TB Laten: Penyakit TBC yang Sedang Tertidur
Seperti yang kita ketahui, penyakit tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit infeksi paru-paru yang bisa menular. Namun sayangnya, tidak semua orang yang tertular penyakit ini bisa merasakan gejalanya, alias Tb laten.
Orang yang mengalami tb laten, atau TBC laten, hanya bisa menunjukkan reaksi perlawanan tubuh terhadap kuman mycobacterium tuberculosis. Tetapi karena daya tahan tubuh penderitanya berfungsi normal, maka tidak menunjukkan gejala dominan.
Perlu diketahui, penularan TBC laten bisa melalui air liur. Dan penyakit ini bisa menyerang siapa saja, termasuk balita dan orang tua lanjut usia yang sudah rentan.
Ada Tb laten dan Tb aktif, apa perbedaan dari kedua kondisi tersebut? Simak rangkuman penjelasannya di bawah ini.
Tb laten adalah
Tb laten adalah infeksi TBC yang asimtomatik atau tidak menunjukkan gejala apapun. TBC sendiri disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis dan menjadi 10 besar penyebab kematian di dunia setelah HIV/AIDS.
Diperkirakan per tahunnya ada 1,5 juta orang meninggal akibat penyakit ini. Tb laten adalah sebutan untuk Tb non aktif. Perbedaan Tb laten dan Tb aktif terletak pada gejala yang dideritanya.
Seseorang yang mengalami TBC laten, cenderung tidak merasa sakit atau mengalami gangguan pernapasan. Perbedaan Tb laten dan Tb aktif selanjutnya juga terletak pada respons imun atau daya tahan tubuh terhadap serangan infeksi bakteri.
Menurut penelitian, diperkirakan sekitar 5-10% orang yang mengalami tb laten akan berubah dan bisa berkembang menjadi tb aktif. Hal yang mungkin terjadi pada tb laten adalah bakteri penyebab TBC sedang berada dalam kondisi “tidur”.
Kondisi “tidur” hanya dapat berlaku pada orang yang memiliki daya tahan tubuh tinggi. Lalu apa yang terjadi pada orang yang memiliki daya tahan tubuh rendah? Kemungkinan besar, kondisi “tidur” tersebut akan bangun dan menjadi tb aktif.
Kondisi TBC laten yang sedang “tidur” ini artinya bakteri tidak memperbanyak diri dna tidak menyebabkan kerusakan pada sel-sel paru-paru yang sehat. Ada tiga tahapan infeksi bakteri TBC pada seseorang. Yaitu:
Bakteri yang “tidur” di dalam tubuh seseorang bisa bertahan sampai bertahun-tahun lamanya. Kondisi inilah yang menandakan orang tersebut mengalami tb laten.
Lalu bagaimana cara mengetahui seseorang menderita TBC laten?
Diagnosis Tb laten
Meskipun seseorang yang mengalami TBC laten tidak menunjukkan gejala apapun, orang tersebut tetap harus melakukan sejumlah tes. Tes untuk mendeteksi kondisi TBC laten meliputi:
1. Tes kulit tuberculosis
Tes kulit tuberculosis atau tes kulit Mantoux tuberculin merupakan rangkaian tes yang dilakukan dengan menyuntikkan cairan tuberkulin ke kulit di bagian bawah lengan.
Hasil tes ini nantinya akan menunjukkan apakah seseorang terinfeksi bakteri TBC atau tidak. Sayangnya tes ini tidak dapat menunjukkan apakah seseorang mengalami Tb laten dan Tb aktif.
2. Tes darah
Tes darah baru akan dilakukan jika hasil dari tes kulit menunjukkan hasil positif. Hasil pengujian darah akan menunjukkan bahwa adanya respons sistem imun terhadap infeksi bakteri di dalam darah.
3. Sputum smear microscopy
Pemeriksaan ini dikenal dengan istilah tes dahak. Tujuannya adalah untuk menganalisis sampel dahak di bawah mikroskop yang mendeteksi keberadaan dan jumlah bakteri TBC yang ada. Tes dahak memiliki tingkat keakuratan yang tinggi.
4. Rontgen paru
Rontgen paru dilakukan untuk melengkapi diagnosis dari hasil tes kulit dan tes sputum. Nantinya hasil rontgen paru akan menunjukkan apabila ada tanda-tanda kerusakan paru yang disebabkan oleh infeksi kuman TBC.
Pengobatan Tb laten
Pada umumnya, pengobatan TBC membutuhkan waktu sekitar 6 bulan hingga 2 tahun untuk dinyatakan sembuh. Pengobatannya pun menggunakan beberapa terapi yang juga berlaku bagi penderita TBC laten.
Umumnya, pengobatan pada penderita TBC laten adalah meliputi pemberian antibiotik seperti isoniazid dan rifapentine. Pengobatan ini diberikan dalam dosis harian yang ditentukan berdasarkan kondisi medis penderita.
Pada dasarnya, penderita TBC laten biasa bisa sembuh dalam waktu singkat dengan pengobatan antibiotik. Namun lain halnya dengan penderita HIV/AIDS yang membutuhkan waktu sembilan bulan untuk mencegah Tb laten menjadi Tb aktif.
Lalu siapa saja yang berisiko terkena Tb laten dan Tb aktif?
Orang yang memiliki risiko terkena Tb laten dan Tb aktif
Menurut keterangan dari World Health Organization atau WHO, ada beberapa kelompok orang yang memiliki faktor risiko terkena TBC paling tinggi.
Oleh karena itu, orang yang mengalami TBC laten harus melakukan pemeriksaan untuk mengetahui diagnosis dan jumlah bakteri yang ada di dalam darah.
Berikut kelompok orang yang memiliki risiko tinggi terkena Tb laten dan Tb aktif:
Tips dari Lifepal! sebisa mungkin hindari kontak fisik dengan penderita TBC untuk mencegah Tb laten dan Tb aktif. Namun jika tanpa disadari sudah melakukan kontak fisik, segera lakukan pemeriksaan untuk diagnosis lebih lanjut.
Pastikan kamu menjalani pola hidup yang sehat, rajin berolahraga, makan makanan bergizi dan sehat, serta istirahat cukup untuk menghindari berbagai macam penyakit dan meningkatkan sistem imun tubuh.
Jagalah selalu kesehatan tubuh, sebab biaya pengobatan kamu tidaklah murah. Oleh karena itu, mari mulai melakukan gaya hidup sehat. Selain itu, kamu pun tetap harus menjaminnya dengan memiliki asuransi kesehatan.
Semoga informasi ini bermanfaat!
Uang pertanggungan dari asuransi
Produk asuransi akan memberikan uang pertanggungan (UP), berupa sejumlah uang yang akan cair jika terjadi risiko meninggal dunia.
Kita bisa mengetahui nilai UP dengan menghitung Nilai Hidup Manusia. Jika kamu ingin mengetahui berapa besarannya, manfaatkan kalkulator berikut ini untuk menghitungnya:
Perlu diketahui, asuransi memiliki sejumlah risiko, terutama mengenai risiko kerugian investasi. Jika produk yang kamu pilih berbentuk unit link, maka ada risiko kerugian investasi di dalamnya.
Artinya, ada kemungkinan kamu perlu membayar premi lebih lama dari ketentuan awal jika terjadi risiko kerugian tersebut. Kalau kamu tidak mengisi ulang saldo unit link yang kosong, bisa-bisa polis kamu lapse.
Maka dari itu, pastikan sebelum memilih produknya kamu sudah membaca polisnya secara rinci. Mau cara yang lebih simple? Manfaatkan fitur perbandingan asuransi terbaik di Lifepal!