehatan dapat mengcover biaya pengobatan dan perawatan medis di fasilitas kesehatan jika tertanggung mengalami sakit. Adapun biaya yang dicover oleh perusahaan asuransi meliputi biaya rawat inap, biaya rawat jalan sampai pembedahan. 

    Salah satu pertimbangan yang perlu kamu perhatikan saat memilih asuransi kesehatan adalah apakah asuransi tersebut sudah mengcover penyakit kritis atau belum. Cari tahu di Lifepal, daftar asuransi penyakit kritis terbaik di Indonesia dan bandingkan sendiri harga premi serta manfaatnya. 

    Pertanyaan seputar penyakit jantung aritmia

    Gangguan irama jantung atau penyakit jantung aritmia yang tidak segera mendapat perawatan yang tepat, dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa, seperti stroke, gagal jantung dan kematian mendadak.
    Asuransi kesehatan menawarkan penggantian biaya pengobatan di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya sehingga penggunanya tidak perlu mengeluarkan uang untuk berobat. Salah satu jenisnya adalah asuransi kesehatan cashless yang memungkinkan pengguna berobat ke faskes hanya dengan menunjukkan kartu asuransi yang dimiliki.