Transplantasi Organ: Fungsi, Prosedur, dan Risikonya
Transplantasi organ adalah operasi untuk menggantikan organ yang tidak berfungsi baik atau mati dengan organ yang masih aktif, bisa dari orang lain yang masih hidup atau donor organ dari orang yang sudah meninggal.
Simak penjelasan lebih lengkap mengenai transplantasi organ tubuh, manfaat, prosedur, dan beberapa risikonya dalam artikel ini.
Pengertian transplantasi organ
Transplantasi adalah sebuah tindakan medis untuk mengganti organ rusak/mati dari pasien dengan organ aktif yang masih sehat dari pendonor.
Tujuan transplantasi organ agar dapat memperpanjang angka harapan hidup pasien penerima donor.
Dewasa kini, jenis-jenis transplantasi organ umumnya meliputi organ ginjal, pankreas,hati, jantung, paru-paru, dan usus halus.
Meskipun transplantasi organ tubuh dapat meningkatkan seseorang tetap hidup, di sisi lain tindakan medis tersebut memiliki risiko tinggi untuk menyebabkan fatality pada tubuh.
Fungsi transplantasi organ
Tindakan medis seperti transplantasi organ pastinya memiliki manfaat dan tujuan yang akan diterima oleh pasien ketika prosedur medis tersebut telah selesai dan berjalan baik.
Berikut beberapa manfaat transplantasi organ yang akan dirasakan oleh pasien bila berhasil dilakukan:
1. Meningkatkan angka harapan hidup
Transplantasi organ dapat meningkatkan angka harapan hidup seseorang dengan meminimalisir risiko penyakit/malfungsi organ sebelumnya.
Sangat penting untuk tetap mengikuti saran dan rekomendasi dokter pasca melakukan transplantasi organ agar tubuh dapat menyesuaikan dengan organ baru.
2.Kualitas hidup meningkat
Setelah menerima organ donor sehat dan melalui prosedur yang benar, pastinya pasien dapat meningkatkan kualitas hidup jadi lebih sehat dibandingkan sebelumnya.
Pada tahapan ini pasien akan merasakan kesempatan hidup untuk kedua kali dan akan merawat tubuhnya lebih baik lagi dengan pola hidup yang sehat.
3. Meminimalisir risiko kecacatan
Organ yang telah mati atau malfungsi akibat penyakit tertentu akan mengganggu sistem jaringan tubuh lainnya. Tindakan transplantasi organ dapat meminimalisir risiko kecacatan di bagian tubuh lainnya.
Sehingga pasien tidak memerlukan tindakan operasi lanjutan untuk mengangkat organ yang mati/rusak yang membuat pasien mengalami kecacatan.
4. Mengurangi tindakan medis yang panjang
Transplantasi organ tertentu seperti ginjal akan memungkinkan pasien tidak memerlukan tindakan medis yang panjang selama hidupnya.
Selain berkaitan dengan biaya yang perlu dilakukan selama kegiatan tindakan medis panjang seperti cuci darah, melemahnya psikologis menjadi pertimbangan seseorang memutuskan untuk menerima transplantasi organ tubuh baru.
5. Psikologis jadi lebih membaik dari sebelumnya
Pasien yang menerima organ baru memiliki optimisme baru mengenai hidup. Hal tersebut dikarenakan pasien telah menerima organ baru yang meningkatkan angka harapan hidup.
Selain itu, biasanya pasien akan lebih bersyukur kepada yang maha kuasa dan kondisi psikologisnya jadi lebih membaik dari sebelumnya.
Prosedur transplantasi organ
Sebelum menerima tindakan transplantasi organ, pasien akan melewati prosedur transplantasi organ yang begitu panjang.
Dokter yang menangani pun cukup beragam, dari mulai aspek psikologis, anestesi sampai bedah dalam akan diobservasi terlebih dahulu agar dapat meminimalisir resiko yang terjadi.
Transplantasi organ tubuh yang aman adalah memperhatikan prosedur dan standar operasional medis yang ditetapkan oleh IDI (Ikatan Dokter Indonesia).
Umumnya, pasien yang akan menerima transplantasi organ akan melewati tiga tahapan sampai prosedur medis transplantasi organ selesai.
Berikut tahapan prosedur medis yang perlu diketahui oleh pasien:
1. Pencarian organ yang cocok
Prosedur transplantasi organ yang pertama, pasien harus menerima organ donor yang cocok dengan dirinya. Saat ini donor organ dapat ditemukan dari orang yang baru meninggal maupun sukarelawan pendonor yang bersedia menyumbangkan organ tubuhnya.
Ada beberapa kriteria organ tersebut dapat diterima oleh pasien atau tidak, yaitu:
2. Menerima edukasi sebelum dan saat operasi transplantasi organ
Persiapan tindakan transplantasi organ dipersiapkan dari jauh hari. Selama periode waktu tersebut, penerima donor, pendonor, maupun seluruh tim medis yang terkait akan menerima edukasi secara menyeluruh.
Edukasi medis mengenai prosedur transplantasi, manfaat, risiko, dan konsultasi medis selanjutnya setelah operasi transplantasi organ dinyatakan berhasil.
Berikut persiapan transplantasi selengkapnya:
3. Rekomendasi perawatan setelah operasi transplantasi organ
Setelah operasi selesai dilaksanakan, tim medis dan dokter akan menempatkan pendonor dan penerima donor pada ruangan ICU.
Hal tersebut bertujuan agar keduanya mendapatkan pengawasan ketat dan pemeriksaan apakah ada komplikasi setelah dilakukannya tindakan transplantasi organ.
Saat pasien telah siuman, pasien akan memiliki perubahan selama beberapa hari mengenai organ tubuh barunya sampai pemulihannya sudah baik. Setelah diperbolehkan pulang, pasien tetap harus mengikuti arahan yang diberikan oleh dokter.
Risiko transplantasi organ
Meskipun operasi transplantasi organ memiliki manfaat yang baik bagi pasien. Risiko saat melakukan tindakan operasi transplantasi organ tubuh baru perlu dipertimbangkan.
Berikut ini risiko setelah transplantasi organ:
1. Komplikasi dari obat yang diberikan
Obat yang diterima oleh pasien merupakan obat berkadar tinggi. Hal tersebut bisa saja memengaruhi sistem imun seseorang.
Beberapa obat keras yang diterima dapat memiliki efek samping seperti anemia, mual, diare, darah tinggi, rambut rontok, tremor, susah tidur, iritasi dan berbagai penyakit lainnya akibat komplikasi obat keras.
2. Gangguan seksual
Pengaruh obat dapat mengganggu hormonal dalam tubuh seseorang. Selain itu, tekanan psikologis maupun pengaruh obat dapat menjadi penyebab terjadinya gangguan seksual.
3. Gangguan pencernaan
Penerima organ biasanya harus menyesuaikan dulu dengan organ baru. Kondisi tersebut cukup mengganggu karena tubuh akan menolak makanan yang diterima.
Beberapa opsi seperti memberikan makanan dalam infusan dapat menjadi solusi sampai pasien telah pulih.
Kapan sebaiknya melakukan transplantasi organ?
Transplantasi organ dapat dilakukan berdasarkan keterangan medis dari dokter terkait. Dokter akan melakukan prosedur medis lainnya sebelum melakukan transplantasi organ.
Hal tersebut dikarenakan tindakan medis transplantasi organ merupakan tindakan terakhir bila tindakan medis lainnya belum menunjukan hasil yang efektif.
Tips dari Lifepal! Transplantasi organ merupakan keputusan yang sangat penting dan berisiko. Selalu konsultasikan diri kamu dengan dokter untuk tindakan medis yang tepat.
Gunakan asuransi kesehatan yang mengcover penyakit kritis
Asuransi kesehatan dapat mengcover biaya pengobatan dan perawatan medis di fasilitas kesehatan jika tertanggung mengalami sakit. Adapun biaya yang dicover oleh perusahaan asuransi meliputi biaya rawat inap, biaya rawat jalan sampai pembedahan.
Salah satu pertimbangan yang perlu kamu perhatikan saat memilih asuransi kesehatan adalah apakah asuransi tersebut sudah mengcover penyakit kritis atau belum. Cari tahu di Lifepal, daftar asuransi penyakit kritis terbaik di Indonesia dan bandingkan sendiri harga premi serta manfaatnya.
Pertanyaan Seputar Transplantasi Organ
- Asuransi Kesehatan AXA Mandiri
- Asuransi Kesehatan Astra
- Lippo Asuransi Kesehatan
- Asuransi Kesehatan Sinar Mas
- Asuransi Kesehatan Chubb Life
- Asuransi Kesehatan Cigna (Cigna Asuransi)
- Asuransi Kesehatan BRI Life
- Asuransi Kesehatan Prudential
- Asuransi Kesehatan Allianz
- Asuransi Kesehatan Manulife (Manulife Asuransi)
- Asuransi Kesehatan BNI Life
- Asuransi Kesehatan AIA
- Asuransi Kesehatan Takaful